Jennie berlari ke kelas sambil mengeluarkan air matanya. Namun disaat sampai di kelas, dia melihat siswa sudah duduk di kursi masing masing.
"Jen, lo kemana aja?" tanya Rose.
"ehm tadi kesana bentar." kata Jennie sambil duduk dikursinya.
"kami udah denger cerita dari Jungkook, ternyata selama ini Papa Taehyung itu direktur sekolah kita Jen, cuman Taehyung dikasih amanat sama Papa nya buat jangan bocorin hal itu ke semua orang." kata Lisa.
"gue ga nyangka njir, kak Tae udah ganteng, kaya, anak direktur lagi, wih gila pantes banyak yang tergila liat dia." kata Wendy.
"termasuk lo kan dulu pernah suka sama Tae?" tanya Jimin.
"sutt diem lo." sambung Wendy.
"Jen? lo gapapa? gue liat dari wajah lo, kayak ada sesuatu antara lo sama kak Tae." bisik Seulgi.
Jennie diam sambil menghela nafas berat.
"gue break dulu sama kak Tae." bisik Jennie.
Seulgi kaget namun dia menahan nya agar yang lain tak tau.
"yugi, gue takut keputusan gue ini salah, gue takut kami bener bener udahan." kata Jennie.
"no, jangan berpikir gitu, itu hal biasa Jen, banyak kok orang yang break karena suatu hal, banyak juga yang balikan setelah itu, jadi lo gausah takut ya, mulai sekarang lo harus bisa kendaliin emosi lo Jen, jangan sampe lo terus break sama dia." kata Seulgi.
"kenapa?"
"gak semua orang bisa tahan dengan hubungan yang kayak gitu, kita gatau kesabaran kak Tae tu gimana." kata Seulgi lagi.
Jennie mengangguk.
"Jen, Taehyung mana?" tanya Jungkook.
Seulgi melihat Jungkook dan memberi isyarat agar diam.
"Jim, lo tau gak Jennie kenapa?" tanya Jungkook.
"ya mana gue tau, dari tadi kan gue disini, aneh lo." jawab Jimin.
"yaelah."
"udah ya Jen, gausah terlalu dipikirin, inget break itu artinya masing masing butuh healing, jadi tenangin pikiran lo ya, jangan sampe lo sakit." hibur Seulgi sambil menepuk pelan pundak Jennie.
"yugi, thanks ya." bisik Jennie.
Seulgi tersenyum.
Tiba tiba Taehyung masuk ke kelas.
"lo dari mana aja sih?" tanya Jimin.
"bokap gue datang tadi, Jen, lo dipanggil ke kantor." kata Taehyung dengan nada datar.
"iya gue nyusul." jawab Jennie.
Taehyung pergi duluan, dan benar saja Jennie mengikuti nya dari belakang namun dengan jarak yang jauh. Namun tiba tiba Taehyung berhenti ditengah jalan. Lalu menghadap Jennie.
"Jen, apa bisa kita gausah break?" tanya Taehyung.
Jennie menghela nafas nya, lalu pergi mengabaikan Taehyung.
Taehyung menarik tangan Jennie.
"Jen, please dengerin gue." bujuk Taehyung.
"kak, gue udah bilang, gue mau jaga jarak dulu sama lo, gue juga lagi gamau mikirin hal ini, jangan paksa gue." kata Jennie.
Taehyung akhirnya melepaskan tangan Jennie.
"gue tunggu Jen, bahkan kalo lo ngajak gue udahan, gue bakal nungguin lo biar bisa balikan." kata Taehyung.
Hati Jennie benar benar remuk, dia tak tega melihat Taehyung, namun tetap saja ego nya menguasai dirinya.
Setelah mereka sampai di kantor kepala sekolah, terlihat lah 3 orang yang sudah duluan ada disana, Pak Johan, Bu Vika, dan tentu saja Papa Taehyung.
"sini Jennie, duduk sini." kata Pak Johan.
Jennie menurut, dia memberi salam dulu lalu duduk disamping Pak Johan.
"saya rasa ini tidak perlu sampai memanggil orang tua Jennie, cukup saya saja yang jadi wali nya disini." tutur Pak Johan.
"baik, jadi gimana dengan kepala mu Jennie?" tanya Papa Taehyung.
"ehm udah mendingan kok om, saya sudah gapapa." jawab Jennie.
Papa Taehyung mengangguk.
"jadi gini, kasus Bu Vika terhadap kamu ini, udah termasuk ke penganiayaan siswa, saya sudah dengar dari Bu Vika, dia awalnya ingin melemparkan penghapus itu ke Eunwoo, tapi karena Eunwoo nunduk akhirnya jadi kena kepalamu." kata Papa Taehyung.
Jennie dan Pak Johan mengangguk.
"meskipun yang kena kepala Eunwoo tetap saja itu termasuk ke penganiayaan siswa, baik sengaja atau tidak sengaja, dan ini bisa juga dilaporkan ke pihak berwajib, tapi disini saya serahkan ke kamu nak, kalau kamu menerima permintaan maaf Bu Vika, maka saya menarik surat pemecatan ini, tapi kalau tidak ya begitulah." kata Papa Taehyung sambil memegang sebuah surat.
"tapi om, saya benar benar gapapa kok, cuman kaget aja tadi, tapi saya udah maafin Bu Vika." kata Jennie.
"oke Bu Vika, bersyukur kamu, dia mau mau maafin, tapi meskipun begitu, ibu dapat peringatan dari sekolah." kata Papa Taehyung.
"baik saya mengerti."
"dan juga saya dengar dari Taehyung, dulu ibu juga ikut campur kasus nya ya? itu juga saya peringatin ya, kalo ibu ikut campur masalah siswa yang tidak ada kaitannya dengan ibu, saya tidak bisa memaafkan mu lagi." kata Papa Taehyung lagi dengan tegas.
"baik pak, saya minta maaf. Taehyung? saya minta maaf juga." kata Bu Vika.
Namun Taehyung sedari tadi menatapi Jennie terus hingga tak menyaut, dan Papa Taehyung tersenyum melihat anak sulung nya itu.
Setelah membicarakan hal ini, akhirnya mereka bubar dan sudah waktunya Papa Taehyung kembali ke kantor.
"ok Papa pergi dulu ya."
"baik Pa hati hati dijalan." kata Taehyung.
"kalian dua akur akur ya, Taehyung kamu jaga Jennie ini ya, kalo dia terluka kamu yang Papa hajar." kata Papa Taehyung lalu masuk ke mobil.
Jennie kaget mendengar hal itu.
Setelah mobil Papa Taehyung melaju meninggalkan sekolah, tinggal lah Jennie dan Taehyung disitu.
"Papa dan Mama gue udah tau hubungan kita." kata Taehyung tiba tiba.
"tapi Papa lo tau gak kita lagi break?" tanya Jennie.
"gak, jangan sampe beliau tau." jawab Taehyung.
Jennie mengangguk.
"Jen, gue udah janji sama Mama mau ngajak lo kerumah, jadi gue harap kita cepet akur ya." kata Taehyung.
Jennie hanya mendengarkan, lalu pergi masuk ke kelas dan meninggalkan Taehyung sendirian lagi.
©delauveta