NEO CULTURE CITY [ NCT 2020 ]

Neo Culture City - Thirteen

Happy reading~

◇◆◇

Hendery terlihat sibuk memainkan tabletnya, sampai ada notifikasi pesan dari Jaehyun.

"Oh Jaehyun?", Hendery membuka notifikasi tersebut dan melihat pesan Jaehyun.

Jung Jaehyun
Last seen recently

| ada empat orang akan datang menjadi penduduk baru.
| jika mereka datang langsung kerjakan tugasmu.

Baik |

"Hei kau yang mengurus data kami?" ucap seseorang yang tiba - tiba masuk kedalam ruangan membuat Hendery terlonjak kaget.

Hendery melihat empat orang gadis dengan jepit rambut ae yang mereka pakai.

Astaga, anggota ae - batin Hendery masih tidak percaya.

"Kenapa melamun? Kau ini kau mengurus data kami atau tidak sih?" ucap seorang gadis yang berdiri paling depan, menurut Hendery dia adalah pemimpinnya.

"Oh, baiklah maaf, silahkan nona mulai lebih dulu" ucap Hendery sambil mengaktifkan tabung biru dengan tabletnya, kemudian gadis yang Hendery tebak sebagai pemimpin masuk lebih dulu.

Selama beberapa menit data gadis itu masuk kedalam tablet, Hendery bisa tau namanya adalah Karina.

Oh pemimpinnya Karina - Hendery mengangguk sendiri, setelah itu Karina keluar dari tabung sambil membawa ponsel yang memang sudah menjadi miliknya.

"Baiklah selanjutnya, silahkan nona" tatap Hendery pada gadis rambut pirang dengan sedikit warna biru diujung rambutnya.

Gadis itu masuk, Hendery kembali menatap tablet saat data gadis itu sudah muncul.

Winter? Aku kira Kim Minjeong... - batin Hendery lagi, dia tau kelompok ae ini, hanya saja dia pernah melihat Winter sekali, dan yang Hendery tau nama aslinya adalah Minjeong.

Selama beberapa menit mereka sudah mengklaim diri sebagai penduduk Neo Culture City, kemudian Karina berbalik pergi tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

Melihat Karina pergi, Ning ning dan juga Giselle berjalan menyusul, tinggal Winter bersama Hendery didalam.

"Tidak pergi nona?" tanya Hendery lembut masih tersenyum.

"O-oh.. Ponselnya keren, hanya saja ini transparan jadi aku takut ini hilang", Winter tertawa kecil, kemudian Hendery mengangguk mengerti, "tunggu sebentar"