Mahameru - 4

7.2K 1.2K 113
                                    

Hujan kian deras. Jungkook bahkan tidak peduli lagi dengan jas hujan yang sudah tidak terpasang dengan benar. Berkali-kali ia terpeleset jalanan becek yang licin, tapi Jungkook terus menerobos pepohonan yang rimbun. Berusaha secepat mungkin untuk sampai di Cemoro Kandang.

Untung saja Jungkook masih sedikit hafal jalur, meski sempat juga beberapa saat terhenti di persimpangan untuk memikirkan jalan yang benar. Dalam hati, Jungkook terus berdoa. Memohon perlindungan pada Tuhan agar ia bisa kembali bergabung dengan teman-teman di Puncak Mahameru.

Sesekali petir berkilat, menghasilkan bunyi keras yang cukup membuat telinga berdengung. Jungkook sedikit takut sekaligus khawatir. Banyak kasus pendaki yang tersambar petir saat hujan. Namun, ia tetap berjalan dengan cepat. Isi otaknya hanya satu, segera temukan kantung emergency blanket dan menyusul teman-teman di atas.

Hingga di salah satu turunan, Jungkook tersandung akar pohon yang mencuat sampai terjatuh. Ia meringis pelan, memperhatikan pergelangan kakinya yang terkilir. Dalam keadaan seperti ini, Jungkook baru merasa waswas. Ia mulai menyadari jika sekarang hanya seorang diri disini. Berada di tengah hutan dalam keadaan hujan lebat, tanpa ada seorang pun yang terlihat selain dirinya.

Jungkook melipat bibirnya ke dalam. Sedikit takut karena suasana begitu mencekam. Namun, Jungkook langsung menepis semua pikiran buruk yang membelengu. Ia kembali bangkit dan lanjut berjalan dibantu trekking pole.

Lamat-lamat, Jungkook melihat siluet samar sekumpulan manusia di depan sana. Agaknya, ia sedikit merasa senang karena artinya, ada pendaki lain disini.

Perasaan Jungkook semakin lega saat kumpulan tersebut benar-benar manusia. Bahkan tengah mengenakan topi milik seseorang yang ia kenal. Sontak saja Jungkook berlari. Ia berlari sedikit terpincang mendekati mereka.

"Loh, loh? Si adek yang kejedot?" Jimin yang pertama kali sadar jika itu Jungkook langsung mendekat. "Lo ngapain lari-lari begitu?"

"Siapa, Jim?"

"Anak IPB, yang semalem bareng kita," Taehyung yang jawab pertanyaan dari Namjoon Alvaro.

"Kak, huh— tadi sempet mampir Cemoro Kandang— Nggak?" Tanya Jungkook dengan napas tersenggal. Ia menunduk, guna menumpu beban berat di punggungnya.

"Nggak dek, ada apa? Kok sendirian?" Tanya Seokjin Revandra.

"Emergency blanket sama flysheet ketinggalan,"

"Heh?! Kok bisa? Padahal itu penting banget lho, dek." Jackson Marvino menyahut. Rupanya Jungkook tidak mendengar jawaban yang memuaskan. Terpaksa ia harus lanjut menuruni gunung guna menuju Cemoro Kandang dan mengeceknya seorang diri.

Jungkook tersenyum simpul. "Oh gitu, makasih ya, kak. Gue permisi dulu,"

"Eh eh, mau kemana?" Tanya Namjoon seraya mencekal lengan Jungkook yang akan melewatinya.

"Mau balik ke pos sebelumnya. Siapa tau emang beneran ketinggalan,"

Taehyung menatap Jungkook yang mulai pucat. Dalam hati ia merutuki kebodohan Jungkook yang masih terlihat seperti pendaki pemula. "Kok bisa sih lo sendirian? Di gunung nggak ada aturan buat melengos seorang diri dalam kelompok,"

"Gue punya alesan, kak. Nggak sesembarangan itu buat ngambil keputusan."

Jungkook kembali berjalan. Meninggalkan sekelompok mahasiswa yang masih menatapnya heran.

"Dia leader. Keliatan sedikit bodoh kan?" Celetuk Taehyung.

"Tipe orang perfeksionis. Dia pasti sedang usaha buat jadi pemimpin yang baik bagi temen-temennya," Kata Seokjin yang menjadi mahasiswa psikologi.

[Fin] 3676 Mdpl | tk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang