BAB 18

142 17 0
                                    

Sebelum lanjut, boleh tap bintang di sebelah pojok kiri bawah dulu?

Udah?

Makasih.

Happy reading!

___________________________________________

"Jadi, ada perlu apa kau malam-malam kesini?" tanya Kim to the point.

Saat ini mereka sudah duduk di ruang tamu unit Kim, karena mau tidak mau ia harus mempersilakan pria itu masuk agar tidak mengganggu tetangga disekitarnya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, Kim. Apa kau sudah menikah?"

Hhhh. Lelah sekali sebenarnya Kim menjelaskan kepada setiap orang yang salah paham atas statusnya saat ini karena memiliki Leon. Pertama Ariel, kedua Alex, dan sekarang bahkan pria yang menanam benihnya pada Kim pun ikut mempertanyakan hal itu.

"Apa aku harus menjelaskannya padamu?"

"Ya." Edward berujar dengan datar nya sambil melirik ke arah pintu kamar yang beberapa lalu dimasuki oleh bocah kecil yang ia temui tadi.

Ada sedikit rasa gelisah saat manik nya bertatapan langsung dengan bola mata bulat berbinar itu. Seperti rasa... Familiar mungkin?

"Don't be ridiculous, Edward. Kau hanya atasanku di kantor, dan aku hanya sebatas sekretaris barumu yang mulai bekerja beberapa minggu lalu. Apa menurutmu aku harus membuka privasiku padamu?" kim berbicara sambil tersenyum mengejek, merasa geli dengan apa yang Edward pertanyakan saat ini. Walau sebenarnya dalam benaknya ia benar-benar takut akan hal yang tidak ia inginkan selama ini.

Aura intimidasi masih menguak dari tubuh dan tatapan Edward padanya. Karena merasa risi, Kim memutuskan untuk beranjak dan pergi menuju dapur.

"Ada yang ingin kau minum?" tanyanya sesaat sampai di konter dapur dan menuangkan air putih kedalam gelas. Sungguh, ia sedang menetralkan suaranya yang beberapa waktu lalu tercekat akibat keterkejutannya melihat Edward berdiri didepan pintu apartemen.

Edward masih belum menjawab dan menelusuri seluruh ruangan dengan netra elang nya itu. Tampak mencari-cari sesuatu.

"Dimana foto pernikahanmu?" Edward berjalan menuju tempat dimana Kim berada tanpa ada ragu sedikitpun. Membuat Kim yang sedang minum tersedak, dan menegang di tempat.

"Aku tidak menemukan satupun foto pasangan disini." Ucap Edward dengan yakinnya.

"Dan.. Mengapa aku rasa aku cukup familiar dengan anak ?"

Sejenak terjadi ketegangan diantara keduanya, sebelum sebuah suara tidak asing dari seseorang yang tengah memasukan kode apartemen unit Kim terdengar dan berlalu masuk meletakkan sesuatu diatas meja tengah.

"Leon, lihat ada oleh-oleh apa untukmu?"

Edward berbalik dan berjalan menuju ruang di mana suara pria itu terdengar dan menemukan seseorang yang lumayan ia kenal ada disana.

"Kau?!" tanyanya tidak suka ketika menemukan pria itu menenteng  beberapa kantung belanjaan mainan anak dan berdiri melongo ketika menyadari keberadaan Edward.

"Pak Edward?!"

Jelas saja raut kaget bukan main terpatri di wajah Rey saat ini.

"Kau sudah pulang, sayang." Kim tiba-tiba beranjak mendekatinya yang membuat Rey menatapnya horor.

Namun, beda lagi dengan ekspresi Edward yang tampak seperti menahan sesuatu. Atau lebih tepatnya jengkel?

Kenapa Edward bisa jengkel padanya? Batin Rey mulai was-was.

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang