Chapter 28 - Rencana

2.6K 501 264
                                    

Satu-satunya readers yang nangkep SESAMTING apa yang authan tulis di chap sebelumnya 🤫🤫🤫🤫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu-satunya readers yang nangkep SESAMTING apa yang authan tulis di chap sebelumnya 🤫🤫🤫🤫

.
.

Rumah 🏚
.
.
.
.

Yunho menatap pintu merah di depannya, ia menoleh sebentar pada Ayahnya yang berdiri di belakang mereka. Ayahnya mengangguk, Yunho ikut menganggukkan kepalanya dan kembali menatap ke depan.

Ia membuka pintu itu, menggandeng kedua tangan adiknya kemudian masuk ke dalam pintu merah itu.

#FLASHBACK
.
.

"Apa yang harus Yunho lakukan, Ayah?"

Hongjoong tersenyum tipis, putra sulungnya memang selalu bisa diandalkan. "Dengarkan baik-baik,, ini rencananya:
Pertama, tulis surat untuk ibumu. Minta Ibumu untuk menemukan tubuh asli Yeosang dan WooSan di rumah nenek. Carilah di sisi kanan rumah, akan sulit menembus rumah karena barrier nyata yang Junhoe pasang. Jadi, lakukan apapun untuk membobol rumah agar bisa masuk. Jika tubuh mereka sudah ditemukan, panggil nama Yeosang dan WooSan terus berulang-ulang sebagai petunjuk kemana kalian harus mengantar jiwa Yeosang dan WooSan.

Kedua, kalian harus masuk ke alam penghubung untuk mencari jiwa Yeosang dan WooSan. Namun sebelum itu, temukan Airi terlebih dahulu. Yunho, kau masih ingat senandung nyanyian yang kau dengar setiap malam?"

Yunho mengangguk. "Yunho masih ingat, Ayah."

"Bagus, lagu itu bisa menjadi petunjuk untukmu menemukan Airi. Apa Yunho paham?" Hongjoong kembali mengulas senyum setelah mendapat anggukan mantap dari putra sulungnya.

Yunho mengambil selembar kertas yang ada di laci nakas dan meminjam pulpen milik Hyuk. Ia menulis surat untuk Ibunya sesuai dengan apa yang Ayahnya ucapkan, kemudian menitipkan surat itu pada Hyuk.

"Ayah? Apa tidak bisa aku saja yang pergi ke alam penghubung? Kenapa Mingi dan Jongho juga harus ikut?" tanya Yunho ragu. Ia sudah kembali berbaring di ranjang, sedangkan Mingi dan Jongho berbaring di ranjang di sampingnya.

Yang bisa ke alam penghubung hanya jiwa mereka, yang artinya jiwa mereka harus keluar dari tubuh mereka dahulu.

"Karena hanya mereka yang bisa melihat wujud asli sosok-sosok menyeramkan yang ada di sana, itu sangat membantu. Kau akan paham saat melihatnya," jawab Hongjoong, mengerti akan kegelisahan yang Yunho rasakan.

"Tapi bagaimana kalau aku tidak bisa me—"

"Yunho, Ayah percaya padamu, dan kamu harus yakin pada dirimu sendiri." Hongjoong menggenggam tangan Yunho, memberikan keyakinan dan rasa percaya diri pada putra sulungnya.

Yunho mengangguk kemudian memejamkan matanya. Saat itulah Hongjoong perlahan menarik jiwa Yunho, Mingi dan Jongho keluar dari tubuh mereka.

"Wahh,, Mingi ada dua," ucapan polos Mingi saat melihat tubuh aslinya yang tengah terbaring membuat Hongjoong kembali mengulas senyum tipis.

[✔]Rumah . AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang