Liburan Part Satu

0 0 0
                                    

"Devan! masih ingat aku kan?!" tanya Rudi. Devan pun lalu menurunkan sedikit kaca matanya dan melihat dengan seksama laki-laki berambut jambul yang ada di hadapannya tersebut.

"Siapa ya?" jawab Devan.

"Aku Rudi Diandra! teman SD mu dulu?!" lanjut Rudi dengan penuh semangat.

"Sorry lupa. Misi dulu," ucap Devan dengan ketusnya. Ia pun terus berjalan menuju pesawat bersama dua orang temannya yang lain.

Melihat Devan yang nampak sangat arogan, Clara dan Penita pun mendekati Rudi yang terlihat bingung.
"Sudah lah Rudi. Dia itu memang sombong. Kemungkinan besar dia itu satu-satunya manusia yang diciptakan dari tanah comberan," tukas Clara.

"Nggak Clara. Aku yakin dia cuma lupa saja," timpal Rudi yang masih cukup polos daya pikirnya.

"Hedeh.."

"Clara!! Ayo naik ke pesawat!" teriak sang Ayah yang sudah berjalan ke pesawat bersama Pak Broto.

"Ok Yah!" sahut Clara.

Mereka lalu berjalan menuju pesawat. Di dalam pesawat Clara pun memilih kursi nomor dua paling depan. Ia duduk bersebelahan dengan temannya Penita.

"Clara. Kasih tau aku sekarang.. kenapa tiba-tiba liburan mendadak begini..?" tanya Penita yang nampak heran.

"Pen. Jadi sebenarnya ini adalah liburan antar dua keluarga yang merayakan perjodohan antara aku dan Devan," ungkap Clara.

"What?! perjodohan?! nggak salah kamu?! kamu kan masih SMA Clara masa sudah mau nikah aja?!" ucap Penita dengan ekspresi kaget.

"Rencana mereka nikahnya nggak sekarang, tapi nanti setelah kami lulus kuliah. Tapi tenang aja aku juga nggak mau kok. cuman sekarang pura-pura nerima aja, karena aku dan Devan sebenarnya punya rencana lain.." bisik Clara.

"Apa tuh rencananya Clara?" tanya Penita lagi.

"Ada deh.. pokoknya aku nggak bakalan nikah sama manusia setengah gorila itu," lanjut Clara.

"Maksudmu Devan?"

"Iya si Devan itu.." jawab Clara mempertegas.

Saat Clara dan Penita sedang fokus berbicara. Pak Broto tiba-tiba saja menegur Devan dan Clara dengan suara lantang.

"Loh Clara Devan! kenapa kalian tidak duduk bersebelahan?! kalian kan sudah saling menerima perjodohan ini?!"

"Apa!! ayang Clara di jodohkan?!!" seru Rudi yang seketika terbangun dari tempat duduknya.

"Siapa kamu memanggil anakku dengan sebutan ayang?!" tegur Ayah Clara yang kemudian terbangun pula dari kursinya.

Melihat situasi yang semakin panas Penita pun berdiri dan mendekati Rudi. Ia lalu langsung menutup mulut pemuda berambut jambul itu dengan tangannya.

"Anu om. Ayang itu memang sebutan kesukaan kami memanggil Clara. A.. a..aku juga sering menyebut Clara, ayang..eheheh," ucap Penita yang terlihat gugup.

"Iya Yah. Ayang itu panggilan kesayangan teman-temanku di sekolah. Sayangku Devan! kemari sayang! ayo kita duduk bersama!" panggil Clara dengan ekspresi kakunya. Devan yang mendengar hal itu pun pasrah. Ia lalu berdiri dan duduk di sebelah Clara dengan ekspresi yang terlihat tidak senang. sementara Penita berganti duduk di belakang.

"Nah! gitu dong! kalian itu harus selalu bersama," lanjut Pak Broto. Ayah Devan itu pun kemudian duduk kembali ke kursinya.

"Selamat pagi Tuan dan Nyonya..ini makanan dan minumannya..,"ucap seorang pramugari mendekati Devan dan Clara.

Mengejar Kekasih Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang