20. Truth

1.5K 127 5
                                    

Tengah malam, seorang gadis masih terjaga. Gadis itu berdiri di balkon kamarnya. Mendongakkan kepala, melihat langit yang gelap tanpa adanya bintang.

Angin berhembus menerbangkan anak-anak rambut dan bagian bawah dress yang ia gunakan. Hawa dingin menusuk pori-pori kulit. Gadis itu mengangkat kedua tangannya, menempelkan telapak tangannya dengan lengan atas dengan posisi silang.

Flashback

"Gue ke toilet dulu ya?" Angel berdiri dari duduknya dan beranjak dari meja.

Tak lama setelah melihat Angel pergi ke toilet, Alice berdiri dari duduknya.

"Kau mau kemana?"

"Ke mobil. Ponselku tertinggal," jawab Alice berbohong.

"Em, oke," sahut silvia menganggukkan kepalanya pelan. "Tapi jangn lama-lama."

"Iya." Alice berjalan melewati pintu keluar. Namun, dirinya tak melangkah mendekati mobil. Gadis itu mencari jalan lain untuk membawanya menuju ke toilet, tempat dimana Angel berada sekarang.

"Sepertinya kita perlu bicara," ucap Alice kepada Angel yang sedang berdiri membelakanginya.

Gadis yang tengah berdiri di wastafel itu terlihat sedikit terkejut dengan keberadaan Alice yang ia lihat melalui pantulan cermin. Dengan segera ia menutup keran dan membalikkan tubuhnya, menghadap Alice.

"Kau disini?" tanya Angel tenang dengan senyuman di wajahnya. Gadis itu melangkah mendekat. "Aku sudah selesai. Aku duluan," lanjutnya mengambil langkah keluar. Melewati seseorang yang mengajaknya bicara.

Kedua mata Angel membulat. Langkahnya terhenti. Salah satu lengannya di tahan di tahan oleh seseorang. "Ikut aku!" Seperti seseorang yang tak bertenaga, dengan mudah tubuhnya mengikuti kemana sahabatnya itu melangkah.

Alice menghentikan langkahnya. "Jawab aku dengan jujur! Kau sengaja kan meninggalkan aku di hutan itu?" tanya Alice to the point

"Ya," jawab Angel jujur.

"Atas dasar?"

"Hanya iseng," jawab Angel dengan sangat tenang.

"Hanya iseng? Benarkah?" ucap Alice sembari tertawa hambar. "Kau iseng hingga mengancam nyawaku?"

"Aku hanya membawamu masuk hutan dan meninggalkanmu disana. Hanya itu saja, bagaimana bisa aku membahayakan nyawamu?"

"Kau dari awal sudah tahu kan, siapa yang memasuki hutan itu kemungkinan besar ia tidak dapat keluar hidup-hidup?"

"Aku tahu, tapi bukannya itu cuma rumor. Buktinya kau dapat keluar dari sana tanpa ada yang kurang sedikitpun," balas Angel seolah bukan masalah besar. "Selain itu kau juga mengagetkan semua orang karena tiba-tiba dekat dengan Tuan Muda Alexandro."

Alice terdiam. Ya, jika tidak ada Darren, ia tidak akan kembali dalan keadaan hidup.

"Aku rasa Silvia sudah menunggu kita terlalu lama. Aku harus kesana sekarang." Alice membiarkan Angel pergi meninggalkannya yang masih diam ditempat.

You Are My Luna (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang