Story by QrYuna
Kamu itu ibarat mimpi, bunga tidurku di tengah lelap. Namun, aku lupa saat terjaga, kamu hilang dan tak pernah bisa didekap.
•••Daun-daun kering jatuh berguguran diterpa angin. Dengan nakalnya dia menyapa wajahku, menerbangkan anak rambutku sampai berantakan. Hawa sejuk menelusup dibalik cardigan rajut cuci gudang yang bunda beli di pasar tanah abang bulan lalu. Awan bergerak menyelimuti langit yang tampak cerah diatas sana. Suara hiruk piruk orang yang berlalu lalang, terasa redup ditengah keramaian. Suasana seperti ini jarang terjadi. Kalau bukan di drama korea, ya... di telenovela india. Kurang salju sama hujannya doang, biar bisa lari sama kejar-kejaran bareng doi.
Lagu jaz–dari mata turun ke hati, masih terdengar samar dari gerobak abang jualan cilok disampingku. Mataku menyipit untuk melihat jelas objek yang membuat keadaan atmosfer seketika mendrama. Sepertinya, aku kenal dengan sosok jangkung yang dari atas sampai ke bawah gak ada cacat dan cela itu. Sebentar, aku siap-siap mau bertransformasi menjadi toa.
"I LOVE YOU KAK VIRGO," teriakku begitu nyaring, didalam hati.
Iya, dalam hati. Mana punya nyali aku teriak cinta ke pangeran sekolah di seberang sana. Mungkin kalian akan mengatakan, bahwa aku gadis tidak tahu diri. Bagaimana bisa aku mengidolakan, bahkan sampai jatuh hati dengan seorang Virgo–kakak kelas multitalenta yang kepintarannya ngalahin James sidis. Ketampanannya bikin cha eun woo minder, Sesempurna itu. Tapi, di drama korea yang selalu aku tonton. Pemuda tampan kebanyakan jatuh cinta dengan gadis biasa saja. Alasannya, cinta itu gak mandang fisik, tetapi dimana hatinya nyaman.
"NYAMAN APAAN, WOY! JELEK GINI KALO DIBAWA KE KONDANGAN LUPA DIBAWA PULANG!" diri sendiri aja aktif banget ngebully, apalagi netizen. Baiklah, kenyataan memang nggak seindah drama korea, dimana akang ngirim surat bakalan kalah sama akang coding.
Orang yang jauh dari kata good looking, kisah cintanya gak bakalan mulus. Itu kata teman sekelasku–Rumi, yang notabenenya pakar cinta dan logika. Dari pencerahan dialah aku bisa paham, bahwa sedalam apapun perasaan aku buat Kak Virgo, itu gak ngaruh apa-apa. Dia sangat tidak cocok dengan diriku ini, si buruk rupa yang IQ-nya dibawah standar makhluk hidup, jongkok ke dasar. Dan jiwa bego yang mendarah daging kayak iklan pipa di tv lokal, mengalir sampai jauh.
Oke, mulai hari ini aku akan tempel kertas di jidat yang bertuliskan, "Dilarang jatuh cinta, kamu jelek dan bego!" Agar setiap ngaca, aku sadar diri.
"Eh, Ryi. Kok kamu disini?"
Sangking seriusnya mandangin kak Virgo, aku nggak nyadar kalau dia udah di depanku. Bukan gak nyadar sih, lebih ke khusu' menikmati keindahan ciptaan tuhan. Tinggi, badan tegap, kulit bersih, rahang tegas, alis gelap, bulu mata lentik, mata teduh yang kalo dilihat dari dekat bisa nenggelamin, pipinya kalau senyum ada dua lubang, eh maksudnya lesung pipit. Ini manusia blasteran bumi surga kali, ya. Pasti diciptain dari tanah di negeri Atlantis, mangkanya mirip kesatria berbaju zirah.
Sesaat, aku merasa gagal menjadi perempuan.
"Ryiii," greget kak Virgo sambil ngayunin tangannya di depan wajahku. Mungkin mau ngecek, barangkali udah gak napas.
"Eh, anu...a..nu...kak, aku…."gagap, bisa dipastiin sekarang mulutku mirip ikan sapu. Astaghfirullah, gak syukur banget punya mulut yang cetar membahana ini, maaf ya Allah. Perasaan dari tadi aku nistain diri sendiri mulu.
"Hai, kak Virgo Dirta Nugraha," suara manusia yang baru muncul, menyelamatkan keadaan jantungku yang nggak sehat kalau di dekat kak Virgo.
"Loh, Erin, kok bisa bareng Ryi?" tanya kak Virgo kaget, tapi masih kalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Idol
Short StoryBagaimana jika idolamu terasa sangat dekat denganmu? Bahkan, bisa berinteraksi secara langsung. Bukankah sudah pasti menyenangkan?