Pulang

4 1 0
                                    

"Ini tiketnya Nona," ucap Fahrul, salah seorang bodyguard kepercayaan keluarga Clara.

"Terimakasih ya, oh ya. Siapa yang ikut pulang sama aku hari ini?" tanya Clara sambil memandang ke empat orang bodyguard kepercayaannya yang sedang berdiri di hadapannya tersebut.

"Saya dan Dimas, Nona.." jawab Sarto. Bodyguard setia Clara yang sudah berusia 38 tahun.

"Oh baiklah. Kalau gitu aku duduk disana dulu," lanjut Clara sambil menunjuk ke arah kursi panjang berwarna putih di dalam ruang tunggu.

"Baik Nona. Kami akan berdiri disini saja,"
sahut Dimas.

Clara pun berjalan menuju kursi panjang tersebut sambil menengok kanan dan kirinya. Ia bingung sedari tadi, hantu perempuan bernama Caroline tersebut tidak ada muncul dihadapannya lagi. Padahal Caroline tidak pernah bisa jauh dari dirinya.

Clara lalu mendudukan tubuhnya pada kursi panjang tersebut. Netranya ia pejamkan dengan kedua tangan yang ditaruhnya di lutut. Batinnya mulai berbicara.

"Caroline..Kemari..." 2x

wushhhhh

Desiran angin terasa melewatinya.  Clara pun perlahan membuka kelopak matanya yang tertutup itu. Dilihatnya sudah ada Caroline yang berpakaian gaun putih duduk di sampingnya.

"Hey kemana aja?"  batin Clara

"Nggak kemana-mana. Aku takut ikut ke negerimu,"  Clara tersenyum sedikit.

"Nggak papa. Aku tau bakal banyak hal yang nggak menyenangkan nantinya. Tapi aku mencoba bahagia, karena aku yakin Pangeran Kaliatu juga sudah menungguku.."  Kini sebuah senyuman nampak mengembang sempurna di wajahnya.

"Pangeran Kaliatu terus..." sahut Caroline dengan bibir bagian bawah yang ia majukan.

Setengah jam kemudian panggilan keberangkatan pun terdengar. Clara, kedua bodyguard setianya, dan Caroline teman hantunya, menaiki pesawat American Flight di bagian VVIP.

********

Tiba di Jakarta, Indonesia. Ayahnya telah menunggunya di bandara bersama para anak buahnya yang lain.

"Ayahhh..." seru Clara yang langsung memeluk sang Ayah.

"Hay sayang.. Ayah kangen sekali denganmu," sahut Ayahnya dengan tersenyum lebar.

"Aku juga Yah..." timpal Clara.

Mereka lalu melepaskan pelukan penuh kasih sayang antara Ayah dan Anak tersebut,  dan berjalan menuju mobil.

******

Tiba di rumah mewahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiba di rumah mewahnya. Clara langsung diajak sang Ayah untuk masuk ke ruang kerjanya.

"Clara... Ayah memindahkan kamu kesini karena ada hal penting yang harus kamu tau. Saham perusahaan Sasmito group banyak yang merugi, perusahaan kita perlu suntikan dana dari perusahaan lain. Ayah sudah mencoba memutar otak untuk hal ini dan akhirnya sebuah kesepakatan terjadi, setelah kamu lulus dari SMA, kamu akan menjadi manajer magang di perusahaan kita dan kamu juga akan berkuliah di bidang manajemen serta hubungan Internasional. Setelah semuanya rampung kamu akan Ayah nikahkan dengan anak rekan kerja Ayah yang mau memberikan suntikan dana paling besar untuk perusahaan kita," ungkap sang Ayah.

"Apa??!" Clara lalu terperanjat bangun dari tempat duduknya. Ia nampak kesal, namun mulutnya seolah tertahan untuk membantah setiap ucapan sang ayah. Ia pun kemudian pergi ke luar dengan perasaan kecewa.

******
"Aku tidak akan pernah menikah dengan siapapun, kecuali dengan reinkarnasi Pangeran Kaliatu!" batinnya sambil berjalan ke arah kamar.

Di dalam kamarnya yang luas, Clara mencoba membuka tabir masa depannya. Ia ingin mengetahui apakah ia bisa berhasil menemukan Pangeran Kaliatu atau tidak.
Tubuhnya ia dudukkan di atas kasurnya, kedua tangannya pun mulai memutar-mutar membentuk seperti bulatan.

Ia mulai memokuskan tatapannya ke arah dinding kamar berwarna hijau maroon itu. Seketika bola matanya mengeluarkan cahaya dan menyorotkan gambaran pada dinding tersebut.

