05 - Ekskul Paskibra

70.1K 12.7K 17.1K
                                    

Sumpahhh udah lama gak update Hipotesis🥺 Siapa yang nungguin?? Absen sesuai jam kalian baca yukk!!🥰🥰

Bantu Boo buat share, vote, dan komen dulu yaaa. Udah belomm??🤩

Oiyaa chapter ini panjang khusus buat kalian loh🤪 Jadii bisa kan kita bareng" spam vote dan spam comment tiap paragraf di chapter yang panjang ini??💛💛💛

–––

MELIHAT Kai yang senyum-senyum sendiri, laki-laki bernama Ethan yang duduk di sebelah Kai pun berdeham. "Lo ngapain, sih? Mikir jorok, ya?"

Kai mendelik, "Yeh, lo kali! Gue lagi mikirin Syaila, malah dibilang mikir jorok. Kalau ada kata yang bisa menggambarkan sosok seputih salju, sebersih kapas, dan semurni susu sapi baru ngobrol sama gue karena kata-kata kotor tuh gak pantes buat Syaila," ucapnya secara berlebihan.

"Halah sok puitis banget," balas Ethan tak terima sambil melempar sepotong kentang goreng pada Kai. "Cih, seolah-olah otak gue yang paling kotor," lanjutnya mendumal.

"Emang." Naka membenarkan yang membuat Kai tertawa dan Ethan mengerang kesal. Sedang Mahesa, teman mereka yang paling tegas dan kaku hanya mendengkus sembari tersenyum miring.

Kai menepuk-nepuk punggung Ethan bersimpati. "Sabar ya, seluruh dunia juga udah tau isi otak lo," ujarnya yang dibalas Ethan dengan menghempaskan tangan laki-laki itu. "Gak usah sok nyemangatin. Tadi lo bilang mikirin Syaila, ngapain lo tiba-tiba mikirin dia?"

"Ya karena dia ada di sini," Kai menunjuk keberadaan Syaila dengan dagunya, "gue ngebayangin cewek kayak dia masuk Paskib pasti seru banget. Gue senior paling pertama yang menyodorkan diri ngelatih dia dengan segenap hati, siang malem juga gue ajarin deh sampe dia masuk nasional!"

Mendengar itu Ethan pun tertawa, "Gak pantes lo ngomongin nasional, di antara kita yang jadi Pasnas aja cuma Naka, yang berhak ngomong gitu ya Naka doang!"

"Ya kenapa, sih, namanya juga cita-cita. Gue tuh lagi berandai-andai, sirik aja," ucap Kai membela diri. Meski setelah itu ia tersadar Ethan ada benarnya, ia sendiri saja bukan Paskibraka Nasional bagaimana mau melatih juniornya sampai ke tingkat nasional?!

"Pft!" Serentak Naka, Kai, dan Ethan melirik Mahesa. "What?" balas laki-laki itu. "Lo ngetawain gue, Sa?" tanya Kai dengan muka penuh tersakiti. "Gue gak nyangka, lo setega itu."

Mahesa menggeleng. "Gue gak ngetawain lo, tapi lucu aja kalian ngebahas seorang Syaila sampe ke tingkat nasional di saat cewek kayak dia aja palingan gak tertarik ekskul Paskib."

Satu alis Naka terangkat, tertarik dengan ucapan Mahesa. Di saat yang bersamaan wajah Kai berubah nafsu, "Cewek kayak dia gimana maksudnya? Kok lo underestimate, sih, Sa?"

Esa mengedikkan bahu, "Emang masih perlu dijelasin?" Laki-laki itu melirik Naka, "Lo sependapat sama gue, kan?"

"We'll see," ujar Naka singkat. Esa tidak tahu Syaila akan masuk Paskibra karena dorongan darinya. Dan besok Syaila dapat membuktikan diri, apakah gadis itu sama seperti yang Esa pikirkan atau tidak?

–––

Setelah 4 hari memulai sekolah, akhirnya hari ini adalah hari di mana Syaila, Izora, Lanie, dan Inarah akan memilih ekskul yang mereka inginkan.

"Lo beneran ekskul Paskib, Sya?" tanya Izora yang kini sedang menguncir rambutnya. Syaila yang sedang memainkan ponselnya segera mengalihkan perhatian. "Kok lo nanyanya gitu sih?"

"Ya enggak. Gue mau memastikan aja. Lo gak kesambet, kan?" ujar Izora dengan mata penuh ragu. "Ih lo jangan ngeraguin gitu dong!"

Izora memutarkan kedua bola matanya, lalu menunjuk wajah Syaila dengan gerakan naik turun. "Sumpah, Sya, tampang kayak lo gak meyakinkan banget jadi anak Paskib!"

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang