BAB 17

181 18 1
                                    

Bunyi dering ponsel yang menggema di seluruh ruangan itu menginterupsi seorang bocah kecil dengan mata bulat berwana gold brown yang tengah menyantap sereal sarapan paginya.

"Mama!"

Yang dipanggil itu tidak menyahut, membuat kerutan kecil di dahi manis anak laki-laki itu timbul.

Oh iya, mama-nya sedang mandi sekarang.

"Halo?"

"Apa benar ini nomor, Kimberly?" tanya suara bariton di ujung telepon sana.

Leon yang masih mengunyah corn flakes-nya seketika melihat ID Caller penelepon di ponsel mamahnya itu.

Alex.

Ah, sudah pasti ini adalah salah satu dari banyak-nya pria yang ingin menjadi kandidat papannya kelak. Leon sudah paham sekarang.

Dengan senyum licik yabg terpatri di bibir mungil nya itu, Leon kembali membuka suaranya.

"Ya, benar. Ia sedang mandi, ada apa?"

"Eum, kalau boleh tau anda siapa-nya Kimberly, adik kecil?" tanya Pria yang diketahui sebagai Alex tersebut yang membuat Leon semakin mengernyitkan dahinya heran, juga kesal.

Dari mana pria ini tahu kalo Leon masih kecil.

"Maaf, paman. Asal kau tahu saja, namaku bukan Adik kecil. Tapi Leon!" Dengan lugas Leon menyebutkan namanya sendiri bermaksud untuk mempertegas bahawa pria itu salah mengenali nya.

"Baiklah-baiklah, Leon. Boleh aku tahu, kau siapa nya Kimberly, hm?"

"Apa urusanmu menanyaiku, paman? Sekarang aku yang bertanya, siapa kau?"

"Uhm, aku.. Aku Alexander, teman Kimberly sejak masih kecil. Dan kau?"

"Aku--"

"Leon, siapa yang menelepon?" Tanya Kimberly yang sudah rapi keluar dari kamar dan hendak bekerja.

"Halo?" kini giliran ponsel itu berpindah ke tangan Kim, dan Alex segera menghabiskan sarapannya agar bisa pergi bersama dengan ibunya.

"Hai, Kim. Ini aku.. Alex, apa kabar? Apa aku menggangumu pagi-pagi begini?" tanya Alex dengan nada tidak enak.

"Oh, tidak. Tentu saja tidak, omong-omong ada apa menelepon?"

"Tidak, aku hanya ingin mengajakmu makan siang nanti, kau ada waktu?"

"Makan siang? Kau berada di kota ini?"

"Ya. Aku sedang diperjalanan akan menuju Collins Group untuk membahas kelanjutan dari proyek yang kemarin disetujui. Bagaimana, kalau kau tidak bisa juga tidak apa, aku tidak akan memaksamu."

"Aku bisa, aku juga sudah lama tidak mengobrol denganmu, Lex. Jadi, sampai jumpa nanti siang." Ucap Kim final.

"Baiklah. Ah ya--"

"Ada apa?"

"Uhm, tidak ada. Kau pasti sedang buru-buru ya untuk pergi bekerja?"

"Uh.. Iya. Aku harus segera mengantar Leon ke sekolah." Jawab Kim sembari mengisyaratkan Leon untuk mempercepat makannya dan ia mengambil tasnya yang berada di ruang tamu.

"Ternyata begitu. Keponakanmu menggemaskan." komentarnya.

"Keponakan?" Kim mengerutkan dahinya.

"Ya. Anak kecil yang tadi mengangkat teleponmu."

"Dia bukan keponakanku, Alex. Dia anakku."

"Dia... Apa?!" tanya Alex sekali lagi berusaha menjernihkan pendengaran nya.

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang