Top : Heeseung
Bott : SunghoonNOTE!!
tinggalkan jejak 🤺
seperti vote dan komen😉i hope you enjoy my work.
happy reading~
"Kak Heeseung~"
Dari kejauhan terdengar suara manis -ekhem- suara seseorang yang sangat menyebalkan di telinga Heeseung sedang mengarah kepadanya.
greb!
Orang itu merangkul lengannya.
"Makan siang bareng yuk!"
"Gak! Gue sibuk"
Heeseung menatap malas tangan yang merangkul lengannya itu.
"Ihh sok sibuk. Ayo temenin Hoonie makan siang. Hoonie udah bikin bekal juga buat kak Heeseung"
Sunghoon menunjukkan tas bekalnya dengan wajah cerianya.
"Dibilang gue sibuk"
Padahal Heeseung sendiri tidak memiliki kegiatan, ditambah sebenarnya ia belum makan siang.
"Kak Heeseung belum makan kan?"
"Udah tadi sama si Bella"
Heeseung membuat alasan agar Sunghoon sedih dan makan siang sendiri saja."Kak Bella kan izin karena ada seminar OSIS"
Ternyata alasannya kurang tepat.
"Ohh gitu ya"
"Tuhkan bohong. Ayo makan siang bareng hoonie"
Sunghoon menarik Heeseung dan yang ditarik hanya pasrah dan menurut saja.Mereka berdua makan bekal yang sudah dibuat Sunghoon. Tidak Heeseung sangka bahwa Sunghoon mahir di bidang memasak.
***
"Kak, sibuk gak? Boleh tolong ajarin Sunghoon?"
Sunghoon menyodorkan buku tulisnya ke hadapan Heeseung, lalu buku itu ditatap horor oleh Heeseung."Gue anak IPS! JANGAN NANYA FISIKA KE GUE! Bikin pusing aja lo"
Heeseung bangkit lalu pergi dari sana dan meninggalkan Sunghoon."Emang anak ips gak belajar fisika ya? Duh Sunghoon juga gak ngerti"
***
Mereka sedang duduk berdua di semacam bangku-bangku taman yang biasa tersedia di sekolah. Sekolah sudah mulai sepi karena hari sudah sore. Mereka berdua sama-sama diam dan hanya menikmati sejuknya angin sore.
Sunghoon merasa suasana sangat canggung. Ia membuka percakapan lebih dulu.
"Kak, minyak dan air itu gak bisa disatukan ya?"
"Iya kali"
"Kayak aku sama kak Heeseung"
Heeseung terdiam. Kenapa Heeseung merasa hatinya seperti ditusuk sangat dalam setelah mendengar perkataan adik kelasnya itu?
"Tapi, engga deh. kita kan nempel mulu"
"Siapa juga yang mau nempel sama lo?"
"Ohh? Lagian aku ajak kemana aja kakak nurut"
"Daripada nangis lagi kayak waktu itu? Gue sampe dipanggil guru dikiranya nangisin adek kelas. Beliau bilang 'kamu udah lebih tua dari dia kenapa ditangisin sih? kamu tuh udah gede! kamu ini kamu itu' males banget dengernya"