Neo Culture City - two

851 120 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading~

Jina menyediakan makanan yang sudah dia masak, tepat di depan Jisung.

Mata Jisung langsung berbinar, serius dia benar - benar lapar.

"Nah sekarang, ayo makan" ucap Jina sambil memberikan satu potong ayam katsu kepada Jisung.

Jisung langsung memakannya dengan lahap, "makasih kak"

"Makan yang banyak"

Selama beberapa menit mereka saling diam, terlarut dalam pikiran masing - masing, sampai akhirnya Jisung membuka suara.

"Kak, tau Profesor Jaehyun kan?"

Jina memandang Jisung sebentar, kemudian mengangguk, "yang nyiptain robot canggih buat ngawasin ujian itu bukan?"

"Ih kak, itu robot lama, kenapa kakak ingetnya yang itu terus?"

"Ya... yang penting sama kan orangnya?" ucap Jina sambil melahap makanannya.

"Iya itu, jadi ya kak, dia itu punya temen, eh bukan temen sih lebih tepatnya partner? Namanya Lee Taeyong"

Jina tersentak kecil mendengar nama Lee Taeyong, seperti pernah dengar sewaktu Jina bekerja di caffe.

"Kayaknya pernah denger.." Jina melamun, berusaha mengingat kejadian yang terjadi di caffe, saat ada seorang gadis dan temannya membicarakan Lee Taeyong.


"Mustahil ga sih?"

"Lagian kayaknya khusus NCT yang masuk"

"Ah engga, katanya Prof.Taeyong bilang kota itu untuk anak yang tinggal sendiri ataupun terlantar"

"lah emang lo terlantar disini?"

"Ya ngga sih"

"Yaudah gausah ngadi - ngadi, mana ada masuk ke pohon...."




Setelah kata "pohon" Jina tidak mendengar lagi.

"Kakak pernah denger Lee Taeyong, waktu kerja di caffe ada dua cewe lagi gibah, gatau deh gibah apaan yang jelas ada kata NCT sama Pohon" ucap Jina sambil meneguk air putih.

BRAK !

Jisung tiba - tiba menggebrak meja, "NAH ITU KAK!"

"Uhuk uhuk, astaga bisa santai sedikit ga sung? Kakak kaget, keselek nih, belum mau mati muda" Jina menepuk dadanya pelan, faktor tersedak dan efek terkejut.

"Eh iya kak, maaf, kakak gapapa?" Jisung yang awalnya berwajah antusias menjadi memasang wajah khawatir.

"Iya gapapa, nah lanjut, tadi kenapa?"

"Jadi kak, Profesor Taeyong itu berhasil ngebangun sebuah kota gitu kak, khusus anak yang tinggal sendiri ataupun terlantar, maksudnya terlantar itu ngga punya rumah" Jelas Jisung, Jina yang mendengar langsung membulatkan matanya.

Hah? Membangun kota? Wah impresif - pikir Jina

"Wah... Itu hal yang baik, dia punya harta kebanyakan dan langsung bangun kota sendiri buat anak terlantar, bagus deh, nah terus hubungannya apa sama kamu?" tanya Jina.

"Kak, jadi kota itu ga sembarang orang bisa masuk, bahkan kayaknya ga sembarang orang juga tau lokasinya" jelas Jisung, kali ini raut wajahnya menjadi lebih serius.

"Oh..oke? Emang kamu tau lokasinya?" ucap Jina yang kembali meneguk air putih.

"Tau lah"

"UHUK UHUK, HAH SERIUS?" Jina kembali terbatuk karena terkejut, Jisung sedang bercanda apa bagaimana?

"Ih kak, jangan minum dulu deh, nanti keselek lagi"

"Oke oke, terus lokasinya dimana" ucap Jina sambil menatap Jisung serius.

"Rahasia dong kak"

"Ih kamu kok gitu?"

"Lagian meski kakak ikut aku ke lokasinya, kakak bakalan lupa" ucap Jisung sambil melanjutkan memakan ayam katsu yang belum habis.

"Kok bisa? Kenapa kamu ga lupa?"

"Oh, ada deh kak" Jisung tersenyum kecil, Jina hanya memandangnya sekilas, kemudian lanjut meneguk air putih, entah kenapa tenggorokannya begitu kering hari ini.

♛♛♛♛

Selesai dengan kegiatan mencuci piring, Jina menghampiri Jisung yang sedang duduk di ruang tengah.

"Sebenernya kakak bingung kenapa kamu tiba - tiba nyeritain kota itu" ucap Jina sambil duduk di samping Jisung dan menuangkan minuman soda ke gelas Jisung dan juga gelasnya sendiri.

"Aku..." Jisung sempat terdiam sebentar sampai akhirnya melanjutkan perkataannya lagi, "Aku bakal pindah kesana kak", ucap Jisung sambil tersenyum kecil.

Jina menatap horor ke arah Jisung, matanya membulat kaget.

"Serius Jisung, kamu udah berkali - kali bikin kakak kaget"

"Hehe, kali ini aku serius kak, karena disana emang bener - bener kehidupan buat Jisung"

Jina menatap Jisung, "kamu udah masuk ke kotanya?"

Jisung mengangguk, "udah kak, makannya Jisung sekarang ngajak kakak makan itu sekalian mau pamit dan berterima kasih"

Entah kenapa mata Jina berkaca - kaca, Jina sudah menganggap Jisung sebagai adik, lalu sekarang dia sudah dewasa dan akan pergi.

"Ayolah kak, jangan nangis! Kebahagiaan Jisung ada disana, suatu saat nanti kalau ada kesempatan kita ketemuan, oke!"

"Jisung...." suara Jina bergetar, masih tidak rela jika adik kecilnya pergi.

"Ayo sini kak aku peluk" Jisung menarik tangan Jina pelan dan langsung memeluknya, Jina menangis namun tidak bersuara, Jina dapat merasakan bagaimana tangan Jisung mengusap punggungnya.

"Jisung, kakak mau anter kamu ke kota itu" ucap Jina masih memeluk Jisung.

"Ngga bisa kak, itu privasi"

"Tapi kamu bilang kakak bakal lupa meski udah kesana, jadi kakak mau ketemu kamu untuk yang terakhir"

Jisung sempat terdiam, sampai akhirnya mengangguk, "oke kak, besok aku chat kakak, soalnya bakal ada yang jemput"

Jina mengangguk senang, baiklah mungkin sudah saatnya melepas Jisung.


Lanjut?Voment atau aku kirim Jaehyun ke rumahmu ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lanjut?
Voment atau aku kirim Jaehyun ke rumahmu ^^

NEO CULTURE CITY [ NCT 2020 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang