BAB 9

169 15 2
                                    

Langit mulai berganti warna ketika Kim yang baru saja selesai dengan tugas nya mengatur dokumen setumpuk dan jadwal sang atasan.

Sejenak ia meregangkan tubuhnya sebelum beranjak meraih tali tas nya yang berada di atas meja dan beralih berjalan hendak pulang.

Sesaat ia memasuki lift dan menekan tombol untuk menuju lantai satu-lobby, tiba-tiba saja sebuah tangan besar dengan diikuti penampakan sesosok pria tampan yang sekiranya berumur 30 tahunan itu berdiri menghadang pintu lift kemudian bergerak maju untuk masuk kedalamnya.

Edward.

Kim sedikit menarik mundur dirinya untuk membiarkan atasannya itu berdiri disamping, atau lebuh tepatnya menghindar.

"Aku tidak tahu bahwa kau masih memakai parfum yang sama," ucap Edward memecah keheningan, "favoritku!" lanjutnya lagi.

Kim hanya memerhatikan nya sebentar tanpa berniat membalas ucapan pria itu.

Well, ia akui memang ia masih menggunakan merk parfum yang sama dengan 5 tahun lalu, tapi itu semata-mata karena ia memang menyukai aromanya dan sudah nyaman untuk menggunakan nya selama beberapa tahun terakhir. Namun, itu tidak ada hubungannya dengan pria itu-Edward.

"Biarkan aku mengantar mu!"

"Tidak, terimakasih, Pak edward. saya bisa pulang sendiri."

"Bagaimana jika aku memaksa?!"

Kim mengalihkan pandangannya kearah pria itu sesaat mendengar nada dingin itu menyapanya.

Oh, tidak. Bagaimana ini, bagaimana jika pria itu menemukan Leon dirumahnya.

Dengan gerakan cepat dan inisiatif pria itu menekan tombol lift mengubahnya menuju parkiran basement.

Tenang, Kim. Ia hanya mengantarmu, ia tidak mungkin mampir sehingga bisa melihat malaikatmu yang menggemaskan itu.

"Terserah!"

***

Beberapa saat kemudian mereka sampai didepan gedung apartemen milik Kim.

"Ternyata disini kau tinggal."

"Ya. Dan terimakasih atas tumpangannya, Pak Edward." ucap Kim sambil melepas seatbeltdan hendak keluar.

Ia sungguh tidak tahan untuk berada di ruang lingkup yang sempit dengan pria itu.

Lalu bagaimana dengan kau yang sekarang bekerja di kantor nya, Kim? Well, hal itu beda lagi. Ia harus profesional.

Namun tidak dengan bosna itu, sepertinya.

"Besok pagi aku akan menjemputmu!"

Kim menoleh sesaat sebelum membuka pintu mobil, "Tidak perlu, aku bisa berangkat sendiri."

"Aku memaksa!" jawabnya dengan angkuh sesaat Kim keluar dari mobilnya.

"Kau. Tidak. Bisa. Memaksaku!" ucap Kim marah ketika berbalik melihat wajah Edward.

Ya. Sedari tadi ia sudah cukup menahan emosinya karena ulah Edward. Saat pagi tadi diruangan pria itu, Kim akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruangan Edward dengan bersungut-sungut, dan ditambah saat pria itu memaksa untuk mengantarnya pulang tadi.

Apa yang diinginkan pria itu?

Apa tidak cukup membuat Kim sengsara dengan pindah ke kantornya.

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang