21. Encounter

1.7K 132 8
                                    

Seperti biasa, sore ini Darren sibuk dengan pekerjaannya. Sepulang dari perusahaan, pria itu sudah di sambut dengan tugas-tugas yang ia tinggalkan.

Drrt.. drrrt...

Ponsel di samping Darren bergetar. Pria itu mengambil ponsel itu dan melihatnya. Ada nomer tak dikenal mengirimkan pesan.

Siapa? Tidak penting.

Pria itu menaruh kembali ponsel miliknya. Mengabaikan isi pesan yang ia terima.

Darren melirik ponselnya kembali. Entah apa isi pesan itu sampai- sampai membuatnya begitu penasaran. Pria itu kembali mengambil ponselnya dan membuka pesan.

Tangan Darren mengepal. Ponsel di tangannya hampir terbelah menjadi dua.

"Hector!" seru Darren memanggil asisten pribadinya.

"Saya, Alpha!" Pria itu berdiri beberapa meter di hadapan Darren memberi hormat.

"Dimana Luna sekarang?" tanya Darren menahan emosinya.

"Lapor, Alpha. Luna sedang keluar," jawah Hector dengan penuh kehati-hatian.

"Cari tahu dimana Luna sekarang dan suruh beberapa warrior untuk menjemputnya."

"Baik," jawab Hector segera melaksanakan tugasnya.

*****

"Kau suka membaca buku juga ya?" ucap Alano membuka pembicaraan. Sudah beberapa menit keduanya sama-sama diam.

"Membaca buku cerita itu bukankah sudah biasa."

"Tidak juga. Sekarang orang akan lebih memilih menonton film daripada membaca."

"Tadi kenapa kau terlihat canggung di sana. Bukankah kita pernah mengobrol sebelumnya." Melihat Alice diam, Alano mencari topik pembahasan baru.

Alice mengalihkan pandangannya sembarang. "Aku hanya~ tidak menyangka saja kamu ada di tempat seperti itu."

"Kenapa?"

"Orang sepertimu kan bisa pergi ke toko-toko buku besar. Mana mungkin datang ke toko buku di wilayah terpencil." Penampilan Alano terlihat sederhana. Namun, dari merek-merek pakaian dan mobil yang ia kenakan, terlihat jelas pria itu bukan dari keluarga biasa.

"Apa salahnya? Setiap aku mencari buku, aku pasti di sana. Ada banyak buku yang tidak dapat aku temukan di toko lain?"

"Buku apa?"

"Kau lihat saja!" Alice memutar kepalanya melihat kursi belakang. Tampak beberapa buku tua tergelegak di sana.

Itu buku apa? Untuk apa dia membelinya?

"Rumahmu ada di sekitar sini?" tanya Alano membangunkan Alice dari lamunan "Aku bisa mengantarmu sampai rumah."

"Sesuai perjanjian, aku akan turun di halte," jawab Alice tak ingin ditawar lagi.

"Oke, baiklah," balas Alano mengalah. Harapannya untuk mengetahui rumah Alice kembali kandas.

Mobil berhenti di sebuah halte. Tak inggin lebih lama, Alice segera turun dari mobil. Gadis itu berdiri di halte sendirian. Alan yang masih di sana menurunkan kaca mobilnya. "Kau yakin tidak inggin aku antar," ucap pria itu dari dalam.

You Are My Luna (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang