3. Kabur

5.4K 387 5
                                    

Matahari sudah tenggelam. Burung-burung terbang kembali ke rumah. Namun tidak bagi Ryan. Tugasnya hari ini belum selesai dan entah akan selesai kapan.

Ryan mendecak kesal. Kenapa hari ini begitu banyak penyusup. Bukan hanya Rogue, para vampir juga melanggar perbatasannya. Jika sepupunya itu tahu akan hal ini, pasti ia akan dilengserkan dari jabatan.

"Kemana lagi kita sekarang?" lontar Ryan melontarkan pertanyaan yang sebenarnya tak ingin ia tanyakan sama sekali.

"Perbatasan bagian utara, Beta. Menurut laporan di sana tak sedikit vampir yang menyusup," jawab salah satu anak buahnya.

"Baiklah, kita segera ke sana." Tak ingin berlama-lama lagi, Ryan langsung menuju ke sana. Ia ingin segera menyelesaikan tugasnya itu lalu pulang ke pack hous untuk beristirahat.

Sesampainya di sana tak ada vampir atau Rogue yang terlihat, tapi aroma vampir tercium kuat di sana.

"Kita berpencar. Cari vampir ataupun Rogue yang menyusup. Jangan sampai biarkan mereka lolos," titah Ryan kepada akan buahnya.

Para Warrior segera berpencar sesuai perintah. Ryan pun ikut mencari keparat-keparat itu dengan mengandalkan penciumannya.

Ryan berjalan perlahan mengikuti aroma vampir yang memasuki indra penciumannya. Semakin lama aroma itu semakin kuat dan benar saja. Ada satu vampire yang tengah menyandra mangsanya telah di hadapannya sekarang.

Geerr..!!

Mendengar geraman Jack, serigala Ryan, vampir itu membalikkan kepalanya dan menatap geram Ryan kerena telah mengganggunya di saat ia hampir menyantap mangsanya itu.

Merasa terganggu, vampir itu melepeskan cengkramannya kepada gadis yang sudah tak berdaya yang sudah merosot ke tanah. Ia membalikkan badannya, berniat untuk menyerang Ryan.

Tak menunggu lama, Ryan membalas setiap serangan yang dilayangkan Vampir itu tanpa berganti shift. Tak butuh waktu yang lama, Vampir itu telah terkapar lemas tak bernyawa.

Selesai menghabisi kemparat itu, Ryan mengalihan pandanganya. Seorang gadis berkulit putih tergeletak di bawah pohon.

Tanpa keraguan, Ryan mendekati gadis itu. "Manusia," ucapnya menghirup aroma tubuh Alice dan kemudian mengecek nadinya. "Dia masih hidup." Pria itu terdiam. Sesaat kemudian ia mengangkat salah satu bibirnya. "Tapi tidak tau, setelah matahari terbenam esok apakah ia masih bisa bernapas lagi atau tidak."

"Beta!" ucap salah satu Warrior memberi hormat.

"Bawa wanita ini ke pack hous. Tempatkan dia di penjara bawah tanah," titah Ryan dengan kekuasaannya.

*****

Alice POV

Perlahan mataku terbuka. Apakah ini alam baka? Apakah aku sedah mati? Sepertinya tidak.

Aku melihat sekeliling, memastikan dimana aku sekarang. Terdapat tiga pria berdiri membelakangiku di depan sana. Sepertinya mereka yang membawaku ke sini. Inilah saat yang tepet untukku meloloskan diri.

Tanpa menimbulkan suara, perlahan kulangkahkakn kakiku menjauhi mereka. Hutan ini begitu gelap, tapi apa boleh buat. Aku harus tetep melengkahkan kakiku memasuki kegelapan.

Sudah satu jam aku berjalan tanpa arah. Untunglah mereka tidak mengejarku.

Aku menjatuhkan tubuhku dan bersandar di pohon. Tubuhku sudah lelah sekarang, lapar dan haus. Aku sudah tak mempunyai tenaga lagi untuk berjalan. Apakah aku bisa keluar dari sini?

You Are My Luna (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang