Chapter 31 - Bebaskan YeoWooSan

2.6K 486 297
                                    

Hai :D
Ternyata bikin rancangan dan pengetikan(?) chap ini lebih cepat dari yg authan duga :D
Jadi dari pada kalian nunggu minggu, authan up aja sekarang :D

Dan karena up nya sekarang, jadi HARI MINGGU nya TIDAK UPDATE YA WAN KAWAN.

Sekian terima cinta om palak awww~~

Hepi riding

.
.
.
.


Rumah 🏚
.
.
.
.

Yunho menutup pintu setelah mereka semua sudah di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yunho menutup pintu setelah mereka semua sudah di dalam kamar. Ia tetap berdiri di dekat pintu, sedangkan Mingi dan Jongho segera berlari menghampiri Airi.

"Bearry!" teriak Jongho senang sambil mengangkat kedua tangannya, meminta Bearry.

"Beary?" ucap Yunho pelan, tidak paham dengan apa yang adiknya maksud, di mana? Ia tidak melihat di mana pun boneka berbentuk beruang itu berada.

Yunho kemudian melihat Airi memberikan benda gosong yang sejak tadi ia peluk pada Jongho, benda itu perlahan berubah menjadi boneka beruang lucu setelah Jongho mendekapnya, boneka yang tidak asing, boneka pemberiannya—Bearry. Bagaimana ... mungkin?

"Wuaahh Kakak sangat cantik, bajunya juga cantik! Berkilauan," komentar Mingi, dan mendapat usapan sayang dari Airi di kepalanya.

Membuat Yunho semakin meringis, karena Airi yang ia lihat jauh berbeda dari yang Mingi dan Jongho lihat. Di mata Yunho sosok Airi cukup seram dengan kulit hitam bekas terbakar.

Airi menoleh ke arah Yunho dengan bunyi 'kretek' yang terdengar nyaring. Ia tersenyum, terlihat sangat menyeramkan di mata Yunho.

"Kakak berhasil," ucap Airi sebelum berdiri, ia berjalan menghampiri Yunho dengan gerakan kaku serta serpihan kulit dan baju yang berjatuhan di setiap Airi melangkah. "Kakak berhasil menemukanku tanpa ada yang tahu kalau Kakak merupakan jiwa yang hidup."

Yunho bergeming, tubuhnya terasa kaku di setiap langkah Airi yang semakin dekat dengannya. "I-itu juga berkat dirimu, senandung lagu," balas Yunho sekenanya. Ia menelan ludahnya kasar saat Airi memegang tangannya—menuntun Yunho agar berjalan mendekati ranjang.

"Wujudku jelek sekali kan?" ucap Airi tiba-tiba, membuat Yunho gelagapan sendiri. Airi tertawa pelan melihat reaksi Yunho, ia mempersilahkan Yunho untuk duduk di tepi kasur. "Wujud asliku memang begini kok, yaa mau bagaimana lagi, aku mati karena terbakar."

"Maaf," gumam Yunho

"Untuk?" Airi tertawa lagi, terdengar serak dan sedikit melengking. "Tidak apa, aku memaklumi kok kalau Kakak takut, karena apa yang Kakak lihat dan apa yang Jongho dan Mingi lihat sangat jauh berbeda." Airi berdiri di depan Yunho, ia menggosok-gosokkan tangannya sampai abu halus berwarna hitam berterbangan.

[✔]Rumah . AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang