Tasya berhasil memenangkan perkelahiannya dengan wanita mirip Kania itu. Kini Tasya bisa melihat wanita itu terkapar lemah di lantai.
"I'm win. So don't disturb me and my sister" tegas Tasya sambil berkacak pinggang.
"Heh jangan merasa menang kau. Kau masih berurusan dengan bosku"
"Mana? Tunjukkan padaku. Akan ku kalahkan dia"
"Lihatlah dibelakangmu bodoh"
Tasya berbalik dan betapa terkejutnya dia ketika melihat orang yang dimaksud "bos" itu adalah mantan staff SM yang ia keluarkan.
"Apa apaan ini? Kau lagi kau lagi"
"Hello. Welcome to my game"
"Gue ga butuh basa basi lu. Kita selesaikan masalah ini sekarang"
"Wah jangan gegabah cantik. Kau belum lihat siapa yang akan kau pertaruhkan"
Wanita itu menjentikkan jarinya dan terlihatlah Taeyong yang tak sadarkan diri dengan kondisi badan terikat.
"APA APAAN INI? SUDAH KU KATAKAN URUSANMU DENGANKU BUKAN DENGAN MEREKA SEMUA"
Kali ini Tasya benar-benar tak bisa menahan emosinya. Dia berteriak hingga suaranya bergema di ruangan itu.
Sedangkan wanita yang ada di hadapannya itu hanya tertawa menanggapi Tasya.
"Tenanglah kawan. Ups maksudku lawan. Jangan gegabah atau kau akan kehilangan nyawanya"
Tasya menggeram, rahangnya bergetar menahan emosinya tapi otaknya berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan.
Satu-satunya keahlian Tasya hanya berani bahkan kalaupun itu harus berkelahi. Dia akan meladeninya.
"Baiklah, apa yang kau mau? Aku tak suka basa basi"
"Aku hanya ingin nyawamu melayang tapi..."
Sial dia menggantung kalimatnya. Dasar sok dramatis. Tapi apa boleh buat. Tasya berperang dengan pikirannya sendiri
"Tapi?"
"Tapi tidak sendiri. Dengan kedua orang ini"
Wanita itu menunjukkan sebuah foto yang di dalamnya terdapat wajah Tasya, Kania, dan Taeyong.
"Jangan bercanda. Mereka tidak ada hubungannya dengan masalah kemarin"
"Aku tidak bercanda sayangnya. Kau tau, ibuku meninggal karena aku tak bisa membayar biaya untuk operasinya. Dan you must know what the reason"
Tasya terkejut mendengar itu tapi tetap saja itu tidak sepenuhnya salah Tasya. Wanita itu pantas untuk dipecat karena perilakunya.
"ITU SEMUA SALAHMU"
Teriakan itu berhasil membuat Tasya tersentak dan kembali ke alam sadarnya.
"Baiklah, tidak ada yang bisa ku tebus dengan uang kali ini. Mari kita taruhan saja"
"Let's duel. If you win, you can kill me but without them. But If I win, you must go to Jail" diakhir kalimatnya, Tasya bersmirk yang bisa dilihat semua orang kalau itu bisa membuat semua orang merinding ngeri.
"Hmm Deal"
Wanita itu berlari ke arah Tasya untuk melayangkan serangannya. Tasya hanya bisa menahan dan berlindung dari serangan itu karena tenaganya yang sudah banyak terkuras.
Tasya sedikit tidak percaya kalau lawannya ini akan membabi buta melemparkan serangan kepadanya.
Sekitar 20 menit menahan semua serangan itu, kedua perempuan itu terlihat menunduk mengatur napas mereka.
Melihat mantan staff itu lengah, Tasya melayangkan tendangan yang diarahkannya ke jidat perempuan itu. Tendangan itu berhasil membuat perempuan itu terlempar sekitar satu meter darinya.
"It's my turn, girl"
Tasya mendekati perempuan itu dan meninju pipi dan wajah perempuan yang kini ada dibawahnya. Tasya tak benar-benar duduk, ia berjongkok dengan kaki di atas tangan perempuan itu menahan pergerakannya.
TERIMA INI! BUG!
INI KARENA KAU BERANI MENYENTUH ADIKKU! BUGG!
INI KARENA KAU BERANI MENYAKITI ADIKKU! BUG!
DAN INI UNTUK MENYENTUH PRIAKU! BUG!
Setelah puas, Tasya berdiri dan mengelap darah yang ada di ujung bibirnya karena pukulan perempuan tadi.
Perempuan itu masih terbaring lemah di lantai, sementara itu Tasya berjalan mendekati Taeyong untuk melepaskan tali yang mengikat tubuhnya.
"Taeyong? Bangun"
Tasya menepuk-nepuk pipi Taeyong pelan. Untungnya Taeyong cepat sadar, jadi tak mengulur banyak waktu.
Setelah sadar Tasya membawa Taeyong keluar dari ruangan itu untuk diserahkan kepada Taemin.
"Oppa, tolong bawa Taeyong ke mobil. Aku urus sisa ini"
"Oh ya, tolong jaga dia dan Kania dari orang jahat. Kau juga jaga diri ya oppa" lanjut Tasya sambil tersenyum
Tasya masih mengawasi Taemin yang membawa Taeyong keluar dari rumah ini. Bayang-bayang Taemin dan Taeyong sudah tak terlihat dari pandangannya, Tasya masuk kembali ke ruangan itu.
"Jangan harap kau menang!" teriak perempuan yang baru saja Tasya hajar, kini perempuan itu setengah berdiri menopang tubuhnya dengan kedua lututnya sambil memegang sebuah pistol
Pistol itu diarahkan tepat ke arah Tasya yang masih ada di ambang pintu.
Dor!
Dor!
Dor!
3 tembakan tepat mengenai jantung dan kepala Tasya. Seketika Tasya tumbang dengan senyuman setengah sadar.
"U win, but please don't touch my fam"
Kalimat terakhir yang terucap dari mulut Tasya sebelum benar-benar menghilang dari kesadarnya.
Taeyong & Taemin pov
"Hyeong! TASYA! HYEONG!" teriak Taeyong sambil memberontak untuk berbalik ke rumah tadi.
"Taeyong, jangan. Tasya sudah menitipkanmu padaku, ini amanat untukku"
Taemin membawa Taeyong ke mobil dan melajukan mobilnya untuk pulang.
Taemin mengurus semua masalah ini ke kantor polisi, kedua wanita itu tertangkap dan berada di sel penjara.
Sedangkan Tasya tenang di dalam kuburnya yang masih dipandangi oleh Taeyong, Taemin, Mark, dan Kania.
"Sudah sudah. Kak Tasya bakalan tenang kalo kita hidup bahagia. Lu bang, dapatkan wanita yang baik dan lebih kuat dari kak Tasya. Pasti itu yang kak Tasya pengen"
Taeyong mengangguk walaupun tatapannya masih mengarah ke bawah memandang tumpukan tanah itu.
"Sudah cukup sedihnya Taeyongie. Kita pulang sekarang."
•
•
•
•
•
•
•
•
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔}Don't Touch My Boyfriend || Lee Taeyong
Fanfiction"Nggh" suara parau seorang gadis yang sudah beranjak dewasa. Dia menggeliat hendak melanjutkan tidurnya. Namun dia menyadari sesuatu, hawa hangat apa yang ada dihadapannya ini? Gadis itu pun mendongakkan kepalanya ke atas merasakan sesuatu yang terk...