Jayden, Yuta, dan Mark kembali ke sekre usai mendapatkan 28 gelas boba rasa cokelat, dan 1 gelas boba taro untuk Jayden sendiri. Jayden enggan menerima request yang aneh aneh setelah diporotin teman teman satu organisasinya untuk mentraktir boba. Maka kata Jayden, "Kalo mau boba coklat ya ambil, gamau yaudah."
Jayden beserta dua orang yang sedang berjalan dibelakangnya sembari kerepotan menenteng plastik plastik berisi boba, sempat kompak dipusingkan oleh satu perkara. -ini mau nyari pisang ijo dimana?- Sampai akhirnya mereka memilih untuk menyerah dan menerima apapun resikonya, sebab mereka pun sudah terlampau lelah berputar kesana kemari untuk mencari pisang ijo yang hanya berbuah sia sia.
Tidak ada perbincangan apapun selama mereka berjalan dari tempat parkir sampai di koridor yang menuju ruang sekretariat. Tampaknya, mereka sama sama enggan mencari topik perbincangan, bahkan untuk sekedar membuka mulut.
Dari kejauhan, telah terdengar keributan didalam ruang sekre, yang sangat mudah ditebak bahwa keributan tersebut berasal dari mulut Hasan, Lucas, Jeno, Reno, dan Naufal yang sedang Mabar game online. Mengingat kata yang keluar dari mulut mereka tak jauh jauh dari umpatan.
Jayden adalah orang pertama yang mengetuk sekaligus membuka pintu sekretariat. Karena diantara mereka bertiga, hanya Jayden yang tangannya tidak dibebani apa apa.
"Lo jangan lewat semak semak mulu bego, di geprek Hilda baru tau rasa."
"Bangsaat, execute gue gak kenaa."
"HASAN, LO JANGAN NYAMPAH MULU ANJIR."
"Ya salah siapa lelet."
Perdebatan antara Hasan, Lucas, Jeno, Reno, serta Naufal yang sedang main game online, membuat beberapa orang tidak menyadari kedatangan Jayden, Mark, Yuta, dan boba. Namun ketiganya tak ambil pusing. Mereka lantas mengambil jatah boba masing masing, kemudian mengasingkan diri agak jauh dari lingkaran setan yang dibuat oleh Hasan dan teman temannya agar tak terganggu oleh keributan yang mereka ciptakan. Sebab baik Jayden, Yuta, maupun Mark, sama sama belum mendapat jatah istirahat untuk mereka.
"WEHH BOBA NYA DATENG NIH. BOBA DULU BOBA DULU." Teriak Lucas, yang membuat seluruh penghuni sekre kompak mengalihkan atensi mereka dari kegiatan yang sedang dilakukan.
"SATU SATU!! HEH BANGSAT, JANGAN KIRA GUE GAK TAU YA, APA YANG LO SEMBUNYIIN DIBALIK KAOS." Seperti biasa, Janna selalu menyahut terlampau galak untuk sesuatu yang sebenarnya tak perlu di besar besarkan. Karena menurutnya, melihat Lisa mengambil lebih dari satu gelas boba bukanlah perkara sepele.
"INI POP MIE!" Elak Lisa dengan tak kalah galak.
"POP MIE POP MIE MATA LO BUSUK, KELUARIN GAK!!" Janna memilih untuk lebih percaya pada apa yang dilihat oleh matanya, alih alih percaya pada perkataan sahabatnya.
"Ckk." Lisa memilih menyerah dan mengubur niat busuknya untuk menyelundupkan segelas boba, sebab ia tau, memperpanjang perdebatan dengan Janna adalah hal yang percuma. Lisa memilih untuk mengalah lebih awal, sebab ia tentu tak sudi mengoceh 2×24 jam bahkan lebih. Dan tidak akan berakhir sebelum Lisa mengalah, atau Lisa dikubur hidup hidup. Janna sendiri tak mungkin mau mengalah, tak peduli Lisa atau dirinya sendiri yang bersalah.
"Kann, apa gue bilang." Lisa mendengus, lalu menyerahkan satu gelas boba cokelat yang sempat ia selundupkan.
Gelas boba terakhir yang sama sekali belum disentuh adalah milik Jihan. Gadis itu tampak sedang sangat kesal. Kalau kata Hasan 'Lagi mode maung' karena keinginannya untuk memakan pisang ijo harus ia kubur dalam dalam.
"Gak ada pisang ijo, gue sama yang lain udah nyari muter muter."
Jayden masih berusaha sabar, walau dalam hatinya telah menyumpah serapahi Jihan yang sama sekali tak menghargai upaya nya untuk mencari pisang ijo petang petang begini.
![](https://img.wattpad.com/cover/250222642-288-k292021.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KABINET PROGRESIF
Fanfiction-BEM Universitas Nusantara dan sambatannya.- "Sadar ga sih, organisasi kita tuh paling friendly dan kekeluargaannya erat banget. Gaada roasting, gaada bully, gaada kubu kubuan." "Lo ga pernah ikut evaluasi proker?" "Kecuali pas evaluasi proker, kelu...