— Minggu Pagi.
"Jen, ayo bangun, kita kerumah Nenek, ayo." ajak Papa.
"hm iya Pa." sahut Jennie lalu melihat ke jam.
Jennie masih bengong 10 menit, lalu dia teringat dengan kejadian semalam, dimana pertama kalinya Taehyung chattingan dengan dirinya.
"yah ga ada notif lagi." gumam Jennie.
"Jen, lo udah siap?" tanya Yuna.
"belum, kenapa?" tanya balik Jennie.
"gapapa, oh iya gue ga ikut kerumah Nenek ya, 2 hari yang lalu gue udah kesana." kata Yuna.
"hah kenapa lo ga ngajak? dih lo serius mau dirumah sendirian?" tanya Jennie.
"temen gue mau datang, lumayan rame la, jadi gue ga ikut." jawab Yuna.
"anjing, awas aja temen lo nyentuh kamar gue ya, apalagi makek barang gue." kata Jennie.
"ih iya, lo berisik amat, dah sono siap siap." pintah Yuna.
Setelah selesai mandi, Jennie langsung berpakaian, merias diri dengan simple, mengambil tas, lalu turun kebawah. Namun baru saja dia membuka pintu, sudah ada suara berisik dibawah.
"berisik banget anjir, Yuna bawa satu kelas?" gumam Jennie.
"ayo Jen." ajak Papa.
Jennie mengangguk, lalu dia melirik Yuna dengan sebuah ancaman yang sudah pasti dipahami Yuna.
"Yun, itu kakak lo?" tanya Yeji.
"iya, kenapa?" tanya balik Yuna.
"cantik bener, vibes nya keren." kata Yeji.
"iyakan? gue sepemikiran sama lo." sahut Lia.
"lebih cantik kakak lo, daripada lo, hahaha." tawa Ryujin.
"dih, apaan, cantik gitu, gak ada yang naksir." kata Yuna.
"bukan ga ada, tapi belum." sahut Lia.
Setelah 1,5 jam Yuna berpesta dengan teman nya, tiba tiba ada seorang menekan bel rumah.
"SIAPPA??" teriak Yuna.
"udah deh lo buka aja." pintah Ryujin.
Yuna langsung membuka pintu dan terkejut dengan kehadiran orang ini.
"kak Tae? ngapain kesini?" tanya Yuna.
"HAH KAK TAE" teriak Yeji.
"AAA IYA BENER ITU KAK TAE!!" teriak histeris Lia.
"eh sorryy gue ganggu ya?" tanya Taehyung.
"ga sih, kakak kenapa kesini?" tanya Yuna.
"Jennie ada?" tanya balik Taehyung.
"hah Jennie? oh dia ga dirumah." jawab Yuna.
"oh gitu? yaudah deh, thanks ya!" kata Taehyung.
"kak, gamau ikut party bareng kami?" tanya Yeji.
"ga deh, lain kali aja ya." jawab Taehyung.
"aaaaa janji ya kak." teriak mereka serentak.
Taehyung tersenyum lalu pamit ke Yuna.
"kak, gue tau lo suka sama Jennie, nampak banget." batin Yuna.
"ayo Yun sini." ajak Lia.
"eh iya tunggu." jawab Yuna.
Sementara itu Taehyung langsung masuk ke mobil, membuka hp, lalu mencari chat nya dengan Jennie.
"yah dia gabisa." gumam Taehyung.
Jennie menghela nafas karena menyesal tidak bisa ikut jalan bareng Seulgi dan yang lain, dia juga merasa bosan ada dirumah Neneknya.
"masih lama pulang nya? bosen banget dah, mending ikut party bareng Yuna." gumam Jennie.
"Jen, sini yuk." panggil Nenek.
Jennie menurut dan langsung mendatangi Nenek.
"kenapa Nek? ada yang perlu Jennie bantuin?" tanya Jennie.
"ngga, ayo duduk sini sebelah Nenek." ajak Nenek.
Jennie langsung duduk dan tangan nya langsung digenggam Nenek.
"sayang, gimana sekolah nya?" tanya Nenek.
"ya gitu deh, ada suka dan duka nya." jawab Jennie.
"ga bikin masalah kan disekolah?" tanya Nenek.
"ngga kok." jawab Jennie singkat.
"udah punya pacar ga disekolah? udah diajak kencan ga?" tanya Nenek lagi sambil terkekeh.
"ih Nenek kenapa nanya kesitu sih? Jennie belum ada suka sama pria disana." jawab Jennie.
"serius? jadi tadi kamu sibuk main hp, bukan karena ngirim pesan dengan pacar?" tanya Nenek tersenyum.
"oh ini bukan, ini cuman temen Jennie, dia baik banget Nek, dia bela Jennie waktu dibully, terus dia marah kalo liat Jennie gigitin kuku, lalu dia suka nyemangatin Jennie gitu." kata Jennie jujur.
"oh benarkah?" tanya Nenek kaget.
"iya, tapi kenapa wajah Nenek kaget gitu?" tanya Jennie balik.
"kamu yakin dia cuman anggap kamu teman." kata Nenek.
"kok Nenek bilang gitu." kata Jennie.
"kamu ga curiga? seorang pria sebegitu khawatirnya sama kamu, padahal kalian cuman temanan." kata Nenek sambil menutup matanya.
"emang salah Nek?" tanya Jennie.
"ga kok, tapi selama Nenek hidup, ga pernah jumpa seorang teman pria yang kayak gitu." jawab Nenek.
Jennie menaikkan alisnya, dia bingung dan masih belum paham apa maksut perkataan Nenek.
"kamu masih belum paham?" tanya Nenek.
"iya Nek." jawab Jennie singkat.
"berarti benar kata adikmu Yuna, kamu katanya ga peka, eh benarnya?" kata Nenek.
Jennie diam seribu bahasa, karena sudah 2 orang yang mengatakan bahwa dirinya tidak peka. Dan tiba tiba Jennie mengerti dan langsung melihat Neneknya.
"haha ga mungkin Nek, dia itu ga pernah mikirin pacaran." kata Jennie.
"hm terserah lah, Nenek masuk dulu." balas Nenek lalu masuk kedalam rumah.
"gue bener kan? ga mungkin dah." gumam Jennie.
©delauveta