-BEM Universitas Nusantara dan sambatannya.-
"Sadar ga sih, organisasi kita tuh paling friendly dan kekeluargaannya erat banget. Gaada roasting, gaada bully, gaada kubu kubuan."
"Lo ga pernah ikut evaluasi proker?"
"Kecuali pas evaluasi proker, kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*shkahsksksmleyot*
Tiga hari telah berlalu sejak terjadinya kekacauan rapat perdana BEM U. Dan sejak tiga hari itu pula atmosfer sekre BEM U terasa membeku. tidak ada canda tawa seperti biasanya, tidak ada anggota yang saling konsultasi dengan anggota lainnya. semua orang seolah bekerja bersama keegoisannya masing masing.
"Ini masih pada mau ambek ambekan? aih udahan atuuuh puyeng betul ini gue kerja sendiri gatau mau konsul sama siapa." Keluh Runa sembari memijit pelipisnya untuk mengurangi rasa pusing. Gadis itu sudah berada di ambang depresot karena sejak 3 hari belakangan dia terus lembur untuk menyelesaikan bermacam macam proposal dan laporan. belum lagi dia harus berbagi shift dengan perkuliahan. ditambah Rina, sekertaris 2 yang selalu membantunya sedang sakit.
"Pubdekdok kerjasama tim nya udah bagus kok, gak butuh bantuan ketua panitia buat konsultasi." Sindir Jayden sembari melirik Kunta yang masih fokus dengan laptop di pangkuannya.
"Ya tapikan gue butuh pubdekdok buat konsul, bodo amat divisi lo butuh yang lain apa engga, tapi yang jelas gue butuh lo." Kesal Runa. Gadis itu kini menatap Jayden dengan pandangan nyalang.
"Yaudah sih konsul tinggal konsul, sini lo mau nanya apaan." Cicit Jayden pelan.
"AIHH GAJADI LAH MALES."
"Yaaah pundung kann."
"Divisi acara ada kendala nggak? rundown udah dibuat sampe plan berapa?" Tanya Runa pada dua orang teruna yang sedang duduk berhadapan sembari mencoret coret berkas.
"Aman kok, kita udah pegang plan E yang sampe bener bener plan terburuk. Tinggal siapin penampilan angkatan aja."
"Udah di siapin tiap angkatan mau nampilin apa?"
"Belum sih, Ya makanya tinggal itu doang."
"Harusnya udah doong, biar kalian juga tau apa aja yang harus di siapin. Kalo kaliannya keteteran ntar bakal jadi kendala juga buat divisi lain." Jonath, sang ketua divisi acara hanya menghela pelan, kemudian mengangguk sebagai jawaban.
"Terus sponsorship udah taken berapa sponsor? sering sering konsul sama bendahara ya. Kalo sekiranya butuh surat pengantar dari kampus, hubungi gue aja. Soalnya itu juga penting banget buat bukti legalitas proposal kita. biar lebih gampang di terima. Sponsorship sama bendahara pokoknya kudu ngebut. jangan sampe nanti kita kurang dana, dan waktu yang harusnya kita pake buat nyiapin acara malah kebuang buat jualan risol. Plis ya, acara udah mepet. Jangan buang buang waktu, buang aja ego nya terus kerja bareng bareng lagi."
"Capek ya? sama anjing gue juga." Sambar Lucas.
"Kalo nyari sponsor, jangan cuma berfokus ke satu pintu aja. Kita bisa sebar ke banyak pihak biar dana besar yang kita butuhkan bisa terpenuhi, karena kalo kita cuma fokus ke satu pihak belum tentu dana yang kita ajukan bisa 100% terdanai. pokoknya selalu siapin plan B ketika mencari-cari sponsor. Jangan lupa sertakan surat pengantar dari kampus juga, sebagai bukti legalitas proposal kita. Udah gue bilangin kan tadi."