Janji Mahameru - 6

6.3K 986 221
                                    

“I cannot choose both of you”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“I cannot choose both of you”


___
••••










Jungkook terjaga di kursi tunggu. Kepalanya menunduk dengan kedua tangan yang bertaut di depan dahi. Bunda sudah tidur di kursi tunggu bagian dalam, sedangkan Jungkook memilih untuk berdiam di luar. Hatinya tercubit. Nyeri karena melihat Bunda yang kacau selepas menangis di pelukan Jungkook tadi. Bunda jelas shock. Kondisi Ayah yang katanya mulai membaik, malah memburuk seketika.

Waktu sudah melebihi pukul 9 malam. Namun, Jungkook masih belum memiliki niatan untuk memikirkan kegiatan di esok hari. Kepalanya pening, sungguh. Masalah menimpa dan datang bertubi-tubi.

Hingga ketika merasakan ada yang bertengger di kepalanya, Jungkook mendongak. Menatap wajah Taehyung yang masih berada di sebelahnya. Taehyung tidak mengatakan apapun selain meletakkan tangan kirinya di atas kepala Jungkook. Dengan perlahan, ia memundurkan kepala dan punggung Jungkook agar bersandar di kursi tunggu. "Gantian. Jangan cuma bertumpu pada satu sisi,"

Jungkook diam.

"Kak,"

"Hm?"

"Kalo gue nyendernya di bahu lo aja? Gimana?"

Taehyung tersenyum kecil. Meski sebenarnya menahan mati-matian detak jantung yang semakin kencang. "Kenapa bahu gue?"

"Tiba-tiba keinget waktu lo gendong gue di Semeru."

Tanpa berkata apapun lagi, Taehyung mulai menggeser perlahan kepala Jungkook agar bertumpu di bahunya. Tanpa sadar Jungkook tercekat. Kedua kelopaknya nyaris mengeluarkan air mata sebelum tangan kanan dengan gesit menghapusnya. "Gue bingung. Gue harus bohong apa ke Bunda tentang Kak Junghyun,"

"Omong-omong Kakak lo oke?"

"Belum tanya lagi ke Kak Somi."

"Jangan bohong, Jung." Taehyung angkat bicara. "Seorang ibu lebih suka kenyataan daripada menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan, karena ibu besarin lo buat jadi anak yang jujur,"

"Tapi gue nggak tega, Kak. Kepala Bunda udah cukup pening,"

"Jauh lebih pening kalo dia tau terlambat tentang semuanya," Ucap Taehyung sembari membenarkan poni Jungkook yang jatuh menutup mata. "Lo ngasih taunya yang tenang, jangan buru-buru."

Taehyung menatap tangan Jungkook dalam diam. Ia tidak heran jika Jungkook bisa semanja ini. Terlebih ia sedang ada di titik terbawah dan tidak ada sosok kakak yang mendampingi. Jungkook harus jadi penguat bagi Bundanya meski dirinya sendiri tidak cukup kuat untuk menampung semuanya. Rasanya Taehyung masih terbayang akan tangisan Jungkook di lapangan. Jika ia ada di posisi Jungkook juga mungkin akan melakukan hal yang sama.

Menyadari sesuatu, Taehyung langsung mengecek ponsel untuk melihat waktu yang tertera. Selepas mengetahui, Taehyung menghela napas. "Jung,"

"Iya?"

[Fin] 3676 Mdpl | tk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang