Para Hantu

1 1 0
                                    

Sesampainya di rumah. Clara langsung merebahkan tubuhnya yang lelah tersebut ke atas kasurnya yang empuk dan besar, di dalam pikirannya ia terus membayangkan wajah laki-laki idamannya bernama Verrel tersebut.

"Clara!" seru Caroline yang tiba-tiba datang menembus tembok.

"Astaga ini hantu! datangnya pasti ngagetin terus," gumam Clara sambil memusut dadanya yang kaget mendengar suara nyaring Caroline.

"Heheh. Habis kamu kebiasaan melamun sih," ucap Caroline sambil menyengirkan giginya yang berjejer rapi.

"Mana si teman hantumu tadi? katanya mau tinggal disini," tanya Clara sambil melihat ke sekeliling ruangan.

"Itu dia!" sahut Caroline sambil menunjuk ke arah lemari baju.

Seketika muncul sesosok perempuan berbaju putih panjang dengan rambut terurai dan wajah yang memucat mendekati mereka berdua.

"Hay Clara..." ucap hantu yang bernama Siti tersebut.

"Ya ampun...kamu ngapain sembunyi di lemari baju?"

"Cuma mau duduk santai aja, bajumu indah indah sekali kulihat," sahut hantu perempuan tersebut dengan suara datar yang kemudian duduk di sebelahnya.

"Haha. Ada-ada saja," lanjut Clara sambil menggelengkan kepalanya.

"Oh ya. Aku belum kenalan lebih jauh sama kamu. Namamu Siti..meninggal karena apa?"

"Karena gantung diri," sahut hantu perempuan  tersebut yang kemudian menundukkan kepalannya.

"Maaf ya nanya begitu." Ia merasa tidak enak karena melihat Siti yang tiba-tiba bersedih.

"Nggak papa kok. Aku senang ada manusia yang mendengarkanku."

"Syukurlah. jadi kalo aku boleh tau kamu gantung diri alasannya apa?"

"Ngapain sih Clara nanya-nanya begitu! kamu kan bisa liat masa lalu, tinggal cari tahu sendiri aja ih!" tegur Caroline, yang merasa risih.

"Nggak papa Caroline. Ini bisa menghilangkan beban si hantu yang menumpuk juga lo. Hayoo coba bayangin dulu aku nggak deketin kamu di taman dan nggak ngajak kamu pulang. Pasti kamu terus terusan nangis di sana, sambil terus menyesali nasibmu," sahut Clara yang menguatkan argumennya.

Caroline pun terdiam, ia yang semula berdiri akhirnya terduduk di samping Siti.

"Jadi boleh aku tau kenapa kamu bunuh diri Siti?" lanjut Clara menanyakan pertanyaannya yang sempat terpotong tadi.

Siti mengganguk. Mulutnya lalu membuka, "aku bunuh diri sekitar 15 tahun yang lalu saat itu bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke 20, malam itu aku merencanakan untuk mengungkapkan perasaanku kepada teman kampusku yang sudah lama aku sukai, aku datang ke depan kosan-nya. Mengetuk pintu rumahnya sambil membawa beberapa gorengan yang kubeli di dekat rumahku,"

"Tapi alangkah kagetnya aku.. ternyata... saat ia membuka pintu rumahnya, ia menggendong seorang anak kecil. Aku lalu menanyainya dan ia pun menjawab bahwa itu adalah anaknya, hal yang makin mengagetkan aku adalah seorang perempuan dari arah dalam rumah berteriak memanggilnya dengan sebutan sayang, aku yang terkejut lalu menangis dan berlari meninggalkan tempatnya. Aku terus berlari sampai akhirnya aku berada di sebuah jembatan yang dibawahnya mengalir sungai yang sangat dalam dan deras. Tanpa berpikir panjang aku pun melompatkan diriku," terang Siti sambil menangis.

"Sudah Siti jangan menangis," ucap Caroline yang mencoba menenangkan.

"Clara. Jika sekarang kamu mencintai seseorang, kamu harus mencari tau semua tentang dia. Jangan langsung menyatakan perasaan seperti aku. Itu adalah hal bodoh." Clara pun terdiam ia lalu teringat kembali dengan Verrel.

Mengejar Kekasih Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang