Top : Heeseung
Bott : SunghoonNOTE!!
bila suka, jangan lupa vote dan comment. gue suka bgtt bacain comments kalian. kalian bingung yaa mau comment di bgian mana? hahahahaha yaudaa gue ngertii. btw makasii udh mampir🧡🧡
i hope you enjoy my work.
happy reading~
Sunghoon adalah seorang bartender di sebuah bar yang sedikit tertutup dan tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam bar tersebut.
Malam ini, Sunghoon hendak membuang sampah yang berada di belakang bar tempatnya bekerja. Tapi, ia sangat terkejut dengan apa yang ia lihat di depannya. Seorang bertubuh kekar tengah menusuk korbannya dan disayat-sayat bagian perut korban. Sunghoon ingin segera pergi dari sana, tapi kakinya seakan tidak bisa digerakkan. Sunghoon hanya mematung melihat si pembunuh menyayat nyatat tubuh korban yang sudah tidak bernyawa. Tiba-tiba si pembunuh menghentikan aktivitasnya. Ia bangun dan berbalik melihat tubuh kecil Sunghoon dengan sekantung plastik berisi sampah yang belum sempat ia buang.
Si pembunuh mendekat ke arah Sunghoon dengan langkah yang cukup besar dan memojokkan Sunghoon di dinding. Sunghoon sudah menutup matanya takut-takut.
"Hey! Ku peringatkan kau untuk tidak memberitahukan semua orang dengan apa yang kau lihat barusan. Awas saja kau! Atau, akan ku buat kau seperti dia"
Si pembunuh itu menunjuk ke arah korban. Mau tidak mau, Sunghoon menganggukkan kepalanya agar tidak diapa-apakan oleh seseorang di depannya ini.Pembunuh itu menyenggol bahu Sunghoon, lalu pergi dari sana dan berlari dengan cepat. Sunghoon akhirnya dapat bernafas lega. Ia melihat ke arah korban itu sebentar, lalu dengan cepat membuang sampah dan segera kembali ke dalam bar.
Tak lama, seseorang dengan pakaian rapi tapi tidak terlalu formal datang ke bar tempat Sunghoon bekerja.
"Selamat datang"
Sunghoon menyapa si pelanggan dengan ramah."Ya, aku sedang bosan. Tidak perlu banyak basa-basi, aku detektif Lee Heeseung datang untuk bertanya sebentar. Apa kau tahu kapan terjadinya pembunuhan di belakang bar ini?"
Sunghoon mematung. Nafasnya tercekat. Dengan terbata, ia menjawab si detektif.
"P-pembunuhan? Apa.. Apa yang terjadi? Bagaimana bisa? Di belakang bar ini?"
"Tentu saja bisa. Apa kau yakin tidak mengetahui hal ini?"
"Tidak. Aku tidak tahu apapun"
Sunghoon terus menutup-nutupi apa yang ia ketahui."Ah, bagaimana ya? Aku menemukan sebuah papan nama kecil. Ini milikmu?"
Heeseung menyodorkan papan nama itu. Papan nama yang bertuliskan nama 'Park Sunghoon' disana.Sunghoon meneguk ludahnya. Bagaimana ini? Haruskah Sunghoon jujur? Apa jika ia jujur nyawanya akan selamat?
"Apa yang kau pikirkan? Benar ini papan namamu?"
Heeseung sedikit mencondongkan tubuhnya."Manis"
Satu kata yang keluar dari bibir Heeseung untuk mendeskripsikan seorang Sunghoon."A-apa?"
"Tidak, kau manis. Ah, aku haus. Ambilkan aku segelas air putih"
"Baik"
Sunghoon berbalik badan. Ia mengambil gelas dan menuangkan air putih itu ke dalam gelas. Diam-diam ia menyembunyikan pisau dibalik seragamnya."Silakan"
Sunghoon menyajikan air putih itu di hadapan Heeseung. Tapi, Heeseung sibuk dengan handphonenya. Sunghoon berdecak kesal, lalu menodongkan pisau itu di depan Heeseung, membuat Sunghoon mengalihkan atensinya pada pisau itu dan Sunghoon.