"Lo duluan aja, Lana balik sama gue."
Jayden. Ya, lelaki itu menginterupsi percakapan Lana dengan dua lelaki di depannya.
Lana yang lumayan terkejut pun sontak menoleh.
Mengintimidasi Jayden dengan tatapan bingung.
Kok tumben? Nganter gue? Ada angin apa nih?"Pulang sama gue ya, sekalian gue traktir buat permintaan maaf, karena gue gak bisa temenin Lo diskusi papan upcoming event. Sebagai rasa bangga gue juga karena ngerancang publikasi upcoming event dengan sekeren itu."
Ucap lelaki itu sembari menatap Lana bangga."Yaudah gue duluan ya Lan, sok lanjutin puji pujiannya."
Sindir Hasan, kemudian berderap pergi meninggalkan Lana dan Jayden berdua di depan sekre. Iya di sekre sekarang cuma ada mereka berdua. Yang lain udah enyah dari tadi."Padahal gue belom iyain ajakan kak Jayden. Maen pergi pergi aja, sial."
Kesal Lana."Jadi, gak mau pulang bareng gue nih?"
Canggung Jayden."Ya mau laah!"
"Terus, tadi?"
"Ya kan kesel aja, Hasan pergi sebelum denger keputusan gue. Kebiasaan!"
Lana mencebikkan bibirnya, masih kesal."Udah gapapaaa, yuk pulang. Jangan ngambek, Jelek."
Ledek Jayden, sembari menyeret tangan Lana.
Lana pasrah pasrah aja diseret seret Jayden. Toh dia juga suka. Ehh?"Jelek gini gue banyak yang ngantri loh. Termasuk Lo jangan jangan?" Balas Lana. Jayden tampak salah tingkah sekejap, namun secepat mungkin kembali mengatur ekspresinya.
"Suka sama Lo? Engga ah makasih, takut di gebuk Mark soalnya." Mark? Lana bingung.
"Kenapa Mark?"
"Pacar Lo kan? Atau temen Deket? Atau apa? Kemarin kan Lo bedua pulang bareng."
Lana terkekeh, kemudian mencubit pinggang Jayden pelan namun tetap membuat lelaki itu kesakitan."Aw aw! Kok di cubit?" Protes Jayden.
"Hukuman. Makanya kalo ngomong di saring "
"Disaring? Omongan mana yang salah?"
"Gue sama Mark gak pacaran. Ngadi ngadi Lo. Kemaren gue pulang bareng dia juga karena kepepet."
Jayden tersenyum.
"Alhamdulillah." Ucapnya."Alhamdulillah kenapa?" Bingung Lana.
"Alhamdulillah masih dikasih nikmat sehat Lan."
Lana masih bingung, hingga memilih melakukan hal yang sama dengan Jayden."Alhamdulillah."
Perbincangan mereka terhenti, saat mereka sudah sampai di parkiran. Jayden hendak membukakan pintu mobil untuk Lana, namun cepat cepat dicegah oleh gadis itu.
"Buka sendiri sendiri aja, biar nggak kelamaan."
"Bukain pintu mobil doang nggak makan waktu sampe lima menit."
"Tetep ajaa."
Akhirnya Jayden mengalah. Mereka membuka pintu mobilnya sendiri sendiri.
Tidak ada yang membuka percakapan selama perjalanan. Hanya terdengar suara radio yang sengaja diputar Lana dengan suara lumayan keras untuk memecah keheningan.
"Mau makan dimana Lan?"
Tanya Jayden.
Tangan Lana pun acap bergerak untuk mengecilkan volume radio, agar suara Jayden bisa terdengar lebih jelas olehnya."Apa?"
"Mau makan dimana?"
Lana berpikir sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KABINET PROGRESIF
Fanfic-BEM Universitas Nusantara dan sambatannya.- "Sadar ga sih, organisasi kita tuh paling friendly dan kekeluargaannya erat banget. Gaada roasting, gaada bully, gaada kubu kubuan." "Lo ga pernah ikut evaluasi proker?" "Kecuali pas evaluasi proker, kelu...