Sudah tiga hari berlalu sejak insiden ' kucing ' antara Jayden dan Lana.
Sudah tiga hari pula kedekatan mereka mulai terlihat. Berangkat kampus bareng, pulang bareng, makan bareng, telfonan sampai malam, dan lain sebagainya. Hal itu tentu membuat Mark yang baru mau memperjuangkan Lana, otomatis mundur dari barisannya.
Barisan penggemar Lana.Lelaki itu memilih untuk diam. Menyaksikan kedekatan Lana dan Jayden dengan sakit yang dia tahan sendirian. Mau gimana lagi, Mark sudah tersingkir sebelum berjuang.
Lana duduk manis dengan kepala yang tersandar di bahu kiri Jayden, sementara lelaki itu fokus menatap laptop dengan jemarinya yang menari nari dengan lincah di atas keyboard sambil sesekali tangannya tergerak untuk mengusak puncak kepala Lana, agar gadis itu terlelap.
Lana hampir benar benar terlelap sebelum suara berisik dari dapur membuatnya tersentak.
Tanpa sempat mengumpulkan nyawanya yang masih tercecer entah dimana, Lana acap berlari tunggang langgang menuju dapur sekre.Terlihat kobaran api melahap kompor dan wajan dengan hiasan telur gosong diatasnya.
Kebakaran seperti ini bukan terjadi untuk pertama atau kedua kalinya.
Terhitung enam kali kebakaran di dapur sekre terjadi, dengan pelaku yang selalu sama. Mark dan Lucas."KALIAN APAIN LAGI DAPURNYA?"
Omel Lana sembari menyabet kompor dengan serbet basah."Kita bakar. Tapi nggak sengaja kok, beneran!"
Sesal Mark sembari bersembunyi dibalik tubuh bongsor Lucas."Gimana ceritanya bisa kebakaran gini?"
Jayden ikut mengomel."Tadi Mark goreng telur. Kata Lucas yang dimasukin telur dulu baru minyaknya."
Lucas tersentak tak terima. Mendengar tuduhan yang jelas jelas diragukan kebenarannya."Heh kalo yang Lo masukin bukan minyak urut juga gak bakalan kebakaran maliih!"
Sangkal Lucas sembari menghadiahi jitakan diatas kepala Mark."Ih kan Lo juga yang tadi ngasih minyak urut. Bukan atas inisiatif gue sendiri ya nuang minyak urut keatas telor goreng."
Sambar Mark, masih enggan mengalah."Yakan harusnya nggak Lo pake minyak nya. Harusnya Lo bilang gini, Lucas inikan minyak urut bukan minyak goreng. Nah nanti gue ketawa terus ambilin minyak goreng yang beneran."
"Keburu telurnya gosong kalo begitu."
"Ya gapapa daripada kebakaran."
"CUKUP!!!"
Bentak Lana. Keduanya lantas terdiam."Tadi kenapa nggak minta tolong sama Lana aja kalo mau goreng telor?"
Tanya Jayden sembari menatap kedua tersangka didepannya ini secara bergantian."Lana nya lagi asik pacaran. Gak enak mau ganggu."
Jawab Mark, dengan sesak di ulu hati tatkala mengingatnya."S-siapa yang pacaran. Ngada ngada! Di BEM U kan gaboleh pacaran."
Sangkal Jayden. Lelaki itu ini bertukar tatap dengan Lana dengan pandangan penuh sesal.
Harusnya Lo tadi nggak nyuruh gue tiduran di pundak Lo Jay!
Lan, kalo mereka salah paham gimana?"Udah udah balik lagi kedepan. Pokoknya mulai sekarang Lucas sama Mark di boikot dari area dapur! Inget inget! Kalo laper suruh masakin Nana, Janna, Runa, Jihan, atau Lana. Kalo mereka gak ada, makan ke kantin aja."
Bagai mendapat ultimatum dari Baginda raja, kedua tersangka ini Lantas mengangguk patuh. Kemudian di giring Jayden dan Lana kembali ke ruang kerja mereka."Udah, duduk anteng aja disini. Biar gue masakin."
Ujar Lana. Mark dan Lucas mengangguk gemas secara bersamaan. Membuat kekesalan Lana luruh begitu saja.Tak lama kemudian, Lana kembali dari dapur dengan dua piring nasi beserta telur mata sapi diatasnya.
Ia datang bersamaan dengan Jeno yang baru juga sampai di sekre, lelaki tampak berdiri diambang pintu sekretariat sembari susah payah menggendong tiga gumpalan daging berbulu yang meronta ronta di pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KABINET PROGRESIF
Fanfic-BEM Universitas Nusantara dan sambatannya.- "Sadar ga sih, organisasi kita tuh paling friendly dan kekeluargaannya erat banget. Gaada roasting, gaada bully, gaada kubu kubuan." "Lo ga pernah ikut evaluasi proker?" "Kecuali pas evaluasi proker, kelu...