BAB 6

205 18 0
                                    

Explicit content

Please be wise, and Happy reading.

_________________________________________

Penthouse Edward,

Kim tidak terlalu jelas mengingat apa yang terjadi saat beberapa jam yang lalu. Ia merasakan kepalanya pening seperti dihantam benda berat semacam balok dari arah belakang. Jangan lupakan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya. Dengan kepalan erat yang memegang sebuah bantal, Kim menoleh ke samping nya.

Entah apa yang terjadi, saat ini ia sudah tidak lagi berada di Bar tempat Andrew merayakan ulang tahun maupun asramanya.

Tempat ini begitu asing dengan aroma maskulin yang terkuaktajam Di indera penciumannya. Kim memerhatikan langit-langit ruangan itu dengan mata setengah terpejam.

Namun dengan secara tidak sadar Kim menyadari bahwa tubuhnya kini tengah bergocang-gocang.

Dengan susah payah, dan jangan lupakan mata yang setengah terpejam Kim melihat kearah tubuhnya yang kini berbaring di sebuah ranjang King size dan di atas nya seorang pria sedang mencecapi tubuhnya.

"Ahh.."

Sebuah erangan lolos dari bibirnya, dan saat itu lah ia sadar sepenuhnya dengan apa yang tengah ia lakukan.

Sebuah lengan besar dan kekar dengan jari-jari yang mengelus puncak payudaranya, Kim dibuat tidak bisa berhenti mengerang.

Saat wajah seseorang misterius yang kini sedang menikmati menjelajahi tubuhnya mengangkat, disitulah Kim melihat dengan jelas wajah siapa yang tengah bersamanya saat ini.

"Kau sudah bangun, baby," ucapnya dengan suara rendah dan sedikit geraman nikmat sesaat menyesap puncak payudaranya.

Kim yang tak luput dari kenikmatan itu pun memejamkan matanya dan mendesah kuat. Sebenarnya, kepalanya masih pengar. Namun entah kenapa setiap kali rasa itu datang, malah memberikan efek ringan di kepala nya Dan Kim semakin ketagihan terus menerus.

"Kau juga menikmatinya, ternyata," pria itu menyeringai tidak menghentikan perbuatannya pada tubuh Kim dan malah semakin gencar melancarkan aksinya.

Tubuhnya yang pasrah yang mendambakan sentuhan seorang membuat pikiran Kim tersadar bahwa apa yang dilakukannya saat ini bertolak belakang dengan pola pikirnya, dengan segera menyadarkan dirinya sendiri dan agak mendorong beban yang ada di atas nya saat ini.

Dengan sedikit merintih dan mengerang frustasi karena tubuh pria itu tidak beranjak barang seinci pun dari posisinya saat ini, Kim mendorong wajahnya yang tengah berada di perpotongan lehernya memberi jejak.

"Ada apa, baby. Apa ada yang sakit?" tanya pria itu mengelus pelipisnya menenangkan.

"Umh.. Kita, -kita tidak seharusnya begini," ucapan Kim terbata-bata, ia berusaha menjauhkan nafas pria itu dari kulitnya, "lepaskanh aku,"

"Kau bercanda, sayang?" tanyanya dengan menyeringai, "aku sudah sekeras ini, dan kau memintaku berhenti,"

Pria itu memagut bibirnya yang terbuka dan mulai mengajak lidah Kim untuk saling membelit, setelah sekian lama dan napas yang mulai menipis. Kim kembali membuka matanya dan menemukan manik obsidian milik pria itu menatap tepat di matanya.

Dengan gerakan sensual, pria itu menggesekkan bagian kejantanannya pada inti tubuh Kim untuk memberitahu bahwa itu sudah sangat siap.

"Kau bisa merasakannya, baby?" ucap  semakin kuat menggesek benda miliknya yang masih tertutup celana dengan milik Kim yang hanya berlapiskan celana dalam, "Dia sudah sangat keras dan tidak sabar memasukimu."

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang