Malam itu pula Kim bergegas merapikan barang-barangnya yang ada di Apartemen Edward. Sudah cukup. Sejak ia mendeklarasikan bahwa dirinya sudah benar-benar selesai dengan pria itu, Kim memutuskan untuk tidak berhubungan apapun lagi dengan Edward. Salah satunya keluar dari kediaman pria itu.
Namun sesaat ia keluar dari gedung mewah bertingkat itu, Kim mulai berjongkok sesaatnya ia sampai di halte yang agak lumayan jauh dari Apartemen milik Edward.
Harus kemana? ia bertanya pada dirinya sendiri.
Jika ia harus kembali ke rumah ibu dan keluarga barunya, Kim tidak akan sanggup karena ia merasa sudah menjadi beban bagi keluarga itu. Mencari ayahnya pun merupakan hal yang sia-sia mengingat sosok yang begitu di benci oleh Kim tersebut yang meninggalkan mereka duluan sehingga keluarga nya menjadi tercerai-berai seperti ini.
Satu-satunya yang bisa dimintai pertolongan oleh Kim, ialah Anna seorang. Sahabatnya itu pasti mau membantunya. Ya, hanya Anna yang saat ini bisa Kim hubungi.
"Halo?" sapa Kim ke dalam telepon yang beberapa saat tersambung dengan sahabatnya di ujung sana.
Sebenarnya Kim juga tidak tega dengan Anna yang harus ia bangunkan selarut ini mengingat saat ini sudah bisa dikatakan pagi.
"Ya?" Namun, bukan suara Anna terdengar di ujung sana melainkan suara seseorang yang Kim kenal dan ia benci karena mempermainkan sahabatnya itu.
"Andrew?" suara Shock Kim membuat pria yang tengah tersambung ditelinga nya itu pun terkekeh.
"Iya, sayang? Ada apa?" tanya Andrew main-main. Masih belum meredakan kekehannya.
"Apa yang kau lakukan selarut ini? Ini ponsel Anna, dimana dia?" tanya Kim masih dengan suara bergetar disana.
"Oh, sahabatmu. Coba tebak dimana ia sekarang, hm?"
"Cepat katakan Andrew, tidak usah berbelit-belit. Atau aku akan menelpon polisi."
"Wow wow, santai, Kim. Anna saat ini sedang tertidur lelap disampingku, saat ini ia sedang kelelahan akibat percintaan kami tadi."
DEG!
Sebuah batu seperti baru saja menghantam dada Kim begitu mendengar pernyataan yang dikatakan Andrew barusan. Anna, sahabatnya. Bagaimana bisa?
"Kenapa, Kim?" tanya Andrew ketika tidak mendapatkan respon dari nya, "Apa kau menyesal karena telah menolakku dan bukan kau yang sekarang sedang berada diranjangku, hm?"
"Menjijikan. Apa yang kau lakukan pada Anna? Kau memaksanya, bukan? Aku akan melaporkanmu, sialan!" Ucap Kim marah. Gemuruh yang beberapa saat lalu melingkupi hatinya semakin bertambah saja ketika mendengar ucapan pria sinting yang saat ini sedang melakukan panggilan suara dengannya.
Kim mengernyitkan dahinya sesaat mendengar tawa menggelegar dari Andrew, "Apa kau bilang? Melaporkanku? Mimpi saja Kim. Anna yang datang sendiri padaku dan kami melakukannya atas dasar suka sama suka. Lalu apa masalahmu Kimberly, apa kau cemburu?"
Tawa Andrew mengejek. Kim masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, tidak mungkin Anna, sahabatnya yang ia kenal selama beberapa tahun terakhir ini mau melemparkan dirinya sendiri pada bajingan seperti Andrew.
"Berikan teleponnya pada, Anna!" ucap Kim dengan nada dingin.
"Sudah kubilang Kim, Anna sedang kelelahan. Kalau kau mau datang langsung saja ke apartemenku dan temui sahabatmu sendiri, atau kau mau lebih memilih bergabung bersama kami?"
"Aku akan dengan senang hati menerimamu!"
Kim yang mendengar itu benar-benar merasa geram atas perlakuan Andrew selama ini, ia benar-benar marah. Dan merasa sedih, mengapa nasib nya buruk sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
RomanceKim, seorang sekretaris Presdir dari perusahaan yang hampir bangkrut menghadiri sebuah pertemuan untuk yang terakhir kali sebelum kantornya di akuisisi. Namun, disaat yang bersamaan itu pula, Kim untuk pertama kalinya lagi dalam 5 tahun terakhir ber...