17

4.5K 501 87
                                    

Alhamdulillah bukan Jaerose yang terciduk.

200 VOTE!!

Terimakasih untuk semua yang sudah mendukung cerita ini 💞

Pukul berapa kalian baca?

SILENT READER BANYAK ☺️
JADI KASIHAN SAMA YANG RAJIN VOTE DAN KOMENTAR!
.
.
.
.
.

Sesuai dengan prediksi Rose dan dari pengalaman yang sudah-sudah, twins mengucapkan keinginannya pada Jaehyun. Helicopter dan kuda terus saja menjadi bahan perbincangan yang tidak ada hentinya, sejak Jaehyun pulang dari kantor.

Namun ada hal yang membuat Rose senang, suaminya tidak langsung mengiyakan permintaan twins. Bahkan tidak mendengarkan ucapan twins karena sibuk mengangkat telfon. Dan semakin senang saat Jaehyun pergi keruang kerja untuk melanjutkan pembicaraan, sedangkan twins melotot tak percaya.

"Ayahhhhh." Teriak twins namun Jaehyun menghiraukannya.

"Cuci kaki, sikat gigi dan baca doa habis itu tidur." Rose berusaha menyembunyikan raut bahagia saat twins yang kini sedang jengkel dan dongkol.

Dengan menghentakkan kaki twins menuju kamar dan melaksanakan perintah Rose. Biasanya harus ada bujuk rayu dulu baru dilaksanakan. Rose menuju kamarnya dan duduk menghadap meja rias, mengoleskan skincare malam perlahan.

Tak lama Jaehyun masuk kamar. Dia memandangi istrinya yang sedang melakukan rutinitas wajib sebelum tidur yang membuat wajahnya cerah dan awet muda.

"Mereka marah." Rose setelah selesai melakukan rutinitasnya.

"Tadi telfon penting untuk rapat besok dan ada tawaran tender tapi aku tolak." Meletakkan ponselnya dan menghirup aroma wangi tubuh Rose yang selalu membuatnya candu.

"Kenapa?" Ada dua alasan kenapa Jaehyun menolak. Pertama biasanya tender bernilai kecil, tidak lebih dari seratus lima puluh miliyar itu tandanya kecil. Kedua itu jika sang pemilik tender menawarkan putri mereka untuk menjadi istrinya, jelas itu langsung dia tolak. Pernah waktu itu terjadi dan langsung dia tolak padahal bernilai satu triliun namun dia mendapatkan ganti lima kali lipatnya.

"Terlalu kecil. Mama tanya twins minta apalagi selain lego tapi aku bilang tidak ada. Tadi aku sudah minta Mr. Woo untuk cari kuda yang terbaik sama helikopter. Untuk helikopter akhir bulan sudah ada tapi kalo kuda agak lama soalnya harus karantina dan adaptasi dulu." Rose sudah menduga sebab apapun permintaan twins pasti akan selalu dituruti.

"Beli berapa?" Sebuah pertanyaan yang sangat tidak masuk akal bagi mereka yang keuangannya sedikit. Tapi itu adalah pertanyaan wajar bagi Rose mengingat suaminya yang sangat loyal.

"Empat, untuk twins jelas dua dan dua lagi akan aku taruh di perusahaan untuk tambahan. Suruh twins pakai dulu yang ada di perusahaan." Rose baru ingat jika mereka sudah memiliki helikopter.

"Aku baru ingat. Mama juga punya kan?" Ibu mertuanya juga punya jika tidak salah dan biasanya juga parkir di belakang rumah. Kenapa dia baru kepikiran sekarang.

"Iya punya tapi dua bulan lalu dibawa ke Surabaya. Besok kalo sudah sampai taruh belakang rumah mama saja, sambil menunggu helipad kita jadi."

My ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang