19 - Jurit Malam

39K 7.6K 33.3K
                                    

SENENG GAK UPDATE? Absen sesuai umur kalian yukk!🦄

Ayo share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩

Siap spam vote dan spam comment tiap paragraf??💛

CHAPTER INI PANJANG BUAT KESAYANGAN BOO, jadi selamat membaca yaa!🩷

———

Kita dipertemukan dan memiliki perannya masing-masing dalam sebuah cerita — Hipotesis

———

🎵 Play Song Remaja – Hivi! 🎵

"AYO mandi, Sya," ajak Jhavee.

Syaila menyipitkan matanya, "Ih, mau modus ya lo," tuduh gadis itu yang membuat Jhavee berdecak.

"Ayo buruan, keburu yang ngantre makin banyak." Berselang 5 menit, mereka langsung beranjak pergi menuju kamar mandi sambil membawa Nala, dalaman, baju ganti, dan peralatan mandi.

Sampai di kamar mandi utama yang paling bersih dan jelas penerangannya, Syaila mengembuskan napas kecewa. "Yah, udah penuh," ucapnya. "Tuh kan, padahal gue udah suruh buruan, sekarang aja udah rame banget."

"Sekarang kita mau mandi dimana?" tanya Syaila dengan memanyunkan bibir. "Males ah ngantre disini, cari tempat lain aja mau? Harusnya ada yang lebih sepi," kata Jhavee.

Syaila menurut dan mengikuti langkah kaki Jhavee, sesekali gadis itu bersenandung menyanyikan lagu. Ia tak sabar segera mandi, badannya sudah sangat kotor dan lengket.

Memperhatikan sekitarnya, Syaila tersadar bahwa mereka telah pergi jauh dari kerumunan. Sekarang mereka berjalan di tanah lapang yang sangat luas, tapi cukup sepi. Hanya ada beberapa teman seangkatan dan beberapa senior yang sedang duduk atau sekadar lewat.

"Mau ke mana lagi, Vee, udah jauh banget nih," ucap Syaila menengok ke belakang. "jangan kejauhan."

Tak lama mereka sampai di kamar mandi berbentuk seperti rumah jamur yang besar, terdapat banyak bilik dengan pintu mengitari di tiap sisinya. "Tuh ada yang baru keluar, ayo." Jhavee menarik tangan Syaila yang masih fokus memperhatikan kamar mandi unik tersebut.

Unik sih unik, tapi menyeramkan karena berlumut, kotor, dan penerangan yang temaram. Pintunya juga hanya diselot dengan sumpit, bahkan kacanya bolong. "Gini banget mau mandi doang," gumam Syaila.

Cepat-cepat keluar dari kamar mandinya, kemudian mengetuk pintu kamar mandi Jhavee. "Vee, mandi berdua aja, ya? Gue gak berani mandi sendiri," pinta Syaila, "itung-itung biar cepet kan, kamar mandinya bisa buat yang lain," tambah gadis itu.

Jhavee membuka pintu, lalu menghela napas, "Buruan masuk. Awas lo liat-liat," ujar Jhavee yang dibalas delikan Syaila, "Lo kali yang ngeliatin gue."

Kemudian Syaila mulai melepaskan pakaiannya satu per satu. "Oh iya!" Ia teringat nyawa yang disimpan di dalam kantung celana, takut tersiram air, Syaila segera mengeluarkannya dan menaruh di tempat yang kering agar aman.

Srek!

"Siapa tuh?!" seru Jhavee kencang. "Saya kasih penutup jendela supaya gak keliatan. Cepetan mandinya, sebentar lagi waktu habis. Langsung berkumpul ke lapangan!" ujar seorang laki-laki yang kemudian berlalu dikarenakan terdengar langkah kaki menjauh.

Seketika Syaila dan Jhavee bertatapan. "Ta-tadi suara cowok, kan, Vee??" tanya Syaila memastikan.

"Damn it, kita keliatan gak ya, Sya, dari luar?!" Panik Jhavee yang hanya dibalas gelengan pasrah pertanda Syaila tidak tahu.

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang