awal?

321 43 10
                                    

"Besok. Bagaimana dengan makan malam kecil?" Tae menatap Jungkook.

"Um." Tae mengangguk sedikit antusias.

Jungkook gemas mengusak surai lembut itu.

Apa tae akan menjauh jika mengetahui semuanya.

Dan apa bisa

gw pikir, gak ada yang baca lagi soalnya telat banget...terakhir kapan ya?

Tapi kamsahamida banget loh i'm ter saranghae banget ada yang baca sekali lagi sie-sie.....tenkyu

Lo pe yu untuk readers 😍

Happy end 😁

Tae memandang Jungkook yang hanya diam memandangnya. Pria dengan marga Jeon itu sangat tampan dengan kemeja putih membuatnya begitu maskulin.

Awalnya tae terkejut saat ia pikir makan malamnya akan sederhana karna Jungkook bilang makan malam sederhana.

Tapi lihat sekarang bukan lestoran yang ia sewa melainkan sebuah pulau pribadi yang indah, entah itu menyewa atau miliknya.

Sangat indah Tae di buat takjub.

Lihat lampu-lampu kecil acak dengan ornamen-ornamen indah terpasang apik di cabang pohon besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lihat lampu-lampu kecil acak dengan ornamen-ornamen indah terpasang apik di cabang pohon besar. Bergelantungan, ombak pasang-surut menjadi backround suasana yang begitu hangat tanpa memikirkan jalan berliku di depan.

Di bawah pohon satu meja dengan dua pasang kursi menandakan bahwa itu makan malam romantis.

Langit biru yang cerah menambah keromantisan dua anak adam yang saling terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Tae-" Tae menunggu kelanjutan ucapan dari sang pasangan.

Jantung Taehyung berdetak cepat. Menunggu kalimat lengkap Jungkook.

"Mianhe." Satu kata yang terucap membuat tae bingung. Pikiranya ganda. Arah tak menentu otak polosnya tak dapat mengambil makna kata 'maaf' itu.

Apakah Jungkook meminta maaf padanya untuk salah paham atau hal yang lain. Tae hanya memandang polos Jungkook yang tengah menatapnya dengan pandangan bersalah?

"Tae, bisakah menunggu?" Tae tetap memasang wajah bingungnya. Otak polosnya tak sampai.

Jungkook sedikit terkekeh melihat wajah yang selalu menjadi candu, ia mengambil napas lalu mengeluarkannya seakan ada beban berat tak kasat mata di pundaknya.

"Kita bisa singgah sebagai pasangan. Mianhe." Jungkook menunduk tak bisa melihat kesayangannya yang menatapnya kosong.

"Kak-" suara Tae tercekat. Dia pertama kali merasakan cinta lebih dari sahabat, ternyata sesakit ini saat cinta itu akan pergi.

"Tae." Tae menggeleng histeris dengan air mata yang menganak sungai.

"Kak, hiks. Tidak, Ta-Tae hiks." Tae bungkam, ia tak pernah merasakan sesakit ini.

Polosnya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang