BAB 11

167 15 0
                                    

VOTE!















Sore ini merupakan 'lusa' yang dibicarakan oleh Edward, sejak 2 jam yang lalu mereka sudah berangkat untuk menuju kota sebelah untuk melakukan penandatanganan MoU- Pertemuan.

Kini Kim tengah sibuk mengurutkan beberapa nama penting yang nanti harus disapa oleh Edward di tablet milik pria itu yang nantinya akan dikirim ke ponsel pribadi.

Yeah. Serepot itu menjadi seorang CEO.

Terlebih perusahaan yang dikendalikan olehnya sudah menjamah pasar internasional dan menguasai hampir dari setengah kotanya saat ini.

"Kau sudah membawa pinnya, sayang?" tanya Edward yabg sedang menyetir, "ehm-- maksudku, Kim?"

"Sudah, Pak!" ucap Kim dengan sedikit menekan kata 'Pak'.

"Bagus!"

Setelah itu hening kembali menyapa mereka. Kembali pada Edward yang fokus menyetir dengan hati-hati dan Kim yang bosan menatap ke arah luar jalanan.

Jika kalian bertanya mengapa mereka tidak menggunakan supir? Jawabannya adalah Kim tidak tahu. Saat Kim bertanya, dengan keras kepala pria itu menolak dan bersikeras untuk menyetir sendirian menolak saran Kim untuk menggunakan supir.

"Kita sudah sampai!" Ucap Edward membuka seatbeltnya sendiri.

"Oh,"

"Ayo!" ajak Edward sesaat mereka keluar dan berjalan menuju sebuah lobby hotel bintang 5 menuju ke restoran private yang berada didalamnya.

"Hm!"

Mereka disambut oleh beberapa pelayan hotel dan menggiring menuju meja yang sudah di reservasi.

Dari jarak beberapa langkah, Kim dapat melihat beberapa kolega Edward berdiri dan menghampiri mereka dan menjabat tangan Edward memberikan sambutan.

Semakin mendekati meja, Kim menyipitkan matanya merasa agak familiar dengan sesosok pria tinggi dengan setelan kurang lebih sama seperti Edward dan tersenyum ke arahnya- kearah edward.

Itu kan--

"Selamat datang, Pak Edward!" ucap pria itu masih belum melihat atau menyadari keberadaan Kim, "silakan duduk."

"Ayo--" suara edward yang hendak mempersilahkan Kim untuk duduk seketika terputus ketika pria tadi menyadari eksistensi Kim.

"Kimmy?!" katanya.

"Alex!" ucap Kim tersenyum melihat reaksi bahwa pria itu masih mengenali nya, "ehm-- Pak Alex." koreksinya ulang.

"Pak Alexander mengenal sekretaris saya?" tanya Edward dengan ekspresi yang tidak terbaca.

"Kimmy sekretaris Pak Edward? Kebetulan sekali!" tanyanya sumringah.

Kebetulan katanya? Batin Edward bersungut.

"Kalau boleh tau anda mengenal Kim dari mana?" tanya Edward kemudian menetralkan suaranya kembali normal.

"Ah, dia teman lama. Saya sudah mengenal Kim sejak kecil," ucap pria yang diketahui bernama Alex itu, "kami bertetangga, iya kan Kimmy?"

Kim hanya tersenyum merespon ucapan Alex dan membenarkannya.

Jauh sebelum orang tuanya bercerai dan pisah rumah, Kim sudah mengenal Alex sebagai teman masa kecil dan tetangganya. Dulu mereka sangat akrab mengingat hanya Alex temannya saat itu, dan ketika usia mereka 12 tahun akhirnya Alex bersama keluarganya pindah keluar negeri. Saat itu pula terakhir kali Kim melihatnya.

Edward berdeham sedikit untuk memutus kontak mata mereka sekaligus menelan bulat-bulat setitik emosinya.

Apa-apaan itu dengan panggilan, Kimmy?

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang