BAB 4

208 16 2
                                    

Sesaatnya sampai di depan unit apartemen yang ditinggali Kim selama beberapa tahun ini, ia memencetkan beberapa kode sampai berbunyi 'pip' dan mulai membuka pintunya.

Namun, belum beberapa detik ia membukanya, sudah ada suara menggemaskan yang menggema di seluruh ruangan yang menyambutnya, dan Kim menghangat setiap kali mendengar suara itu.

"Mama!"

Seorang anak kecil tampan yang berumur kurang lebih empat tahun langsung memeluk kakinya seketika ia masuk dan baru melepaskan high heelsnya. Dengan susah payah Kim berusaha berjongkok untuk mensejajarkan pipinya dengan malaikatkecilnya itu.

"Maafkan mama, sayang. Mama terlambat karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan!" ucap Kim sambil mengecup pipi gembul anaknya dan dibalas kecupan hangat.

"Tidak apa, Ma. Leon mengerti, sini Leon bantu membawanya." anak laki-laki semata wayangnya itu dengan berinisiatif mulai mengambil pot tanaman bonsai kecil milik Kim yang sedikit lebih besar dari ukuran tubuhnya dan membawa nya masuk lalu meletakkannya di samping jendela ruang tamu.

Kim yang melihat itu merasa begitu bangga, sekaligus beruntung karena memiliki sesosok malaikat kecil yang muncul di hidupnya.

Jika kalian bertanya, apakah Kim sudah menikah di usianya yang saat ini.

Jawabannya adalah tidak, dan sepertinya ia tidak berniat melakukan itu karena sekarang Kim sudah merasa lebih dari cukup memiliki seorang anak yang tampan yang ia beri nama Leon, empat tahun lalu saat umurnya 22 tahun.

Lalu, dari mana ia bisa mendapatkan anak selucu itu tanpa menikah? Jawabannnya adalah karena suatu kesalahan dari masa lalu yang membuat Kim mengandung bayi dari seorang yang tidak bertanggungjawab dan memilih pergi untuk membesarkan anaknya itu sendirian.

Well, sebenarnya ini tidak sepenuhnya salah pria itu, karena jika  Kim menolaknya dulu, tidak mungkin semua hal ini terjadi. Namun, Kim tidak terlalu menyesalinya.

Di usianya yang menginjak 26 tahun, tahun ini. Kim hanya berharap bahwa kepindahannya ke perusahaan The Collins tidak akan merusak kebahagiaan ia bersama putranya, dan ia bisa cepat menyelesaikan masalahnya dengan seseorang dari masa lalu yang telah menorehkan pengalaman pahit dalam hidupnya.

Yaitu, Edward Collins.

👠👠👠

Pagi-pagi sekali Kim sudah berangkat ke kantor tempat kerjanya yang baru, tidak lupa ia mengantarkan Leon- putra kecilnya yang sedang  menginjak taman kanak-kanak tahun pertamanya sekarang, dan dengan menggunakan jasa antar-jemput itu sehingga memudahkan Kim dalam menyeimbangkan antara waktu kerja dan mengurus pendidikan putra kecilnya itu.

Dan disini lah ia berada, Kim mengetuk pintu besar yang terbuat dari baja milik CEO The Collins Group, -Edward yang berada di lantai 28, dimana lantai ini adalah puncak dari gedung perusahaan tersebut.

Tidak lama kemudian, suara yang memerintahkannya untuk masuk pun mendera telinga Kim. Sebelum itu ia menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu, dan dengan tegap berjalan u tuk menemui atasan barunya itu.

"Selamat pagi, Pak Edward. Saya sekertaris baru di perusahaan ini akan melayani anda mulai dari sekarang." ucap Kim seramah mungkin namun tidak mengurangi rasa ke-profesionalitasan sedikitpun.

"Oh, kau sudah datang. Apa kau sudah menandatangani kontrak kerja kita dibagian HRD?" tanya Edward menatap Kim sesaat mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas dimeja.

"Sudah, pak!"

"Bagus. kalau begitu, bukan kah kau seharusnya menyediakan kopi untukku saat ini?!" ucap Edward.

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang