⌗ HEEHOON ⊰
"K-Kau seorang vampir?"
"Sudah berapa lama kau hidup di dunia? Ini bukan lagi jamanmu kan?"
"T-Tunggu! Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu!"
Sunghoon terduduk lemas di lorong kantor yang sepi. Perutnya terus mengeluarkan darah segar akibat ditusuk oleh seseorang yang tidak Sunghoon kenal, menggunakan jubah hitam panjang menutupi seluruh tubuh pria itu. Leher Sunghoon terdapat dua lubang berjarak yang juga mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat dari dalam tubuhnya. Tangannya berusaha menahan darah yang terus keluar mengotori lantai. Lawannya tertawa kecil. Gawat! Ia mulai berjalan mendekati Sunghoon!
"Hey darah manis, kau pikir bisa melawanku? Kekuatan bulan yang kuperoleh kini telah sempurna. Siapapun tidak akan bisa melenyapkanku! Dalam sekejap mata, mereka akan mati dengan hanya jentikan jariku"
"P-Pergi! Jangan.. mende..kat.."
"Kau takut? Ayolah! Kemana sosok dirimu yang berani menggores pipiku tadi? Dengar ya, aku paling tidak suka merasakan sakit–ugh!"
Pria itu terhempas jauh, lututnya bertumpu.
"Berani sekali kau menyentuh bahkan menyakiti 'milikku' yang berharga"
"Apa-apaan kau– Huh? T-Tuan Heeseung.. Maafkan saya. Saya mohon ampuni kelancangan saya.."
Pria berjubah itu berlutut memohon ampun. Wajahnya berubah takut dan sedih. Dengan sekali kedipan mata. Pedang Heeseung menebas kepala pria itu. Darah muncrat mengotori seisi ruangan.
"Kekuatanmu tidak sesempurna kami kaum bangsawan. Jangan berlagak sebagai vampir terkuat, ini akibat perbuatan dan perkataanmu tadi, Lowell"
"K-Kau seorang vampir?"
"Hm? Tuli ya?"
"E-Eh tidak... um.. Sudah berapa lama kau hidup di dunia? Ini bukan lagi jamanmu kan?"
"Huh? Disaat nyawamu sedang terancam begini, masih sempatnya kau bertanya begitu?"
"Err... Aku hanya heran. Bagaimana caranya?"
"Tidak ada yang perlu kau ketahui tentang kami. Rahasiakan identitasku dari dunia atau kubunuh kau dengan taringku."
"T-Tunggu! Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu!"
Sunghoon berusaha untuk bangun. Lututnya yang dijadikan tumpuan bergetar hebat. Mulutnya terus mengeluarkan suara ringisan menahan sakit yang teramat di perutnya. Lukanya semakin parah dan melebar. Heeseung menyadari sesuatu dibalik kerah kemeja Sunghoon yang berantakan. Ia menyadari bekas gigitan di leher Sunghoon. Heeseung berdecak kesal. Geram dengan Lowell yang mendahuluinya. Heeseung berlari tanpa disadari. Pergerakannya tidak terlihat dalam penglihatan manusia biasa. Sunghoon terjatuh kembali ke lantai karena terkejut Heeseung sudah di depan wajahnya. Dengan gerakan cepat, Heeseung menggendong Sunghoon dan terbang menuju rumah Sunghoon.
***
Heeseung dan Sunghoon berada di kamar Sunghoon. Mereka masuk melalui jendela kamar. Perasaan khawatir muncul membayangkan jika orang rumah tahu keadaan Sunghoon saat ini.
"Kau tinggal dengan orang tuamu?"
"Ya, orang tuaku tidak mau aku tinggal jauh dari mereka"
"Mereka yang tidak mau atau kau yang takut, huh?"