Tetapi anehnya setiap kali ia mencoba membuka masa depannya, selalu hanya potongan-potongan gambar tak beraturan yang muncul. Ia pun mengkrenyitkan dahinya.

"Aku ingin sekali melihat masa depanku dengan baik..." harapnya.

Ia pun mengulang kembali. Diputarkannya lagi kedua tangannya. Akan tetapi semuanya tetap sama, yang muncul hanyalah potongan gambar yang tidak jelas.

"Clara!!!" suara seorang perempuan terdengar memekakan telinganya. Terlihat Caroline terbang begitu cepat dengan ekspresi ketakutan menghampirinya.

"Ada apa?!" tanya Clara yang terlihat bingung.

"Clara. Kenapa banyak hantu jelek dan mengerikan disini?!" tanya Caroline yang terlihat tegang.

"Siapa yang kamu bilang jelek?" tanya Clara diiringi gelak tawanya.

"Itu..perempuan muka rusak bergaun putih, lalu laki-laki berbulu hitam lebat dengan wajah yang abstrak serta anak-anak kecil yang mirip seperti alien," sahut Caroline dengan seriusnya.

"Astaga! itu kuntilanak, gendruwo, sama tuyul!!" ucap Clara seraya tertawa lagi. Clara pun sejenak menghela nafas. Ia mencoba menenangkan diri melihat tingkah konyol sahabat hantunya tersebut.

"Kamu harus membiasakan diri melihat mereka.. disini banyak makhluk seperti itu.." terang Clara yang mencoba menenangkan sahabat hantunya itu.

"Kenapa kamu nggak kasih tau aku dari awal Clara! kalau sudah begini aku tidak bisa jalan-jalan kemanapun," lanjut Caroline.

"Ya Maaf. Kupikir sesama jin bakal saling akrab," gurau gadis berambut panjang itu. yang kemudian tertawa kembali.

Melihat sikap Clara. Caroline pun memonyongkan bibirnya. Ia lalu masuk ke dalam kamar mandi, tempat ternyaman baginya selama ini.

Setelah puas menertawakan Caroline. Clara kemudian membuka ponselnya. Dilihatnya sudah ada lima pesan dari Reva dan satu pesan dari Kevin. Ia pun mulai membaca satu persatu pesan tersebut. Di antara beberapa pesan yang masuk. Pesan Kevin lah yang cukup menarik baginya. Dimana ia hanya mengirimkan sebuah foto buku yang berisi quotes indah.

"Aku terkesima oleh senyumanmu.. Kamu..ya kamu...perempuan yang selalu membuatku rindu.."

"hemm. Laki-laki aneh," ucap Clara. Ia kemudian menutup ponselnya tanpa membalas pesan dari teman laki-lakinya tersebut.

*****
Sementara di tempat lain Kevin terus menatap layar ponselnya, berharap ada nama Clara yang muncul pada pemberitahuannya.

"Bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya?" batin Kevin. "Aku benar-benar merindukannya," lanjutnya.

******
Tinggg! Tinggg"

lift kamarnya berbunyi begitu keras berkali-kali. Clara yang masih tertidur itu pun sontak terbangun dan langsung melihat jam weker disampingnya.

"Masih jam dua malam. Kerjaan hantu mana nih..." gumam Clara dengan muka bantalnya. Ia lalu mendengar cekikikan-cekikan aneh di dekatnya.

"Hey! jangan ganggu! berisik!" teriak Clara. Akan tetapi cekikikan tersebut tetap saja terdengar, ia lalu bangun dari tempat tidurnya untuk mencari sumber suara tersebut, dan ternyata...

"Ya ampun Caroline! banyak banget kuntilanak disini!" kaget Clara yang melihat begitu banyak kuntilanak berbaju warna-warni di kamar mandinya.

"Eh Clara! maaf ya kebangun. Mereka mau temenan sama aku katanya," ucap Caroline sambil menyengirkan giginya yang terlihat putih itu.

"Oh gitu..tapi jangan berisik ya kalian, kalo berisik aku panggilin gendruwo di sebrang sana," ancam Clara.

"Iya iya tidur aja sana. Kami masih mau bercerita tentang kisah pahit kehidupan kami dulu," sahut Caroline.

"Hedeh, malah jadi tempat nongkrong kuntilanak komplek, kamar mandiku.." gumam Clara. Ia pun kembali berjalan menuju kasur empuknya dan tertidur dengan lelap.

Mengejar Kekasih Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang