Toko Kaset (Dua)

0 1 0
                                    

"Silahkan semuanya berkumpul ke depan, baris dengan rapi ya," seru Verrel mengomando seluruh murid-muridnya yang telah mendaftar pada ekskul musik yang dipimpinnya tersebut.

Seluruh siswa-siswi itu pun berbaris dengan rapi. Penita dan Clara berhasil mendapatkan tempat di barisan paling depan.

"Terimakasih banyak untuk antusias kalian mendaftar pada kegiatan ekskul musik ini. Bapak tidak menyangka seluruh formulir yang berjumlah 70 tadi bisa habis,"

"Kegiatan ekskul ini akan dilaksanakan mulai minggu depan di hari rabu dan kamis setelah pulang sekolah. Bapak harap keantusiasan kalian dalam mendaftar ini juga akan sama antusiasnya saat di mulai pembelajaran musik nanti, mungkin cukup itu dulu yang  Bapak sampaikan terimakasih. Have a nice day everyone!"

Setelah selesai mendengarkan arahan dari sang Guru, seluruh siswa-siswi itu pun membubarkan diri mereka masing-masing secara tertib.

"Sayangku Clara, hari ini kuantar pulang ya?!" ucap Rudi secara tiba-tiba yang datang menghampiri gadis cantik tersebut.

"Makasih ya, tapi aku nggak bisa. Sopir pribadiku udah nunggu lama di depan gerbang," sahut Clara secara sopan.

"Jangan gitu lah my sayang. Aku pengen ngantar kamu wahai wanita dambaan hatiku," rayu Rudi. Mendengar hal itu Alis kanan Clara seketika terangkat. Ia menjadi semakin geli dengan laki-laki yang ada di hadapannya tersebut.

"Halah. Mending antar aku aja Rud. Hari ini sopirku agak lambat datang karena mesti ngantar mamaku dulu," timpal Penita.

"Iya antar Penita aja ya..please," mohon Clara.

"Hemmmm. Baiklah, karena ayang Clara telah meminta, maka tidak ada yang tidak mungkin untuknya. Ayo!" ucap Rudi yang langsung spontan berjalan ke arah luar ruangan.

Clara lalu menjabat tangan Penita sambil berucap, "Thank you thank youuu."

Gadis imut itu pun kemudian membalasnya dengan sebuah senyuman manis, ia kemudian berjalan duluan mengikuti Rudi.

Clara yang masih berada di dalam ruang ekskul pun segera bersiap pergi. ia memasukkan seluruh peralatan tulisnya yang ia pakai untuk mengisi formulir barusan. Akan tetapi tidak sengaja ia melihat kejadian romantis lagi antara dua Guru muda tersebut.

"Pak, ini dokumennya," ucap Ifa yang memberikan sejumlah dokumen tebal kepada  Verrel. Pemuda itu nampak sibuk merapikan kertas-kertas formulir pendaftaran yang ada di atas mejanya.

"Makasih Bu.. Bu Ifa silakan aja kalau mau pulang nggak papa, saya bisa merapikannya sendiri kok Bu," sahut Verrel bernada lembut.

"Ah nggak masalah kok Pak. Lagipula ada taksi online juga meski semalam-malamnya," lanjut perempuan muda tersebut.

"Waduh jadi nggak enak ngerepotin. Nanti saya antar aja ya Bu?" tanya Verrel.

"Ya ampun nggak usah Pak," jawab Ifa yang nampak malu-malu.

"Nggak papa Bu.. Ok aja ya?" tawarnya sekali lagi.

"Emm.. Iya deh Pak," sahut perempuan yang memiliki senyuman manis tersebut. Kulit Wajahnya yang putih nampak sedikit memerah.

Mendengar hal itu Clara langsung terperanjat bangun dari tempat duduknya. dahinya mengkrenyit. Mulutnya pun nampak sangat erat tertutup rapat. Tanpa berpamitan Ia langsung berlari keluar dari ruangan tersebut.

********

Malam pukul 19:00 p.m

"Caroline, Siti.. aku mau pergi ke toko kaset bentar ya, kalian mau ikut?" tanya Clara kepada dua hantu perempuan berbeda benua tersebut.

"No Clara, kami ada acara yang lain bersama para squad kuntilanak," sahut Caroline dengan santai.

"Ya sudah aku pergi ya," lanjut gadis cantik tersebut sambil menenteng kunci mobilnya.

"Ok. Ayo siti kita pergi," ajak Caroline. Siti lalu  mengiyakan ajakan hantu berambut pirang itu. Seketika mereka berdua pun menghilang.

