Story by Lani Nurohmah
Berjingkrak-jingkrak, memutar kepala dan mengayunkan rambut ke sana kemari secara beraturan. Bergaya ala-ala pemain gitar, terus beralih posisi menjadi seperti vokalis sambil men-sinkronisasikan bibir agar mirip seperti penyanyi aslinya. Itulah aku, yang saat ini sedang mendengarkan lagu baru, Kingslayer dari band Bring Me The Horizon ft. Baby Metal. Musiknya pecah banget, sih. Belum pernah aku mendengar musik metal yang seasyik ini. Serius!
Volume musik sudah kukeraskan lagi. Kini saatnya aku membereskan kamar yang sudah diacak-acak sedari tadi, karena menjadikan kamarku sebagai panggung sandiwara. Bantal dan sprei sudah tergeletak di mana-mana, bahkan para boneka Chucky pun berhamburan akibat dilempar untuk sekadar memberikan cendera mata kepada para penggemar abstrak. Sungguh menyenangkan!
Setelah selesai, aku menjatuhkan tubuhku di atas ranjang sambil menatap sebuah poster besar di dinding. Seorang pria dengan senyuman manis, indah, dan menarik. Bibirnya tipis, berwarna merah muda menggoda. Ada tatto bunga di lehernya. Jika diperhatikan dengan amat lama, sudah pasti aku terhipnotis olehnya. Dia akan merusak otakku, dia pun dapat merusak akal sehatku. Astaga! Aku memang sudah gila.
Mungkin kalian penasaran, siapa pria yang bisa kupandangi sampai berjam-jam lamanya. Baiklah. Berikut akan kujelaskan sedikit. Oliver Scott 'Oli' Sykes adalah seorang musisi, pencipta lagu, pengusaha, dan desainer pakaian yang berasal dari Inggris, Britania Raya. Dia dikenal sebagai vokalis grup musik rock, Bring Me the Horizon. Keren, bukan?
Braaak!
Sial!
"Heh, bisa gak, sih, kalau dengerin musik itu pelan aja, hah? Jika telingaku bermasalah, akan kupotong telingamu!" protes Nadia sambil mengecilkan suara speaker di kamarku.
"Bukan salahku, jika kamu bisa mendengarnya," sahutku ketus.
Dia berjalan mendekat dan langsung memukul kepalaku keras. "Bodoh! Semua orang bakalan mendengar, jika kamu memainkan musik dengan suara sekeras itu."
Dasar pengganggu! Tidak bisakah dia memberiku sedikit kebahagiaan dengan kesenangan sesaat ini? Ah, sial! Ini harus mulai lagi.
"Ya udah, cepetan keluar! Aku akan mendengarkan lewat headphone."
"Sakit ya, kamu! Udah diguna-guna sama dia, sampe gak bisa berpikir waras."
"Asal kamu tahu, aja! Aku sudah bertemu dengan Oli."
"Mimpi! Gak percaya. Palingan ngehalu." Nadia meremehkanku.
"Enyahlah, kamu Nadia! Aku masih merayakan kebahagiaanku ini."
"Gak waras!" gumam Nadia. "Jangan lupa cuci piring! Udah numpuk, tuh!"
"Bawel banget, sih! Kutusuk lehermu, tahu rasa!"
Dia mengambil salah satu boneka Chucky di lemari dekat pintu. Kemudian dilemparnya ke arahku dan aku pun tidak tinggal diam. Langsung saja kulempar ulang, tetapi sayangnya aku kalah cepat. Dia sudah keluar dari kamarku. Dasar! Ingin rasanya mengumpat, tetapi perasaanku masih berat kepada Oli. Oli membuatku sadar, bahwa menjadi gadis baik itu harus sabar. Oke.
Baiklah. Lupakan soal Nadia tadi. Kalian penasaran, 'kan? Apakah aku benar-benar sudah beetemu Oli? Tunggu, sebentar! Ini bukan lagi tentang seberapa besarnya rasa suka dan cintaku kepada Oli. Aku ingin menyampaikan sebuah pengalaman luar biasa saat bertemu dengannya. Sengaja aku akan menceritakan ini, biar kalian bisa iri denganku yang bisa bertemu dengan sang idolanya.
Aku akan mulai bercerita seolah-olah hal itu terjadi pada hari ini. Dengarkan baik-baik! Aku tidak menyangka, bahwa diriku mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Oli. Hal yang mustahil, bukan? Namun harus diketahui, tidak semua orang mendapatkan momen spesial ini. Tidak salah, jika aku menggilainya selama ini. Karena aku percaya, bahwa Oli memang tercipta untukku. Jika memang bukan jodohku, setidaknya bisa kujadikan selingkuhan bayangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Idol
Short StoryBagaimana jika idolamu terasa sangat dekat denganmu? Bahkan, bisa berinteraksi secara langsung. Bukankah sudah pasti menyenangkan?