5. fuck

2.6K 153 0
                                    


"Hallo para peserta didik baru, mpls ke dua dilaksanakan di lapangan, dan di bagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok akan ada satu kakak osis yang akan membimbing kalian, kalian paham?" Pengumuman yang oleh kakak osis dengan mengunakan mic di panggung aula yang menghentikan aktivitas mereka.

"Paham kak.." ucap semua siswa serempak. Kini para siswa-siswi menyudahi istirahat dan berkumpul menjadi lautan siswa baru.

Hoseok dan Taehyung serta Jungwoo mengikuti siswa-siswi lain yang menuju ke lapangan.

"Oke sekarang-"

"Hyung.." Tae menarik lengan seragam yang Hoseok kenakan, sedangkan Hoseok sendiri tidak menyadari Tae yang memanggil, bahkan tarikan di lengan seragamnya tidak terasa.

Tae mendengus, Hoseok asik mengobrol dengan Jungwoo sedangkan Tae sedang menahan panggilan alamnya.

"Udah deh Hosiki tidak dengar, Tae kan pengin pipis." Tae berjalan sedikit cepat, memisahkan diri dari barisan.

"Dimana sihh.. Taetae udah nggak tahan." Kedua kakinya bergerak gelisah 10 menit dirinya menahan pipis tetap tidak menemukan toilet.

Berjalan terus sampai ujung lorong sedikit gelap Tae menemukan toilet, dirinya masuk ke dalam tanpa menyadari bahaya apa yang akan ia hadapi.

Sedangkan di sisi lain dua orang namja dengan gender yang sama tengah mondar-mandir di lorong.

POV Jungkook

Gw mikirin anak manis dengan wajah polos yang namanya Taetae? Atau Tae? aah..

Puk..

Ck.. gw menoleh saat ada yang menepuk pundak gw. Ada Jimin dengan cengirannya. Gw mengangkat salah satu alis, males ngomong sih, buang-buang tenaga.

"Heh.. Kook.. dasar ni si Jongkook kelinci berotot." Ucap Jimin dipelanin pada akhir kata, ya iyalah mana berani sama gue, tai emang si Bantet di kira gue budeg apa, gue denger kali.

"Gw denger." Ucap gue dingin, pen ngakak sumpah liat si bantet mukanya pucet tapi harus jaga image.

"Hehe. Maap.. maap." Ucap Jimin dengan tawa kakunya.

"Hm." Ucap gue agak kesel, enak-enak lagi bayangin namja manis yang gw gendong. Tatapannya terlihat sangat polos, suaranya lembut. Tanpa sadar gw tersenyum, entah kapan terakhir kali gw senyum.

Plak.. anying si batet pen ditonjok, tetiba gaplok kepala gw.

"Singkat, padat, dan jelas.. ok.. btw lo lagi ngapain kesambet syaiton? Dari tadi diem mulu, bolos lo ya Kook, noh tadi si Hyura nyariin lo." Ucap Jimin kesambet apaan yang ada ni setan yang takut ama gw, btw tu mak lampir cariin gw coba, udah gw tolak ngebet banget pen gw pacarin.

"Heh...kook." Panggilan bantet gw balas dengan deheman.

"Lo pasti pengin tahu nama bocah yang lo tolongin." lanjut Jimin, anak manis yang gue udah tau namanya kalo gak salah sih..

"Gue dah tau, Taetae kan?" Ucap gw agak ragu sebenarnya.

"Itu panggilanya, nama lengkapnya Kim Taehyung." Jawaban jimin buat gw puas. 'Hm.. jadi Kim Taehyung. Kaya pernah denger'

POV Jungkook end.

Brakk..

Suara gebrakan pintu membuat dua seme terlonjak.

"Jim.. gw nyari lo dari tadi.. hah.. hah.. tadi gw liat si Tetet di tarik-tarik hah.. kayaknya mau di perkosa, njir." Ucap Mingyu, aka Park Mingyu. Saudara jimin beda ibu tapi.

"Tae? Sama siapa njir, kok lu kaga-"ucap Jimin di potong sama si mingyu.

"Dimana?" Aura dari Jungkook terasa sangat menyeramkan. Kedua namja saudara sepupu itu dibuat merinding dengan aura yang dikeluarkan Jungkook.

"Gu-gudang." Suara Mingyu bergetar, menandakan sangat kuatnya aura yang di keluarkan Jungkook. Sedangkan Jimin sedang berdoa semoga sang pelaku tidak sekarat di hajar Jungkook.

Saat pertama kali Jimin melihat tatapan Jungkook ke Tae, tatapan itu seperti ingin memiliki. Jadi bisa Jimin simpulkan bahwa Jungkook mencintai Taehyung.

Brak..

Lagi-lagi pintu uks didorong Jungkook sampaai rusak mengembalikan kewarasan Jimin. bagaimana tidak rusak, pintu yang seharusnya ditarik malah Jungkook dorong akibat amarah.

Mingyu dan Jungkook turut mengepalkan kedua tangan.

"Gyu, lo utang penjelasan. Dan mending lo panggil Irene, gw susul Jungkook." Mingyu mengangguk dan berlari keluar. Sementara Jimin menyusul Jungkook ke arah gudang.

Mengapa memanggil Irene, saat Jungkook marah ia tidak akan mengenal siapapun tapi ia pantang memukul seorang perempuan apapun yang terjadi.

Salah satu menghentikan amarah Jungkook ya Irene sang adik pemuda Jeon itu, mungkin akan ada orang lain yang bisa, mungkin.

...

Jungkook berjalan dengan aura yang membuat siapa saja merinding. 'Hei siapa yang membuat tembok ini menjadi tembok berduri?'

Semua siswa maupun siswi menyingkir saat pemuda bermarga Jeon lewat.

Papan kayu gantung bertulisan 'Gudang' berada tepat di depan Jungkook.

Tangan Jungkook terkepal erat bahkan otot tangannya menonjol.

BRAKkk..

Dengan sekali pukul Jungkook membuat pintu gudang jebol. Terlihat beberapa namja yang sedang mengerubungi salah satu namja yang terlihat gemetar. Beberapa namja itu terlonjak kaget termasuk Taehyung.

Kini wajah Jungkook memerah menahan amarah, bahkan otot wajahnya terlihat saking emosinya. Terlihat di tengah tengah 5 remaja yang memang suka membuat ulah, Tae yang tengah terduduk memegangi seragam atasnya yang tidak terkancing bisa dilihat beberapa kancing baju yang terlepas.

Tae terisak, tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Mata itu memandangnya sayu.

"Kookie hyung tolong Tae.." walau tanpa suara Jungkook dapat mengerti dari wajah Tae yang seakan mengharapkan Jungkook meminta tolong.

Jungkook mendekat perlahan, dengan mata tetap memandang Taehyung, memastikan bahwa kesayangannya baik-baik saja.

Ini baru di revisi aneh gak ya?

Polosnya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang