Yang Paling Penting

1.3K 121 0
                                    


 
.
.
.
Bugh!

Bugh!

Bugh!

Crak!

Zettt!

Tidak ada yang berani mendekati tempat yang tidak bisa dikatakan taman saat in karena tempat itu mirip seperti penjara yang penuh siksaan. Seorang pria telah berbaring dengan tubuh penuh lembam dan juga wajahnya sudah memiliki luka yang begitu banyak, terakhir sayatan di lengannya membuat ia semakin lemah dan berakhir ambruk di tanah, tetapi sedikitpun ia mengeluh atau merintih tidak pernah terdengar. Yang ia lakukan hanya menerima setiap pukulan, sayatan dan cambukan dari seorang pria yang sangat ia hormati.

Ia merasa pantas menerima amukan pria di depannya yang sudah menatapnya tajam. Bahkan lebih tajam dari runcing pisau yang telah mengoyak kulitnya.

“Apa kau lupa janjimu untuk tidak membiarkan dia terluka sedikit pun?!” tanya pria itu dengan suara menggelegar murka.

“Sa—saya ceroboh ... Tuan,” jawabnya terbata-bata karena menahan sakit.

“Ini hukuman untukmu yang lalai menjaga Liora!”

Ya, kejadian tadi pagi berimbas kepada Axelio Nasution. Ia menjadi samsak empuk untuk Mr. Waston karena membuat istrinya terluka. Kabar yang diterimanya membuat ia murka.

Flashback

“Awas!”

Brak!
“Nyonya!”

Dor!

Axelio segera menembak besi gantungan pakaian hingga jatuh di atas tubuh Liora tidak langsung menerima hantaman lampu yang jatuh. Axelio segera ke sana dan menyingkirkan besi itu, tetapi sayangnya kepala Liora tetap berdarah.

Pecahan beling mengenai tangan Liora, tetapi wanita itu hanya menampilkan wajah datarnya. Sangat berbeda dengan beberapa model, fotografer, staff dan wartawan di sana yang melhat kejadian itu tercengang.
Mereka bahkan kehilangan cara untuk menghirup udara melihat ekspresi Liora. Gadis itu memang pantas dijuli Ice Girl. Mereka mulai bertanya-tanya, apakah gadis itu tidak merasakan sakit?

Liora bukan tidak merasakan sakit, tetapi ia menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia bangkit dan menatap wartawan dengan tenang.

“Jangan meliput berita apapun tentang kecelakaan kecil ini atau kalian tidak akan pernah bisa menyentuh pekerjaan kalian,” ucapnya dan melengos pergi.

Axelio segera menyusul Liora, tetapi sebelum ia keluar dari sana ... Dor! Dia menembak bacground di belakang Stella. Gadis itu memekik kaget dengan perbuatan Axelio. Suara tembakan pria itu sudah menekan telinga dan sekarang ia mengeluarkannya lagi.

"Kau ingin membunuh modelku, Axelio?” tanya Peter marah. Axelio tidak menggubrisnya dan pergi dari sana.

Liora meminta Axelio membawanya ke rumah sakit dan setelah itu pulang. Sepanjang jalan Liora tidak menunjukkan sedikit pun rasa sakit. Ia tampak biasa saja.

Flashback end

Dan, sekarang di sinilah Axelio, setelah mengantar Liora sampai ke kamar. Dia langsung menemui Mr. Waston dan detik itu juga ia mendapat bogem mentah. Siksaan demi siksaan diberikan untuknya.

“Temui Denuca dan kerahkan anggota Black Hold untuk memberikan peringatan kepada Stella Angelicia dan utus Jevras meledakkan bom kecil di cabang Peter. Pra tua itu harus tahu berhadapan dengan siapa,” perintah Mr. Waston.

Axelio berusaha berdiri. Ia menunduk, “Baik Tuan!”

Langkah Axelio terseok-seok meninggalkan tempat itu sedangkan Mr.Waston memutuskan untuk masuk ke dalam melihat istrinya yang berbaring dengan mata terpejam. Ia mengamati wajah polos istrinya, tetapi sekarang teralihkan dari dering benda pipih  milik istrinya.

Nyonya Bos Mafia (KTH)-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang