Happy Reading
.
.
.
Tak ada yang tidak bersedih atas kejadian ini. Mereka tidak pernah menduga jika Wonwoo mengulangi kesalahannya lagi. Kesalahan untuk mengakhiri hidupnya seperti sebelumnya. Mungkin ini untuk yang kesekian kalinya. Dulu Wonwoo yang terlihat begitu kacau tak pernah terlihat akan mengakhiri hidupnya, namun sekarang Wonwoo yang terlihat baik justru senekad ini mencoba mengakhiri hidupnya. Faktanya Wonwoo tidak pernah terlihat baik, anak itu seolah sengaja untuk mempersiapkan diri dan membuat mereka ketakutan.
Saat ini semua keluarga nampak terlihat cemas. Wonwoo masih didalam ruang operasi yang telah berjam-jam lamanya. Tak ada tanda-tanda operasi selesai atau kabar dari dokter yang menanganinya. Para tim medis seolah sengaja membuat mereka cemas sekaligus ketakutan setengah mati. Selama perjalanan menuju Rumah sakit, tim medis yang menanganinya sempat kehilangan detak jantugnya beberapa kali. Hingga sampai di tempat tujuan, kondisi Wonwoo semakin memburuk.
Wonwoo telah banyak kehilangan darah dan benturan dikepalanya membuatnya harus menjalani operasi atas luka yang cukup serius. Tak hanya kepala, bahkan beberapa organ lainnya terluka. Dokter mengatakan jika Wonwoo selamat tidak akan sampai lima puluh persen. Ayolah siapa yang akan selamat ketika terjatuh dari ketinggian yang cukup tinggi ? Logikanya hanya kematian yang akan menjemput. Seperti sekarangpun, dokter berharap jika keluarga pasien dapat mengikhlaskan kepergiannya. Jikapun Wonwoo selamat, besar kemungkinan ia akan cacat.
Nyonya Kim tak berhenti menangis. Kedua matanya bengkak akibat menangisi anak malangnya. Wanita cantik itu tidak menduga jika sang anak melakukan ini dengan nekad. Padahal pagi tadi sebelum berangkat sekolah Wonwoo terlihat baik-baik saja dan tidak menampakkan diri jika ia akan melakukan ini. Untuk pertama kalinya wanita cantik itu begitu ketakutan terhadap sang anak dan tidak ingin jika anak semata wayangnya itu pergi meninggalkannya. Ia tidak siap dan tidak akan pernah siap.
Lalu yang jadi pertanyaan sekarang, mengapa wanita cantik itu tidak mengijinkan Wonwoo untuk pergi ? Padahal dulu ia yang menginginkan Wonwoo pergi sejauh mungkin darinya, malah jika perlu mati sekalian. Bukankah ini yang diinginkannya ? Mengapa harus repot-repot tidak mengijinkannya untuk pergi ? Apa Nyonya Kim tidak sadar dengan perkataanya waktu itu ? Wonwoo begitu kesakitan akibat perkataannya itu, hingga saat ini siapa yang harus disalahkan ?
"Maafkan eomma, Wonwoo-ya. Bertahanlah eomma mohon." isak Nyonya Kim yang berada dalam rangkulan sang sahabat, tak lain adalah ibu angkat Wonwoo. Mungkin sekarang telah menjadi ibu tiri Wonwoo.
Begitupula dengan Seungcheol yang juga tengah menenangkan Mingyu. Terlihat anak itu terus melamun dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia tahu jika Mingyu mengalami shock akibat kejadian ini. Apalagi Mingyu melihat langsung Wonwoo yang terkapar tak berdaya dengan berlumuran darah. Ini bukanlah hal baik untuk adiknya. Ingin sekali Seungcheol mengajaknya bicara, namun ia urungkan. Mingyu tidak akan mau melakukannya. Begitupula dengan Soonyoung yang terus diam dengan air mata yang tak berhenti mengalir dari kedua matanya. Sangat disayangkan sekali Wonwoo menjatuhkan diri tepat didepannya.
Tuan Kim ? Pria paruhbaya itu tengah berada diruang operasi dan mendonorkan darahnya secara langsung. Wonwoo begitu banyak kehilangan darah dan hanya darah Tuan Kim yang sama dengannya. Didalam sana Tuan Kim melihat bagaimana anak yang ia telantarkan tengah berjuang seorang diri. Kedua mata itu tertutup begitu tenang, namun membuat ia sangat takut. Ia takut jika Wonwoo tidak membuka kedua matanya lagi. Ia belum menebus segala kesalahannya kepada anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]
Fanfiction[OPEN PRE-ORDER TANGGAL 1-7 SETIAP BULANNYA ] Dia tidak mengerti mengapa kehidupannya berbeda. Ada luka yang terus berulang tanpa tahu dengan apa ia dapat mengobatinya. Luka batin saat dimana ia dikucilkan, diabaikan, sampai tak diharapkan. Dia san...