45 - Mahkota dari Api

9.3K 1.1K 7.5K
                                    

SIAPA YANG SENENG HIPO CEPET UPDATE?!🥰 Ayo absen dulu sesuai jam kalian baca!💘

Yuk share, vote, dan komen duluu!!😘

Hmm, hari ini ada Naka gak yaa? Boo kan berbaik hati, abis kalian katanya pada kesel sama Naka, apa gak usah muncul aja yaa?🤔

Oiya guys, I'm trying to be more active, jadi tolong support kalian juga yaaa meramaikan lapak ini. Kalo rame, Boo jadi happy🫶🏻

‼️6K COMMENTS & 600 VOTES FOR UPDATE🫶🏻🫶🏻  dan ramein comment tiap paragraf yaaa‼️ Dont be a silent readers💋

Jangan lupa mention Boo @RWEINDA & @PASKIBRAPEDJOEANG DI IG YAA, nanti kita repost🥰

———

Laki-laki itu setenang air dan sesejuk pegunungan, namun gadis itu memiliki umpan yang mampu memancing sosok lain dari dalam dirinya. Meski masih kecil, mahkota api mulai membara di atas kepala sang tuan — Hipotesis

———

"RATU ANGKATAN 36 TELAH PULANG DARI PENGASINGAN DAN KEMBALI MENDUDUKI SINGGASANANYA!!" seru salah seorang laki-laki—teman sekelas Syaila yang memang terkenal jahil—di tengah-tengah kantin ketika Syaila, Izora, Lanie, dan Inarah berjalan.

"Berisik lo ah," seru Izora memberhentikan niat laki-laki itu yang sudah siap berteriak lagi. Izora hanya tahu Syaila sedang tidak ingin jadi pusat perhatian.

Sayangnya teriakan super dahsyat itu sudah berhasil menarik atensi hampir seluruh siswa siswi di kantin, termasuk kakak kelas mereka.

"Awas lo." Izora melayangkan tangan sebal pada laki-laki itu, membuat Syaila menarik tangannya. "Serem juga lo, Zor, daripada lo ngamuk kayak anjing bulldog, mending langsung beli makan aja. Gue kangen strawberry cheezo," kata gadis itu.

"Woyyy!" Tanpa diundang Prima mendekati Syaila dengan senyum cerah. "Anjir udah lama banget gak ngeliat lo, serasa udah 12 tahu—" Syaila tak menunggu laki-laki itu menyelesaikan ucapannya, "Gak usah lebay lo ya, kenal gue aja baru 1 tahunan!"

Prima meringis, "Iyain aja sih," ujar laki-laki itu, "eh pada dapet bangku gak? Kantin lagi rame banget soalnya."

"Rame, pada kangen ketemu gue," celetuk Syaila tak sepenuhnya salah, karena memang banyak anak yang biasanya diam di kelas, kini beramai-ramai ke kantin. Apalagi jika bukan karena primadona angkatan 36 kembali?

Mereka mendelik kesal, semakin kesal karena memang benar begitu adanya, jadi tak ada yang bisa membantah. "Maksud gue duduk bareng aja. Masih banyak space," tawar Prima.

"Oh, lo udah ada meja?" tanya Inarah yang dibalas anggukan laki-laki itu. "Ya udah boleh deh." Siapa juga yang ingin menolak, daripada berebutan meja atau bahkan rela berdiri?

"Kalian ke sana duluan aja, tuh ada Agi." Prima menunjuk salah satu meja yang dibalas kernyitan Syaila, "Lo mau ke mana? Kan lo yang ngajak, barengan aja."

"Yaelah gak bisa lepas amat sih dari gue," ucap Prima membuat Syaila berdecih berpura-pura mual. "Biasa aja kali gak usah sampe muntah begitu. Gue mau ambil makanan dulu," lanjutnya dengan cengiran.

"Eh, Prim," sela Syaila sebelum Prima melangkah, "lo liat Jhavee gak? Udah lama banget gak ketemu nih. Udah gue chat, tapi gak deliv."

Prima tampak berpikir, "Hari ini belum liat sih, biasanya juga gue ketemu Jhavee kalo ekskul doang. Entar deh, kalo gue papasan gue kasih tau," ujarnya yang dibalas anggukan semangat Syaila.

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang