25 - Pelatihan Tingkat Kota

40.1K 7.3K 41.4K
                                    

SENENG GAK UPDATE?? Absen dulu siapa aja pasukan si kuning??⭐️

Ayo share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩

Siap spam vote dan spam comment tiap paragraf? Kerja sama ramein comment yaa!💛

Ada visual reveal di chapter ini🙈
Spoiler: I've been searching for Asian/Indonesian visual, turns out no one suitable to portray Hipotesis' characters, and I prefer western looks. Tapi balik lagi sesuai preferensi, selera, dan imajinasi kalian masing-masing yaa! Mau bayangin Idol KPOP, artis Indo, atau bahkan crush kalian juga boleh😉

———

Orang datang dan pergi tanpa bisa kamu prediksi, tapi bagaimana jika seseorang yang datang tanpa diundang menimbulkan perasaan salah tingkah, padahal hatimu sudah ditetapkan untuk yang lainnya? — Hipotesis

———

🎵Scan and play music playlist Hipotesis: Happy Love🎵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎵Scan and play music playlist Hipotesis: Happy Love🎵

TIDAK ada yang lebih memicu sakit sakit perut daripada semalam santai bermain ponsel, terus sekarang ketika sedang enak-enaknya makan, tiba-tiba dapat kabar sehabis istirahat ada ujian!

"Kok tiba-tiba sih?!" ucap Syaila panik. "Itu guru kayaknya ngasih tau kemaren," Izora tampak tenang-tenang aja, "ngasih tau dalem hati."

Syaila berdecak, "Ih beneran, gue belom belajar!" Inarah yang mendengar hal ribut di belakangnya langsung memutarbalikkan badan, "Yaudah tenang aja, Sya, kalo remed juga kan barengan."

Masalahnya Syaila paling anti sama remedial. Menurut gadis itu benar-benar membuang waktu, seharusnya kita bisa pulang atau melakukan kegiatan yang lain, tapi terhalang karena harus perbaikan nilai.

Alasan paling pentingnya, daripada harus remedial, masih banyak hal lain yang harus gadis itu lakukan. Seperti latihan Paskibra, les menari, les vokal, dan lain-lain. "Lo belajar, Rah?" tanya Syaila yang dibalas anggukan Inarah. "Belajar dikit, tapi kan lo tau gue anjir, kalo belajar 10 menit doang."

"Lanie belajar?" Lanie mengangkat buku cetak yang sedang ia baca, "Aku baca-baca aja."

Beralih menatap Izora, "Lo belajar?" Izora menyengir, "Mau belajar juga tetep aja gue gak paham." Kalau Izora sangat mahir dalam voli dan olahraga, maka untuk mata pelajaran lain gadis itu benar-benar menyuramkan.

Rasa lega sedikit menghampiri Syaila begitu mendengar salah satu temannya tidak belajar. "Bener ya? Gue gak belajar sama sekali nih," ucap Syaila meyakinkan. "Halah gue harusnya yang gak yakin sama lo, gak belajar akhir-akhirnya lulus juga."

Beberapa menit kemudian Bu Anggie masuk kelas dan mulai membagikan soal ujian yang dioper dari depan ke belakang. Sedangkan dada Syaila berdegub kencang, satu-satunya harapan gadis itu adalah seseorang memanggilnya karena ada urusan. Masalahnya urusan apa?!

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang