BAB 15

161 19 3
                                    

Just info : Di BAB ini masih Flashback ya, lanjutan dari BAB 14.

Boleh sebelum lanjut baca, Di tap dulu Vote nya dan jangan lupa di akhir nanti kasih review kalian mengenai BAB ini, Oke?

Happy reading!

_________________________________________

"Wajahmu jelek sekali hari ini!" cemooh Anna pada Kim yang sedari tadi terlihat cemberut.

Kim menanggapinya hanya dengan mengangkat bahu acuh dan kembali mengaduk-aduk makan siangnya yang sedari tadi belum ia sentuh. Saat ini mereka berdua sedang berada di salah satu meja di kantin dan menyantap makan siang, kecuali Kim.

"Aku tidak mengerti dengan masalahmu. Kau sekarang sudah tidak kekurangan uang, dan mempunyai pacar yang tampan. Apa lagi yang membuatmu lesu begitu, huh?"

"Kau tidak mengerti."

Anna merolling-eyes matanya malas mendengar Kim, ia sudah mendengar cerita yang berulang sejak kemarin dari mulut gadis itu. Kim sejak 3 hari lalu terlihat bad mood dan jengkel pada hal-hal kecil. Saat ditanya ada masalah apa, ia malah berkata bahwa ini semua adalah salah Edward.

Well. Bagaimana ia tidak marah. Sejak kepergian pria itu-saat malam di hotel, hingga saat ini ia tidak juga menampakan batang hidungnya atau bahkan menjemput Kim sepulang kuliah seperti biasa. Yang lebih menjengkelkan lagi katanya, ialah ponsel pria itu yang tidak aktif saat dihubungi. Pria itu bak ditelan bumi saat ini. Namun, masih membiarkan Kim untuk tinggal dikediamannya.

"Kau yakin dia tidak sedang selingkuh 'kan?" tanya Anne yang membuat Kim mendongak lalu menggeleng pelan.

"Ia bukan pria seperti itu."

"Bagaimana kau bisa se-yakin itu?" tanyanya lagi.

"Aku tidak tahu." suaranya semakin melas dan Anna hanya menghembuskan napas menatapnya.

Oh, Kim yang malang.

"Begini, biar kuberitahu ya. Laki-laki itu tidak cukup hanya dengan satu wanita saja, terlebih jika ia punya uang, kekuasaan, dan wajah yang tampan. Maksudku, apa yang bisa didapatkan oleh pria dengan kriteria seperti itu?"

"Segalanya."

"Nah, kau tahu. Jadi, kuharap kau lebih waspada Kim. Aku hanya takut, jika kau akan patah hati nantinya."

"Kau sedang mendoakan yang jelek-jelek ya untukku?" tanyanya dengan raut kesal.

Lihatkan! Bagaimana emosionalnya dia seperti sedang pms.

"Huft, kau tidak mengerti juga. Aku hanya menghawatirkanmu, sayang. Biar begini, aku lebih berpengalaman darimu."

"Ugh, kau membuatku mual." ucap Kim memperagakan seperti ingin muntah, saat sahabatnya itu memanggilnya 'sayang'.

"Terserah, kau saja. Sekarang, cepat habiskan makananmu atau kutinggal karena setelah ini ada mata kuliah si botak."

"Apa katamu?" tanya Kim terkejut saat mendengar bahwa kelas selanjutnya adalah salah satu dosen ter-killer di kampus nya.

Sial, ia lupa.

"Bahkan otakmu sudah ternggangu karena pria itu. Ckckck." Kim membalas ucapan Anna dengan mendelik tajam ke arah gadis itu.

"Yasudah, ayo cepat. Atau kita akan ditendang keluar jika telat satu menit saja."

"Tapi, makananmu--"

"Sudah, jangan banyak bicara."

"Terserah kau saja lah, Kimberly."


***


Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang