3676 - END.

9.4K 1.1K 813
                                    


Jujur saja harus mendaki gunung dengan membawa 2 beban di punggung sangat menyulitkannya. Taehyung berkali-kali berhenti untuk menyamankan posisi Jungkook yang terlelap di punggungnya. Selain itu, hatinya juga tercubit karena melihat Jungkook sebegini lemah. Taehyung yakin jika selama perjalanan dari Bogor ke Semeru, tenaga anak ini memang sudah terkuras, sehingga kondisinya tidak terlalu fit untuk mendaki.

Taehyung mendesah penuh kepayahan ketika merasa jika pipi Jungkook total bertumpu di bahunya. Bisa ia lihat melalui lirikan mata jika wajah jungkook total menghadap ke arahnya. Sedikit pucat, seimbang dengan tangannya yang dingin. Menyadari hal itu, Taehyung lantas mempercepat langkah supaya hipotermia Jungkook tidak berlanjut lebih parah.

Hingga ketika di sebuah tanjakan kecil, Taehyung terpeleset dan nyaris terjungkal jika saja tangannya tidak tanggap untuk menopang. Perih. Entah apa yang menusuk telapak tangannya saat ini, sehingga membuat Taehyung menyerah dan memilih untuk menurunkan Jungkook.

Ternyata ada duri kecil yang menusuk sela antara telunjuk dengan jempolnya. "Sial!"

Pandangan Taehyung kembali beralih pada Jungkook yang ia sandarkan di pohon. "Astaga Taehyung! Lo mikir apa sih?" serunya ketika menyadari jika tempat yang Jungkook duduki basah dan sedikit berlumpur.

"Jung? Please, bangun sebentar!" Taehyung menepuk pipi Jungkook sedikit keras. Tidak bisa. Hipotermia yang sudah terlanjur terlelap sulit untuk disadarkan. "Gue nggak bisa bayangin kalo tadi nggak nyusulin lo, Jung."

"Ayo Taehyung, lo harus kuat." Taehyung bergumam sembari mencoba untuk kembali menaikkan Jungkook ke punggungnya. Berat sekali sialan. Terlebih dengan carrier merah yang masih melekat di gendongan Jungkook. Sumpah, rasanya pening dan berkunang karena membawa beban berat sambil mendaki.

Dengan tertatih Taehyung terus berjalan. Berkali-kali juga ia tersandung dan nyaris terjungkal ketika jalur menanjak. Ada pula rasa ingin menyerah dan tertidur sebentar, tapi dia tidak bisa. Bagaimanapun Jungkook harus berhasil ia selamatkan dulu.

Cukup lama mereka berjalan, Taehyung akhirnya melihat dua tenda berbeda warna di Jambangan. Sudut bibirnya terangkat sembari mengeratkan gendongan Jungkook.

"Jung,"

"Dek,"

"Bangun!" Taehyung menggoyangkan tubuhnya, bermaksud untuk membangunkan Jungkook yang masih tertidur. Namun, karena tidak tega, Taehyung akhirnya tetap berjalan. Membiarkan Jungkook bertumpu di punggungnya dengan mata yang terpejam.


___



"P-pos Jambangan? Papa, di sini namanya Jambangan?" seru anak berusia 7 tahun itu pada Papanya. Jungkook yang mendengar celotehan si anak jelas tersenyum lebar.

"Iya sayang. Sudah pintar dan lancar membaca ya sekarang?" Jungkook membelai rambut anaknya dengan lembut. Ia memang sengaja membawa anaknya turut serta dalam pendakian ini. Bahkan sudah mulai dikenalkan pada alam sejak anaknya ini masih berusia 5 tahun.

Setelah mendengar jawaban Papanya, anak dengan rambut tebal itu tersenyum dan lantas berkeliling. Meski sedikit terlihat jika anak itu kelelahan, tapi semuanya terbayar dengan keindahan alam di Jambangan.

"Ra, Kak Taehyung mana?" Tanya Jungkook pada Ahra yang baru saja selesai minum.

"Eummm- tadi sih izin buang air, nah itu!" Serunya sembari menunjuk ke arah selatan. Ada Taehyung yang baru keluar dari area hutan.

[Fin] 3676 Mdpl | tk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang