BAB 5

194 16 0
                                    

5 years ago

Di awal tahun, Seorang gadis berambut coklat bronze alami dengan mata lebar dengan bulu mata lebat menghiasi, hidung mancung yang mungil, bibir penuh berwarna merah alami itu tampak kebingungan dan cemas menatap selembar kertas yang berada genggamannya.

Saat ini, dia sedang berada di taman bagian utara kampus disebuah bangku kayu dibawah pohon rimbun yang teduh.

Ia menatap selebaran kertas yang baru saja ia terima itu dengan raut sedih.

Surat peringatan bahwa ia sudah harus membayar uang semesteran dan biaya asramanya yang sudah menunggak. Ia bingung bagaimana harus melunasi biaya sebanyak itu sedangkan pekerjaan paruh waktunya selama sebulan penuh saja tidak bisa menutupi biaya kuliah.

Orang tuanya sudah bercerai sejak Kim berumur 10 tahun, ayahnya pergi meninggalkan keluarga kecil mereka dan Ibu nya menikah lagi ketika ia berumur 16 tahun. Kim yang dua tahun kemudian memutuskan untuk berkuliah di kota yang jauh agar tidak menggangu kehidupan rumah tangga yang baru ibunya itupun memilih untuk hidup mandiri, dan selama 6 bulan terakhir ini, ibunya sudah tidak mengiriminya lagi uang karena kondisi keluarga yang tengah sulit.

"Hei, Kimberly, What are you doing?" Anastasia atau yang akrab disapa Anna itu mendekati Kim yang sedang duduk termenung.

"It's nothing," jawab Kim sambil tersenyum menyembunyikan kegelisahannya.

Anna. Teman Kim yang paling dekat selama dua setengah tahun mereka berstastus mahasiswa. Mereka bertemu saat ospek dan tidak pernah terpisahkan sejak saat itu.

"Oh ya, aku kesini ingin memberitahumu sesuatu!"

"Apa itu?!"

"Kau tau hari ini Andrew berulang tahun?" tanya Anna dengan mata berbinar.

"Huh? Tidak. Well, aku baru mengetahuinya darimu." ucap Kim mengedikkan bahunya.

"Sudah kuduga. Tebak apa?" ucap Anna menggantung kalimatnya, "Dia mengundang semua anak fakultas kita ke acara ulang tahunnya nanti malam!"

"So?" tanya Kim terheran-heran.

"Ha, yang benar saja. Kau harus ikut Kimberly." jawabnya yang jengah melihat temannya-Kim tidak mengerti juga maksud dan tujuannya menemui gadis itu.

"Oh, tidak-tidak. Kau tau itu bukan tempat ku dan, yeah, kau bisa pergi sendiri tanpa aku," ucap Kim santai lalu kembali memasukkan buku-bukunya yang semapat ia keluarkan tadi di bangku.

"Kuharap bisa begitu, tapi.." Anna yang sepertinya merasa sedih kembali melanjutkan ucapannya, "Andrew yang memaksaku untuk mengajakmu bagaimanapun caranya, dan aku telah berjanji untuk itu."

Kim yang mengetahui bahwa sahabat dekatnya itu menyukai Andrew-si anak populer di kampusnya itu pun menghela napas. Ia pernah mendengar sekelibatan gosip bahwa Andrew kini tengah menyukainya, namun Kim tidak pernah benar-benar menanggapi gosip itu, dan setelah tahu bahwa ternyata sahabat dekatnya juga menyukai Andrew. Ia segera menghindar setiap lelaki itu mengajaknya kencan. Jangankan untuk memikirkan untuk berpacaran, hal yang paling penting saat ini adalah bagaimana ia bisa membayar uang biaya kuliahnya.

Tapi melihat sahabatnya kini yang bersedih karena tidak bisa memenuhi janjinya kepada Andrew-orang yang teramat disukainya, Kim menjadi tidak tega.

"Baiklah, aku akan datang," ucapnya final, "tapi hanya setengah jam, tidak lebih!"

"Deal!" soraknya riang menyetujui perjanjian Kim.

***

Kim tidak pernah tahu bahwa tempat yang akan disewa untuk acara ulangtahun Andrew adalah sebuah Bar mewah yang diketahui memiliki tingkat privasi yabg tinggi. Ia kira Andrew akan mengadakannya di taman belakang rumah, dengan tema standing party di pinggir kolam renang dengan berhiaskan lampu-, Well, itu naif sekali. Ini acara anak kuliahan, Kimberly. Batinnya mengingatkan. Bukan sweet seventeen anak sekolah menengah atas.

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang