Berakhir?

351 38 2
                                    

Eungghh....

Mengerjapkan mata perlahan, tae melihat sekelilingnya berakhir melihat jungkook yang sedang memeluknya dengan tubuh atasnya yang telanjang.

Dengan muka yang memerah karna kegiatan panas tadi malam. Tae menyingkirkan tangan kekar jungkook yang melingkar di perutnya. Mencoba perlahan, tetapi jungkook lebih dulu membuka mata.

Memandang tae "Kemana hm?" Suara serak sehabis bangun tidur membuat bulu kuduk tae meremang. So sexy 😅 ehe.....

Taehyung menggeleng sangat pelan, mengerjap mata polos memandang jungkook yang juga memandangnya. Mengalihkan pandangan ke arah jendela yang tertutup tirai.

"Kookie. Mengapa?" Tae memandang masih ke jendela yang tertutup tirai seolah lebih menarik.

"Mianhe." Jungkook membalalas singkat. Melihat tae yang menghadap ke jendela dari atas ke bawah. Rambut acak-acakan bekas airmata mengering kissmark memenuhi leher sangat kontraks dengan leher tae yang putih. Full neked beruntung bagian bawah tertutup selimut. (So jungkook masih memakai celana)

"Tae...." tubuh itu bergetar, Jungkook merasa bersalah.

"Tae mianhe." Nada penuh penyesalan Jungkook keluarkan.

"......"

Tae menoleh, hanya tatapan terluka yang jungkook temukan. Ingin memegang tangannya, tae lebih dulu menghindar.

"Pergi." Tae berujar singkat. Dengan suara bergetar.

"Mianhe baby." Tae tak menyaut, menutupi tubuh polosnya dengan selimut. Tae berjalan ke kamar mandi.

(Beruntung jungkook masih bisa nahan😑)

Tangan jungkook terkepal selaras dengan Tae yang menutup pintu kamar mandi. Meraih handphone di sakunya
Menghubungi seseorang.

"Bagaimana." Ucapnya dingin pada seseorang di seberang.

"....."

"Sial."

"....."

Panggilan berakhir sepihak.

Brakk....membanting ponsel hingga hancur. Beruntung tae tak mendengar.

Ceklek....beberapa saat kemudian pintu kamar mandi terbuka dengan kepala menyembul menatap jungkook. Lalu ponsel yang sudah hancur. Menatap ngeri.

"Em kookie. Tae....lupa bawa baju." Dengan masih menatap nanar ponsel yang sudah hancur, dengan sigap jungkook mengambil seragam dan segera menyerahkannya dan diterima empu dengan baik.

Memanggil maid untuk membersihkan ponsel yang sudah tak berbentuk.

Tae keluar dengan rambut basah dan sudah mengenakan pakaian seragam sekolahnya. Enggan menatap jungkook, netranya melirik tempat dimana ponsel jungkook hancur kini sudah bersih.

Berjalan menunduk saat ditatap oleh jongkook.

"Kookie-" mendongak untuk melihat wajah jungkook. Tapi didahului jungkook yang mengendongnya ala koala. Tae yang malu menelusupkan wajahnya di leher jungkook. Ayolah tubuhnya masih lemas.

Membawanya ke lantai bawah menuju meja makan. Menyesap wangi strawberry di rambut tae. Mengelusnya. Nyaman yang Tae rasakan, sesak di dadanya hilang.

"Baby." Tae menegaknya tubuhnya, menunduk guna melihat jungkook yang lebih rendah. (Karna tae berada dipangkuannya).

"Kookie jahat, tae benci."  Matanya berkaca-kaca. Jungkook hanya menghela nafas.

"Kesayangannya jungkook.....kenapa hm? Masih marah." Tae hanya memainkan kancing seragam yang jungkook pakai. Mengangguk dengan mata yang hampir mengeluarkan air.

"Hum." Memalingkan muka agar tidak melihat jungkook.

"Sayangnya Jungkook baby, hei mau tahu sesuatu?" Tae yang semula memalingkan muka kini menatap ke jungkook menunggu jawaban.

"Seorang kim taehyung hanya milik seorang jeon jungkook. Siapapun yang merubah kalimat itu akan tahu akibatnya-" Membawa kepala tae ke dekapannya dan tae membalas dengan menenggelamkan wajah di leher jungkook.

Tae percaya daddy -Tae

Sabar baby aku akan membunuhnya. Mungkin akan menyenagkan kalau memberi hadiah pada peliharaan Namjoon hyung -Jungkook

.
.
.
.
.

Mobil melaju dengan santai, tapi beebeda dengan keadaan pmilik. Hanya diisi keheningan, Tae yang melamun menatap ke arah samping, dan Jungkook yang sibuk menyetir dengan berbagai kalimat di kepalanya.

Hingga sampai di sekolah selalu diisi keheningan. Membawa mobil mewahnya ke arah palkiran dan memalkirkannya.

"Tae." Jungkool manggil.

"Kak, Tae berusaha percaya." Tae berucap tanpa menatap lawan bicaranya. Melenggang pergi menyisahkan Jungkook dalam keheningan.

"Maaf , dia sangat berbahaya." Hanya angin tang mentauti.

...

Jungkook melamun menatap halaman sekolah yang terlihat luas dari rooftop.

Tepukan di bahu menyadarkan dari lamunnannya. "Kau harusnya mengatakan rencana itu pada Tae kook."

.
.
.
.

Eung.....

Mengerjapkan mata guna melihat lebih jelas, dan Tae hanya melihat dada bidang seseorang yang ia cintai.

Jam 8 malam tirai jendela terbuka, remang-remang cahaya bulan yang redup menyinari wajah pria yang menjadi kekasihnya. Tak ayal kekasihnya begitu tampan walau dengan mata tertutup dan cahaya redup yang menyinari dari balik jendela.

Mencoba bangkit dari ranjangnya tapi tangan kekar Jungkook menarik pinggangnya.

"Mau kemana baby?" Suara serak akibat bangun tidur terdengar dari mulut Jungkook. Tae gugup mendengarnya.

"Ti...ti...tirai, tutup." Jungkook melepas pinggang ramping itu dan duduk dari tidurnya. Membiarkan tae berjalan ke arah jendela, dengan terus memandang puja Tae jungkook bangkit.

Tap...tap...tap...

Suara langkah kaki pelan terdengar di telinga tae, berbalik tetapi Tae hanya menabrak dada bidang jungkook yang telanjang mukanya merah padam.

"Kookie. Em.....Tae- Eh..." Tae kaget saat Tangan kekarnya kembali meraih pinggang ramping nya.

Sstt.....
Jungkook menyuruhnya diam. Mengangkat tubuh yang lumanyan berisi Tae, yang membuat Tae kaget untuk kedua kalinya.

Langit yang gelap hanya menyisahkan cahaya sang rembulan, bintang bintang menutupi dirinya dengan baik.

Mendudukan tae di ranjang dengan kepala tae di heatboard. Jungkook mengukung tae dengan kedua tangannya tangan kiri meraih lampu meja yang berada di kiri ranjang.

Cahaya kekuningan memecah kegelapan. Remag-remag menyinari dua pasangan yang sedang ada problem.

Jungkook memandang tepat ke arah bola mata tae yang juga redup.

"Jangan menjauh." Suara lirih Jungkook terdengar sayu, Tae  menatap lamat mata yang menyimpan kelelahan.

"Mian." Tae berucap lirih, sangat lirih.

Jungkook tersenyum tulus lalu mengecup kening dengan lembut. Tae memejamkan mata nenikmati kecupan di keningnya.

Tae tersentak kecil saat Jungkook mengendong ala pengantin membawanya ke arah ranjang.

Membaringkannya ke kasur dengan sangat hati-hati seakan Tae itu kaca yang mudah pecah. Menyelimuti tubuh dengan pelan tak ingin melukai seincipun.

"Besok. Bagaimana dengan makan malam kecil?" Tae menatap Jungkook.

"Um." Tae mengangguk sedikit antusias.

Jungkook gemas mengusak surai lembut itu.

Apa tae akan menjauh jika mengetahui semuanya.

Selamar hari raya. Bagi yang merayakan 😁
Maaf ya baru up.



Polosnya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang