BAB 1

243 16 0
                                    

Hari ini semua orang di Mountain Group tengah sibuk masing-masing untuk membereskan barang-barang mereka. Mereka bersama puluhan karyawan lainnya harus berlapang dada untuk menerima keputusan perusahaan yang mem-PHK mereka.

Tidak terkecuali dengan seorang Wanita bernama Kimberly Arsenette yang akrab disapa Kim tersebut. Ia merupakan seorang sekertaris Direktur yang bekerja disana.

Disaat-saat krisis seperti inipun ia masih harus tetap bekerja melayani atasannya yang juga teman semasa kuliah S2 nya untuk menghadiri pertemuan dengan petinggi perusahaan lainnya yang memiliki saham di Mountain Group.

"Kau sudah mempersiapkan semuanya, Kim?" tanya Rey, Direktur sekaligus teman Kim sesaat mereka sedang berada di lift menuju lantai 20 tempat meeting penentuan ini akan dilaksanakan.

"Sudah pak, semua telah diatur." jawab Kim sekenanya yang tengah membawa beberapa dokumen di pelukannya.

"Bagus, ya kuharap masih ada yang bisa disisakan dari perusahaan ini." Ucap Rey sambil memejamkan matanya dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Raut putus asa sangat tergambar di wajahnya saat ini.

Kim yang melihat keadaan atasannya saat ini itupun merasa prihatin. Walau bagaimanapun ia yang paling tahu bagaimana teman baiknya itu mempertahankan perusahaan peninggalan ayahnya saat kuliah S2 dulu. Bahkan pria itu harus mengulang beberapa mata kuliah akibat terlalu fokus dengan masalah perusahaannya yang dialami saat itu.

Rey adalah teman yang baik bagi seorang Kim, ia satu-satunya teman yang bisa diandalkan disaat-saat tergenting Kim. Namun, bukan semata-mata mereka menjalin hubungan yang baik jadi timbul rasa antara mereka. Tidak. Rey mempunyai pacar bernama Ami yang baik dan memaklumi persahabatan nya dengan Kim. Tapi, karena masalah hampir hancurnya perusahaan ini pula membuat orangtua Ami memaksa untuk memutuskan hubungan Rey dan Ami lalu menjodohkan Ami dengan pria lain. Sungguh mengenaskan.

Bagi Kim sendiri, Rey memang selalu ada di setiap kali ia membutuhkannya. Tapi, sedari dulu hingga saat ini Kim tidak bisa membuka hati untuk siapapun, dan hal itu pula yang bisa memperkuat hubungan pertemanan nya dengan Rey karena mereka saling tidak mempunya perasaan satu sama lain dan sangat suportif. Di satu sisi, Kim sangat bersyukur akan hal itu.

Mengingat jika Kim tidak bisa membuka hatinya untuk siapapun itu sampai saat ini dikarenakan kejadian kelam masa lalu nya yang membuat trauma mendalam bagi Kim. Mengingatnya saja bahkan membuat Kim sedih. Namun, baginya hal itu tidak seharusnya ia ingat-ingat lagi dan fokus untuk hidupnya yang sekarang.

Ting!

Bunyi lift menyadarkan Kim dari lamunannya, ia segera menyusul Rey yang sudah lebih dulu berjalan keluar lift dan pintu ruang rapat yang berada tepat beberapa langkah darinya.

Sebenarnya ia lumayan gugup, sama seperti Rey. mengingat jika ini adalah penentuan final dari runtuhnya Mountain group atau tidak berada di tangannya dan Rey saat ini.

Sesaat Kim dan Rey memasuki ruangan meeting, Semua mata tertuju pada mereka. Disana sudah berkumpul sekitar dua puluh eksekutif dari perusahaan asing dan dalam negeri untuk memberi keputusan atas Mountain Group.

Kim berjalan melewati beberapa dari mereka yang sudah duduk menuju dua kursi yang tersisa di depan sana. Untuknya dan Untuk Rey.

Entah karena terlalu gugup atau memang kelelahan setelah semalam melembur, Ia lumayan tidak fokus dan tidak terlalu memerhatikan sekitar. Ia disini hanya bertugas menemani Rey dan mengerahkan semua usaha-nya.

Namun sesaat Kim baru saja duduk ditempatnya, ia baru sadar sejak ia memasuki ruangan ini, ia seperti mencium bau familiar yang menyeruak penciumannya.

Menyadari hal itu lamat-lamat, tangannya mulai bergetar dan keringat mengucur deras dari pelipisnya.

Itu bukan dia, kan? Batin Kim harap-harap cemas.

Detik berikutnya ia hanya mengedarkan pandangannya memerhatikan semua partisipan yang berada di meja tersebut.

Matanya berhenti pada satu sudut dimana letak seseorang yang menampilkan wajah dingin baru saja mengangkat kepalanya dari atensinya pada layar tablet dan balas menatap Kim.

Pria yang diyakini salah satu dari pemegang saham Mountain Group yang misterius itu tampak terkejut melihat kehadiran Kim ditengah-tengah rapatnya hari ini. Tidak terlalu lama menyadari keterkejutannya, sedetik kemudian pria itu menyeringai dan tatapannya tidak lepas dari Kim.

Dalam hati ia bersorak-sorai dan mengatakan. I've found you, babygirl.







_________________________________________

Well. Gamau lama-lama ber-drama menunda-nunda publish, sekalian aja gw post malam ini ya. H3h3.

Btw, disini ada yang main tiktok?
















Random bgt emang. Nanya doang kok.

Thank you yang udah mampir dan klik bintang di pojok bawah kiri ✨

Semoga gw bisa konsisten dalam publish work yang satu ini. Aamiin.

See ya all :*

Miss_Queen

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang