- 16 -

437 60 3
                                    

Jennie sibuk mengaduk makanan nya, dan belum menyantap makanan nya sedikit pun .

"Jen, kenapa ga dimakan?" tanya Papa.

"eh gapapa Pa, masih belum selera aja." jawab Jennie.

"nak Taehyung, ayo tambah lagi, jangan sungkan, anggap aja rumah sendiri." kata Mama sambil menyodorkan nasi.

"gausah tante, saya sudah kenyang banget." tolak Taehyung.

"gimana rasanya? enak ga?" tanya Mama.

"enak dong tante, saya jadi keinget masakan mama saya." jawab Taehyung.

Jennie menatap Taehyung, dia penasaran dengan kehidupan seorang Taehyung ini.

"Jen, ayo makan, masa kamu kalah sama Taehyung." kata Mama.

"ha? oh iya iya." sahut Jennie lalu menyendokkan nasi nya.

"oh iya Taehyung, Papa kamu kerja dimana?" tanya Papa.

"di Defiril om." jawab Taehyung sambil menuang air.

"HAH?! DEFIRIL??!" teriak Papa.

"Pa? ada apa dengan defiril?" tanya Mama.

"itu perusahaan terbesar juga di korea dan yang mau kami ajak kerja sama." jawab Papa.

"loh iyakah? wah kebetulan nih." kata Yuna.

"Papa kamu CEO disana?" tanya Papa lagi.

"iya om, Papa handle yang di korea." kata Taehyung.

"wah kalo gitu bisa minta nomor Papa kamu? Saya mau bicara langsung." kata Papa.

"tentu om." kata Taehyung.

Setelah 3 jam dirumah Jennie, Taehyung memutuskan untuk pulang.

"kalo gitu saya pamit ya om, tante, makasih buat makan malam nya." kata Taehyung.

"oke, datang lagi ya lain kali, jangan sungkan." kata Mama.

Jennie mengantar Taehyung kedepan pagar.

"makasih ya kak udah mau mampir." kata Jennie.

"loh? harusnya gue yang bilang makasih, nyokap lo udah bikin masakan yang enak banget." kata Taehyung.

"maaf ya kalo masakan Mama tadi bikin lo keinget dengan nyokap lo kak." kata Jennie.

Taehyung tertegun dengan perkataan Jennie.

"haha, it's okey, Jen, lain kali gue bakal ceritain semua kisah gue ke lo, jadi lo siap siap dengerin ya." kata Taehyung sambil menyalakan mobil.

"gue boleh tau cerita lo kak?" tanya Jennie heran.

"boleh, gue udah bilang kan? kalo lo temen deket yugi, berarti lo temen gue juga." kata Taehyung meyakinkan.

"ha, iya gue paham, hati hati ya kak dijalan." kata Jennie.

"ok, gue duluan ya." kata Taehyung lalu menancap gas mobilnya.

Entah rasa apa yang ada dihati Jennie, sebagian senang karena Taehyung percaya dengan dirinya dan mau menceritakan kisahnya, sebagian lagi ada rasa sebuah kecewa.

—Besok Pagi Di Sekolah.

"pagi yugi, gimana keadaan lo?" tanya Jennie.

"eh Jen, gue udah sehat banget, tapi obat nya ga enak banget, wuee." rengek Seulgi.

"ih, ikutin kata dokter yugi!!!" teriak Jennie.

"JEN, JEN, JEN!!!" panggil Lisa.

"eh lo kenapa tergesa gesa gitu?" tanya Jennie.

"di koridor rame, pas gue lewat tadi, gue denger mereka pada bilang kalo kak Tae main kerumah lo Jen! apa bener?" tanya Lisa.

Jennie sontak terdiam.

"mereka tau darimana?" tanya Jennie.

"berarti bener?!!" tanya balik Lisa.

"hm iya, pas pulang dari rumah yugi semalam, dia bilang mau mampir bentar." jawab Jennie.

"yaudah lah, lo kayak gatau kak Tae aja lis, apa salahnya kak Tae main kerumah Jennie?" tanya Seulgi.

"iya gue tau, tapi karena Jennie anak baru dan kak Tae udah main kerumah dia aja, banyak yang duga Jennie ama kak Tae pacaran." kata Lisa.

"yatuhan childish banget mereka." kata Seulgi.

Lisa mengajak Jennie dan Seulgi buat jalan di koridor.

"nah ini dia anak baru itu kan? gatel banget ya?" kata seorang siswi.

"hebat banget ni anak bisa pelet kak Tae." sambung siswi lain.

Jennie yang mendengar bisikan mereka hanya bisa tertunduk sambil menghapus air mata nya. Lalu tiba tiba....

"Jen? lo kenapa nangis?" tanya Taehyung.

"eh iya, Jen lo nangis?" tanya Seulgi.

Jennie menghapus air mata nya lalu menatap Taehyung.

"ini maksud gue semalam kak, kenapa gue gamau Yuna nyebarin waktu lo datang kerumah." kata Jennie.

Lalu Jennie lari sambil menunduk malu.

"JEN!!" teriak Seulgi.

"yugi, udah biar gue aja, lo juga masih belum sehat bener, lis, antar yugi masuk ke kelas ya." kata Taehyung.

Taehyung langsung mengejar Jennie ke arah rooftop. Dan benar saja, sesampai disana Taehyung melihat Jennie yang bersembunyi di tembok.

"Jen?" panggil Taehyung.

Jennie tidak menjawab dan hanya fokus dengan tangisnya.

"Jen, lo kenapa nangis? lo takut dengan mereka?" tanya Taehyung.

"iya!! gue bohong semalam, gue sebenarnya takut! gue juga takut sama mereka, kenapa gue ga ikut labrak Nancy kemarin? iya gue takut buat berantem gituan, mental gue ga sekuat baja kak!" rengek Jennie.

Tiba tiba sebuah pelukan menghampiri Jennie.

"Jen, lo kenapa takut? gue udah pernah bilang kan? diamin aja, liat aja arah depan, gausah perduliin kata mereka, mereka cuman tau berkutik, tanpa mencari faktanya. Atau apa perlu gue marahin mereka semua? hm?" tanya Taehyung sambil memeluk erat Jennie.

"kak, lo kenapa sesoft ini?" batin Jennie.





















©delauveta

Hola, My First Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang