Sekretariat disesaki oleh anggota BEM U yang kompak mengeluh kepanasan. Bahkan pendingin ruangan pun seolah sudah tidak ada harga dirinya, karena selalu dituding 'gak guna'. Padahal ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberi kesejukan pada manusia manusia yang kini mengipasi wajah mereka dengan tangan, buku, sobekan kardus, bahkan piring plastik.
"Hayuk atuh ngajuin proposal buat beli AC lagi. Masih ga ngaruh gila ini AC dua biji doang."
Hampir seluruh anggota menyetujui usulan Hasan dengan anggukan setuju. Yang tentunya membuat Hasan semakin berapi api untuk menyuarakan usulan –lebih tepatnya keluhan– nya"Ini juga demi kenyamanan kita sendiri ga sih nantinya, misal pas ada acara gitu terus kita kegerahan setelah ngondisiin lapangan, pengen ngadem malah AC nya rusak, apalagi kalo pas rapat gitu pada sepaneng, otaknya memanas, kan si AC nih berperan penting banget buat dinginin suasana. Soalnya AC kita nih walaupun ada dua biji tapi dinginnya udah ga kerasa. Orang belinya aja udah dari jaman megalitikum yakann? Makanya ayo beli lagi."
Suara Hasan yang terdengar sangat meyakinkan dan menggebu gebu, sanggup membuat beberapa orang didalam ruang sekre itu tergelak. Hingga Yuta pun berinisiatif untuk menguatkan argumen Hasan dengan memberi pendapat yang tak jauh berbeda.
"Kayaknya Hasan bener deh. Coba kita ambil contoh dari kegiatan tadi. Kita abis keliling keliling kampus, panas panasan, kitanya keringetan, mana tadi abis teriak teriak juga, tenggorokan seret, enaknya beli Boba ga sih? Ada yang mau donasi?"
Beberapa orang di sekre tampak kesal, namun sebagian lagi tetap tergelak. Hasan termasuk kedalam golongan orang yang kesal itu, karena dia sempat mengira bahwa Yuta akan membela permohonannya, namun lelaki itu justru mengajukan permohonan lain.
"Boba nya buat kita aja, soalnya Yuta tadi cuma nyopir sambil ketawa ketiwi doang."
Cicit Janna, mengadukan perbuatan Yuta pada teman temannya yang lain."YAKAN MASIH MENDING GUA SOPIRIN SAT!!"
"ALAH KALO CUMA NYOPIR DOANG MAH, GUE JUGA BISA!" Protes Naufal, yang justru dibalas telak oleh kekesalan Daffa.
"HEH, LO TADI SURUH PASANG MMT JUGA CUMA KEBANYAKAN NGASO DOANG YA BANGSAT."
"YA NAMANYA JUGA CAPEK."
"YA SAMA, GUE JUGA CAPEK TAPI TETEP KERJA TUH."
"NYENYENYE."
Daffa sudah hampir berdiri untuk menjahit mulut Naufal, ketika suara Taran menginterupsinya secara tiba tiba. Membuat Daffa seketika mengurungkan niatnya."Yang masih mau berantem mending balik ke tadika mesra aja deh."
"Dengerin tuh Dap." Ledek Naufal.
"Gue Abang Lo ya anjing." Kesal Daffa.
"Emaknya anjing nikah sama bokap lu Dap?" Naufal memasang ekspresi kaget, yang membuat Daffa semakin bergairah untuk mencabik cabik wajahnya.
"Ran, liat dong adek tingkat lu nih gada sopan santunnya sama senior. Marahin kek, hukum kek, apa kek." Protes Daffa, yang hanya mendapat balasan gelengan kepala Taran.
"Jadi beli Boba nggak?" Tanya si Presma.
"Di sponsori oleeeh- alias gue gak mau ya kalo suruh iuran. Mending ngokop air dispenser!" Pungkas Lisa, yang kompak disetujui seluruh anggota.
"Di sponsorin Jayden aja, kan dia paling sugih."
Usul Janna, membuat kedua mata Jayden terbelalak."Kok jadi gue?"
"Ya salah siapa kaya."
"Bayarin Boba 29 orang, langsung jatuh miskin gue sat."
"AAAAAMIIIIIN!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KABINET PROGRESIF
Fanfiction-BEM Universitas Nusantara dan sambatannya.- "Sadar ga sih, organisasi kita tuh paling friendly dan kekeluargaannya erat banget. Gaada roasting, gaada bully, gaada kubu kubuan." "Lo ga pernah ikut evaluasi proker?" "Kecuali pas evaluasi proker, kelu...