Clara kemudian keluar kamar dan masuk ke dalam lift. Saat sudah berada di bawah dan berjalan menuju garasi. Ia bertemu sang Ayah yang masih berpakain rapi ala bos kantoran.

"Clara mau kemana?" tanya sang Ayah dengan penuh wibawa.

"Mau ke toko kaset bentar Yah.." jawab Clara.

"Emm gitu, oh ya sekalian ada yang ingin Ayah kasih tau. Besok kamu ikut Ayah menghadiri peresmian perusahaan baru milik teman Ayah ya. Jam 8 malam," tukas Pria yang berusia 58 tahun tersebut.

"Ok Yah. Aku pergi dulu. See ya," lanjut gadis tersebut. Ia langsung berlari menuju garasi mobil dengan penuh semangat.

******
Clara lalu masuk ke dalam mobil mewahnya yang berwarna putih perak. Garasi mobilnya pun seketika terbuka dengan sendirinya, maklum saja seluruh barang yang ada di keluarga Burhan Sasmito menggunakan peralatan canggih yang dibeli langsung dari Eropa. Gadis cantik itu kemudian langsung menancapkan gasnya dan melaju dengan kecepatan sedang.

Sesampainya di depan toko kaset, Clara tidak langsung keluar dari mobil. Ia mengecek seluruh dandanannya terlebih dahulu dan Menyemprotkan parfum super wangi, sambil berucap di depan sebuah kaca kecil yang dipegangnya, "semangat!"

Ia kemudian ke luar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam toko.
"Selamat datang," ucap seorang kasir yang berdiri tidak jauh darinya. Clara pun tersenyum kepada kasir tersebut.

"Clara, sini !" tiba-tiba saja sosok Verrel muncul dari ruang penyimpanan kaset lama yang terletak tidak jauh darinya, dengan wajah sumringah ia pun berjalan mendekati laki-laki yang disukainya tersebut.

"Ini kasetnya Clara," ucap Verrel yang langsung menyodorkan kaset tersebut kepadanya.

"Wah...ada 3 kaset dengan karya musik  Bethoven yang langka semua, terimakasih banyak Pak!!" Clara nampak tersenyum bahagia melihat ketiga kaset yang diberikan sang Guru, ia pun langsung membalikkan tubuhnya untuk menuju kasir. Belum sempat ia berjalan, pemuda itu tiba-tiba saja mencegahnya.

"Eh..mau kemana?"

"Ke kasir Pak.."

"Nggak usah ke kasir, udah Bapak belikan kok."

"Apa?!" Seketika Clara terkaget. Ia tidak menyangka sang Guru akan menghadiahkan kaset tersebut kepadanya.

"Membelikan gimana maksudnya Pak?" tanya Clara yang nampak masih tidak percaya atas ucapan Verrel barusan.

"Kaset itu sudah Bapak belikan buatmu Clara, jadi kamu nggak perlu bayar ke kasir lagi. Clara senang kan?" tanya Verrel.

Clara mengangguk dengan gerakan yang cepat diiringi senyum bahagianya.
"Makasih banyak ya Pak..." ucap Clara.

"Iya.. sama-sama," sahut pemuda berusia 24 tahun tersebut.

"Em. Bapak, pulang dari sini mau kemana lagi?" tanya Clara dengan tatapan serius kepada pemuda tampan di hadapannya itu.

"Nggak ada, paling biasanya mampir ke warung makan aja sih," jawab Verrel.

"Kalau gitu malam ini ku traktir Bapak makan ya setelah pulang kerja?!" Verrel yang mendengar hal itu menjadi heran.

"Traktir? Nggak usah, nggak perlu.. Bapak masih sekitar satu jam lagi disini."

"Nggak papa Pak. Aku tungguin kok. Anggap aja ini sebagai rasa terimakasihku karena telah membelikan kaset-kaset bagus ini." Sesaat Verrel nampak berpikir keras.

"Nanti kamu kemalaman pulangnya Clara," lanjutnya.

"Nggak papa Pak. Besok kan tanggal merah juga," sahut Clara lagi yang mencoba menguatkan argumennya agar sang Guru mau menerima ajakannya.

Karena terus menerus di desak, Verrel pun pasrah dan mengiyakan saja ajakan muridnya tersebut.

"Hemmm...ya sudah kalau begitu. Tunggu ya," ucap Verrel.

"Ok Pak. Aku tunggu di depan," sahut gadis berparas cantik tersebut. Ia kemudian berjalan ke luar toko dengan langkah yang cepat.

Mengejar Kekasih Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang