Hello uri readers tercintaaa....
Tiba tiba banget pengen up, lagi semangat aja tiba tiba ada bom vote.
Jadi semangat deeeh wkwk makasih yaaaa<3Jangan bosen di part ini yaaaa,,, soalnya dialognya nggak aku kasih space 😭😭😭
Tapi tetep keren kok😚Nih bonus
(Jeno adalah deskripsi dari part ini)
>>>
Lana dan tim nya duduk menunduk sembari meremas jemari mereka dengan gugup.
Di depan mereka, Kunta terlihat sangat emosi dengan wajah memerah serta rambut acak acakan.
Tangannya pun bertengger di pangkal hidung.
Memijatnya pelan untuk menetralkan emosi.Dan itu semua terjadi setelah Lana dan tim nya mempresentasikan RAB mereka.
"KACAU BALAU!"
"Lo nyusun RAB pake otak nggak? Bisa bisanya Lo anggarin 3 dus Aqua doang buat parade busana. Lo mau karnaval apa latihan militer sih Lan? Parade busana ini buat warga se universitas, bukan satu jurusan doang!"
Hardik Kunta, usai membaca rancangan anggaran biaya dari divisi konsumsi yang menurutnya sama sekali tidak wajar.Lana dan tim nya menyebut RAB ini sebagai rancangan anggaran biaya masuk surga. Kenapa demikian? Ya karena nyusunnya aja harus korbanin seluruh jiwa raga dan kesabaran ekstra. Fisik yang harus siap skip jam istirahat dan jam makan, juga mental yang harus tahan banting saat harus menerima kritikan bahkan hujatan jika melakukan kesalahan.
"Kita udah rancang RAB konsum serasional mungkin kak. Tapi anggarannya tiris alias mepet banget buat mewujudkan wacana RAB itu sendiri. Sedangkan Plan b dan c dari kami adalah iuran panitia, atau mengurangi jumlah konsumsi. Kami sempat mengusulkan agar para peserta membawa thumblr dari rumah masing masing, dan kita sediakan galon air mineral di beberapa titik. Tapi usul itu ditolak mentah mentah sama korlap dengan alasan, bawa thumblr kayak anak TK aja."
Ujar Lana dengan suara gemetar yang ia tahan.
Lana rasanya ingin menangis, jika didepannya kini tidak ada orang. Perasaan kecewa dan sia sia karena perjuangannya menyusun RAB berakhir seperti ini, menciptakan gumpalan yang terasa menyesakkan dalam hatinya."Kalian kalo mau rancang konsum ya rancang aja. Tetap harus rasional dengan tidak mengurangi atau melebih lebihkan. Soal anggaran yang tiris itu nggak usah kalian pikirin karena hal tersebut masuk urusan bendahara dan divisi sponsorship yang berarti harus kerja rodi. Nggak usah sok baik, pake mikir mau ngurangin beban sponsorship dengan Lo nurut nurut aja sama anggaran yang dikasih bendahara. Semua udah ada tugasnya masing masing. Mentang mentang Hasan pacar Lo, terus Lo mau sok baik gitu, bantuin dia? Hhhhh."
Entah kenapa, semakin lama Kunta justru semakin meresahkan. Bahkan kata kata yang keluar dari mulutnya pun mulai terdengar keterlaluan.
"KUNTA!! Lo gak bisa kasih apresiasi dulu sebelum mengkritik sesuatu? Dan cara Lo mengkritik seharusnya nggak begini juga. Gue tau Lo capek, gue tau Lo sepaneng, tapi nggak seharusnya Lo lampiasin itu semua ke Lana dan anggotanya. Mereka udah kerja sebaik mungkin, nyusun RAB serapih itu dalam waktu yang sesingkat ini. Apalagi dana buat konsum udah di tetapin segitu. Dia nggak mau nambah porsi juga karena mungkin nggak enak mau nambahin kerjaan divisi sponsorship sama bendahara. BUKAN CUMA KARENA HASAN! Dan kalo Lo lupa, sponsorship itu isinya bukan Hasan doang. Nggak semua orang yang terlihat dekat juga berarti pacaran. Otak Lo yang terlalu cetek, mikir cuma sampe situ."
KAMU SEDANG MEMBACA
KABINET PROGRESIF
Fiksi Penggemar-BEM Universitas Nusantara dan sambatannya.- "Sadar ga sih, organisasi kita tuh paling friendly dan kekeluargaannya erat banget. Gaada roasting, gaada bully, gaada kubu kubuan." "Lo ga pernah ikut evaluasi proker?" "Kecuali pas evaluasi proker, kelu...