Chapter 29 - Bertemu Nenek

2.3K 494 121
                                    

Catatan:
Chap ini boring banget seriusan.
Authan udah berulang kali baca, berulang kali revisi, berulang kali juga gak dapet feel.

Kek kek kek susah banget gitu loh menuju konfliknya,, pengen langsung ke bagian tamat aja,, njerrr

.

Rumah 🏚
.
.
.
.

Yunho mengangkat lenteranya tinggi-tinggi, jantungnya berdegup kencang. Aura di koridor ini lebih aneh dari koridor sebelumnya.

Yunho menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan, menenangkan dirinya. Ia tidak boleh sampai berteriak jika melihat makhluk seram, atau 'mereka' akan tahu kalau Yunho dan kedua adiknya merupakan jiwa hidup.

Jika itu sampai terjadi, 'mereka' bisa saja mengincar tubuh aslinya untuk dirasuki.

Yunho memegang sebelah tangan Mingi, sedangkan tangan Mingi yang lain memegangi tangan Jongho erat. "Mingi pegang tangan Hoho ya? Jangan sampai lepas apapun yang terjadi."

"Iya," jawab Mingi.

Mereka bertiga mulai berjalan pelan memasuki koridor gelap.

Sraakkk

Sraakkkk

Sraakkk

"Huh?" Yunho berbalik, ia mengarahkan lenteranya ke belakang, detak jantungnya kembali tidak normal. Ia yakin sekali tadi ada suara langkah kaki di belakangnya.

Yunho menggeleng pelan dan kembali mengarahkan lenteranya ke depan, mereka kembali melangkah. Yunho mengeratkan pegangan tangannya pada Mingi. Keringat mulai membasahi dahinya saat suara langkah kaki diseret itu kembali terdengar.

Sraaakkk

Sraaakkk

Kratakkk

Treekkteekkktekkkk

Dalam hati, Yunho sudah melafalkan banyak sekali kalimat doa dan menyebut nama Tuhan berkali-kali. Koridor terasa semakin dingin, bahkan mulai terdengar suara tawa dan gumaman.

Yunho mempercepat langkahnya, membuat kedua adiknya sedikit terseret. Mereka harus segera keluar dari koridor dan menemukan pintu menuju ruangan berikutnya.

Srakkk srakkk srakk srakkk

Kratakk kratakk kraattakkk

Greppp

Yunho terengah, tangannya yang memegang lentera mulai bergetar, ia menarik kakinya pelan, berusaha melepaskan diri dari tangan yang mencengkram kakinya.

Yunho menurunkan lentera yang ia pegang dan sedikit menunduk. "Ya Tuhan," gumamnya pelan saat melihat tangan hitam masih memegangi pergelangan kakinya dengan erat.

Kkkkssssshhhh

Ksssssshhhhhh

Yunho melepas pegangannya pada tangan Mingi dan menggiring kedua adiknya ke depan. "Diam di sini, jangan pergi kemanapun," ucap Yunho tanpa suara, ia berbalik dan kembali berusaha menarik kakinya, tapi geganggaman tangan itu erat sekali.

Membuat Yunho akhirnya menghentak-hentakkan kakinya sampai tangan hitam itu terlepas, namun hentakkan tadi membuat Yunho sedikit oleng dan berjalan mundur, ia berpegangan pada tembok koridor guna menyeimbangkan kembali bobot tubuhnya.

Duukkkk

Mata Yunho melebar saat tangannya menyentuh permukaan yang kenyal dan tidak rata, dengan cepat ia berbalik dan mengangkat lenteranya dengan tinggi, ia menarik Mingi dan Jongho ke belakang tubuhnya.

[✔]Rumah . AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang